Tampilkan postingan dengan label misa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label misa. Tampilkan semua postingan

10 Juni 2012

Misa Penutupan Sarasehan Ekaristi (10 Juni 2012)

Minggu kemarin, 10 Juni 2012, paduan suara Archangeli diberi kesempatan untuk berpartisipasi sebagai petugas koor dalam Misa penutupan Sarasehan Ekaristi (nama halus dari Kongres Ekaristi) Keuskupan Agung Jakarta. Misa dan Adorasi Ekaristi dipimpin oleh Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo. Pada kesempatan ini Archangeli bergabung dengan koor Ancilla Domini, dari mahasiswa katolik Universitas Bina Nusantara.

Yang menarik dari Misa tersebut adalah lagu-lagunya yang liturgis, kebanyakan diambil dari Puji Syukur, dan sama sekali tidak ada sentuhan lagu pop profan yang seringkali dikeluhkan banyak orang. Alat musik yang digunakan pun adalah organ, bukan yang lain. Harapannya Misa seperti ini akan menjadi contoh bagi seluruh keuskupan. Daftar lagunya adalah sebagai berikut:
Pembukaan:
PS 320 Awalilah Kurban-Mu
PS 335 Datanglah Ya Tuhan
Tuhan Kasihanilah Kami:
PS 351 Misa Kita II
Kemuliaan
PS 352 Misa Kita II
Sekuensia:
PS 556 Sion, Puji Penyelemat
Syahadat:
PS 374 Credo III
Persiapan Persembahan:
PS 377 Kami Unjukkan
PS 384 T'rimalah Persembahan Kami
Kudus:
PS 392 Misa Kita II
Bapa Kami:
PS 405 Bapa Kami Rawaseneng
Anak Domba Allah:
PS 413 Misa Kita II
Komuni:
Ave Verum Corpus (William Byrd)
Though We Are Many (Hymne Kongres Ekaristi Internasional 2012)
Ekaristi (Hymne Tahun Ekaristi KAJ 2012)
O Salutaris Hostia (Charles Gounod)
Adorasi Ekaristi:
PS 560 Allah yang Tersamar
Tiga lagu Taize: Tinggallah Bersama Aku, Pujilah Tuhan, & Dalam Tuhan Aku Bersyukur
PS 559 Tantum Ergo
Anima Christi (Marco Frisina)
Penutup:
Mars Arah Dasar Pastoral KAJ
Mari Berbagi

Pada kesempatan ini saya akan membagikan tiga teks lagu yang kami nyanyikan kemarin: Ave Verum Corpus (klik untuk download), O Salutaris Hostia (iringan klik di sini), dan Anima Christi (iringan klik di sini). Teks Though We Are Many tidak saya sediakan karena statusnya yang tidak free license. Youtube dari lagu2 ini bisa didengar berikut ini:



25 Mei 2011

Veni Creátor Spíritus / Datanglah Ya Roh Pencipta

Tahun ini kebagian tugas Hari Raya Pentakosta. Lagu wajibnya jelas Veni Creator Spiritus yang ada di PS 565/566, juga ada Utuslah Roh-Mu ya Tuhan untuk mazmur tanggapan. Selain itu rasanya tidak banyak pilihan yang 'enak' walaupun sebenarnya cukup banyak juga.

Banyak kelompok koor mencari lagu baru untuk dijadikan alternatif, pertama karena stok yang ada dirasa "kurang menantang" sehingga dibutuhkan penyegaran. Dalam banyak kasus, kurangnya tantangan ini bisa ditangkal dengan mengaransemen ulang lagu yang sudah ada agar lebih fresh. Bisa juga dengan mencari versi asli dari lagu yang sudah ada, seperti O Esca Viatorum yang merupakan versi asli dari PS 434 Santapan Peziarah, atau Veni Veni Emmanuel yang merupakan versi asli PS 443 O Datanglah Imanuel.

Cara lainnya adalah membuat lagu baru dengan menggunakan syair yang sudah ada, dan inilah yang saya lakukan kali ini. Berdasar pengalaman menggunakan syair bahasa Latin, biasanya akan menemukan kesulitan ketika ingin dibuat versi bahasa Indonesia, atau sebaliknya. Hal ini terjadi karena ketika membuat tidak memperhatikan aksentuasi kata. Aksentuasi ternyata tidak bisa diabaikan dalam proses pembuatan lagu karena sangat berperan pada penekanan sukukata pada kata-kata penting yang akan berpengaruh pada kejelasan artikulasi ketika dinyanyikan.

Dalam bahasa Indonesia memang tidak banyak orang yang paham bagaimana aksentuasi yang tepat, namun dalam bahasa Latin hal ini lebih mudah diketahui dengan penulisan tanda petik ( ' ) di atas huruf vokal pada sukukata yang mendapat penekanan. Maka kita bisa melihat alasan kenapa di Puji Syukur, bukan ditulis "veni creator Spiritus" melainkan "veni Creátor Spíritus".

Belajar dari kesalahan di masa lampau, saya mencoba membuat Veni Creátor Spíritus (klik untuk download) dengan memperhatikan aksentuasi, walau mungkin belum sempurna. Dengan memperhatikan aksentuasi pada nada-nada yang diberikan tekanan, dengan mudah pula bisa dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia sesuai terjemahan di Puji Syukur menjadi Datanglah Ya Roh Pencipta (klik untuk download).

Pola nyanyian tetap berusaha mengikuti bentuk tradisional, yakni menggunakan melodi yang sama pada setiap bait. Improvisasi dilakukan pada setiap bait.

Selain itu, dulu juga pernah membuat lagu tema Roh Kudus berjudul Roh Kudus, Datanglah yang syairnya berdasarkan sekuensia Pentakosta Veni Sancte Spiritus.

Silahkan didownload dan dicoba, semoga berkenan.

11 Maret 2011

Medley untuk Hari Raya Paskah



Ternyata, punya banyak stok lagu tidak menjamin bebas bingung ketika menyiapkan tugas Malam Paskah. Kebingungan ini disebabkan terlalu banyak pilihan, yang terkadang tidak sesuai dengan kondisi dan minat anggota koor. Apalagi kalau anggotanya bukan banci tampil yang maunya tampil meriah dan mewah waktu tugas hari besar, namun sebaliknya malah lebih senang gak tugas atau yang bebannya tidak terlalu berat. Namun apa mau dikata, rupanya romo dan umat juga rindu koor yang bisa memeriahkan misa hari besar.

Dari situasi ini muncul ide untuk membuat lagu meriah. Tadinya mau membuat rangkaian medley PS 519, 521, dan 528; yang kalau jadi pasti benar-benar meriah. Tapi persoalannya, saya sebenarnya tidak terlalu suka dengan lagu yang meriah. Saya lebih suka lagu yang solemn (di dokumen liturgi malah diterjemahkan jadi meriah), yang megah, agung, dan tidak mengundang tepuk tangan. Sebaliknya umat dapat merasakan keagungan upacara liturgi dan tidak merasa sedang menonton konser.

Kemarin tidak sengaja saya dengar lagu "All Creation of Our God and King" aransemen John Rutter yang walaupun lagunya sederhana tapi bisa dibuat megah. Dari situ saya terinspirasi memadukan lagu ini yang kebetulan ada padanannya di PS 525, walaupun berbeda sedikit. Kebetulan nyambung dengan lagu favorit saya, Regina Caeli, lagu gregorian pertama yang bisa saya hafal :)). Jujur saja, memang ada sedikit adaptasi di bagian akhir lagu yang berasal dari aransemen John Rutter (ngaku duluan aja sebelum dituduh hahaha)

Kalau anda mendapat tugas Paskah dan masih bingung nyanyi lagu apa, silahkan coba medley PS 624 Regina Caeli dengan PS 525 Mari, Bersukacitalah. Lagu ini saya buat lengkap dengan iringan dengan register pipe organ. Kalau yang sudah terbiasa mengiringi dengan iringan Puji Syukur pasti tidak terlalu bermasalah.

Seperti biasa, walaupun cukup panjang, teks ini tidak dilengkapi tanda dinamika dan tempo (kecuali sedikit di bagian akhir), sehingga memberi peluang bagi para dirigen mengkreasikan lagu ini.

Di teks ini Regina Caeli dinyanyikan dua kali: pertama, dinyanyikan gregorian unison; kedua, diulangi lagi dengan variasi paduan suara homofon. Iringan disediakan untuk mengiringi bagian kedua Regina Caeli, namun sesungguhnya akan lebih baik tanpa iringan. Jadi iringan bersifat opsional saja. Harapan saya, Regina Caeli baik gregorian maupun koornya bisa dinyanyikan dengan megah dan agung. Berhubung saya bukan seorang juru ketik yang rapi :D, jadi teks not angka saya buat tanpa birama. Kalau digunakan garis birama malah jadi kurang rapi.

Lagu kedua Mari Bersukacitalah bisa dinyanyikan dengan lebih ringan tanpa meninggalkan kesan megah dan agung yang sudah dibangun dari lagu sebelumnya. Kalau melihat teks dari Puji Syukur, lagu ini tanpa birama. Saya tambahkan birama walaupun gonta-ganti untuk memudahkan.

Dua lagu free rhythm digabungkan, benar-benar bebas interpretasi, jadi tergantung para dirigen mengkreasikan lagu ini.

Silahkan mencoba, dan selamat mempersiapkan Hari Raya Paskah....

NB: kalau link di atas tidak bisa, coba di-refresh :D

24 Januari 2011

Santapan Peziarah / O Esca Viatorum

Salah satu lagu favorit saya di Puji Syukur adalah Santapan Peziarah (PS 434). Lagu itu sederhana dan indah sekali, baik dinyanyikan 4 suara maupun unisono sekalipun. Siapa sangka beberapa minggu lalu tidak sengaja saya menemukan teks lagu tersebut dalam bahasa Latin. Memang sebelumnya luput dari perhatian ternyata lagu Santapan Peziarah bersumber dari teks Latin berjudul O Esca Viatorum.

Saya salin dari notasi balok ke notasi angka, bisa download di sini.

Salve Mater

Minggu-minggu terakhir ini saya membuat lagu Salve Mater dan selesai kemarin. Silahkan download di sini. Mohon maaf belum ada terjemahannya karena ada beberapa kata yang saya kurang yakin terjemahannya. Jadi kalau anda bisa membantu menterjemahkan ke bahasa Indonesia, terima kasih sekali :D.

Syair lagu ini adalah pujian kepada Maria, Bunda Allah, maka cocok dinyanyikan untuk perayaan-perayaan Maria. Bisa juga dinyanyikan untuk mengiringi doa pengantin kepada Bunda Maria.

16 Desember 2010

Nyanyian untuk Katekese Ekaristi

Sekitar sebulan lalu saya mengikuti Rapat Kerja Komisi Liturgi Keuskupan Regio Jawa & Tanjung Karang di Wisma Samadi, Klender, Jakarta Timur yang mengambil tema "Pengalaman akan Misteri Ekaristi". Salah satu rekomendasi yang dihasilkan raker tersebut adalah menggiatkan katekese tentang Ekaristi, yang dirasa selama ini masih kurang. Diharapkan dengan pemahaman yang memadai akan kehadiran nyata Kristus dalam rupa roti, kualitas perayaan Ekaristi dapat semakin ditingkatkan dan dengan demikian umat dapat merasakan pengalaman akan Misteri Ekaristi.

Ketika membicarakan katekese, berarti erat hubungannya dengan pengajaran. Maka katekese Ekaristi berarti pengajaran tentang Ekaristi. Bagaimana cara mengajarnya? Tentu banyak cara yang bisa ditempuh. Di paroki tahun depan akan ada beberapa kegiatan yang berhubungan langsung dengan katekese Ekaristi ini. Namun saya mencoba melakukan sesuatu yang lain tapi lazim, yakni menuangkan pengajaran ini pada bentuk lagu. Saya memang bukan seorang katekis, tapi paling tidak sejak persiapan mengikuti raker, pelaksanaan dan sesudahnya saya berhasil memiliki pengalaman akan misteri Ekaristi yang sedikit banyak mengubah hidup dan cara pandang saya terhadap liturgi.

Dari pengalaman tersebut saya buatkan sebuah lagu yang (mudah-mudahan) cukup sederhana sehingga bisa dinyanyikan semua kalangan, bisa download di sini. Lagu ini (mudah-mudahan lagi) cukup easy listening, sehingag juga bisa dinyanyikan dengan format band, gitaran, atau piano. Tidak seperti biasanya, saya tambahkan chord pada teks ini untuk memudahkan. Namun demikian teks ini tetap saya buat dalam format paduan suara.

Syair dari lagu ini adalah perpaduan dari ajaran resmi Gereja tentang Ekaristi dan teks Kitab Suci khususnya dari Yohanes bab 6. Berikut ini syairnya:

EKARISTI

Ekaristi: ucapan syukur kepada Allah
atas karya penebusan-Nya sejak awal dunia.
Ekaristi: kenangan kurban wafat Kristus
yang t'lah bangkit dan naik ke surga dan akan kembali.

Reff:
Inilah roti hidup dari surga yang sungguh nyata tubuh Tuhan kita
yang diberikan kepada dunia s'bagai penebus dosa manusia.
Barangsiapa makan roti ini mendapat hidup dan tak akan mati
seperti janji Yesus pada kita:
yang makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya akan hidup selamanya

Ekaristi: makanan surgawi untuk manusia
tiada tara kemuliaan-Nya: Sakramen Mahakudus
Ekaristi: sumber kehidupan bagi Gereja
yang dipuji dan patut disembah, sekarang, selamanya

Ekaristi menyatukan kita dalam himpunan
Satu iman, satu harapan di dalam Kristus, Tuhan
Ekaristi menjadikan kita makin sempurna
dalam Tuhan kita akan hidup dan tak akan mati

Demikian.... semoga bermanfaat...

07 Desember 2010

Ave Verum - Edward Elgar

Ave verum corpus natum de Maria Virgine
Vere passum immolatum in cruce pro homine
.....

Orang yang tahu syair ini biasanya mengenal sebagai karya musik ciptaan W.A. Mozart. Saya sendiri baru beberapa bulan lalu paham kalau syair lagu yang dibuat Mozart ternyata tidak lengkap. Walau sudah cukup lama ngeh syair ini awalnya dari versi Gregorian, tapi saya tidak pernah mendengarnya. Baru beberapa hari lalu saya mendengar versi gregorian dan jatuh cinta.

Dan baru tadi pagi saya mendengar versi lain ciptaan Edward Elgar yang tidak kalah indahnya dari ciptaan Mozart dan lebih mudah dicerna dan dilatih. Karena tidak terlalu sulit, jam makan siang tadi saya mengetik lagu ini, silahkan download di sini. Dalam teks tersebut saya lampirkan juga iringannya. Lagu ini setahu saya dibuat sebagai pengiring penyembahan kepada Sakramen Mahakudus, dan cocok juga untuk lagu pengiring komuni.

Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan saya sanggup membuat versi lain yang lebih mudah lagi khususnya untuk koor-koor lingkungan yang kemampuannya terbatas.

06 Desember 2010

Nyanyian Gregorian Berbahasa Latin untuk Perarakan Komuni

Teks ini berisi empat nyanyian gregorian dalam not angka yang bisa digunakan untuk mengiringi perarakan komuni atau adorasi kepada Sakramen Mahakudus:
1. Adoremus In Aeternum
2. Adoro Te Devote
3. Anima Christi
4. Ave Verum Corpus

Semuanya bisa download di sini. Saya sendiri sangat terkesan dengan Ave Verum Corpus yang sangat indah. Mungkin lagu ini yang akan saya pilih untuk tugas kami mendatang.

Selamat menikmati :D:D

30 November 2010

Veni, Veni Emmanuel

Pada masa adven seperti sekarang ini, selalu muncul pertanyaan yang sama kalau mempersiapkan tugas: "Nyanyi lagu apa ya?" Pertanyaan yang mengada-ada sebenarnya karena, di Puji Syukur sudah tersedia lagunya walau tidak banyak yang familiar.

Apalagi banyak teman-teman koor dimanapun yang sering bertanya "Ada lagu adven gak?" Pertanyaan yang sukar dijawab juga karena stok lagu tentang tema ini memang tidak banyak juga apalagi dibandingkan dengan tema Prapaskah misalnya, yang selain tema sengsara juga bisa mengambil tema pertobatan.

Untuk tugas minggu depan, saya memutuskan untuk membuat sebuah variasi tentang lagu adven kesukaan saya O Datanglah Imanuel dari PS 443. Setelah saya tuliskan teks not angka gregorian dalam bahasa Latin, saya juga buatkan lagu ini untuk paduan suara, dalam bahasa Latin, yang mudah-mudahan tidak terlalu sulit. Silahkan download di sini.

Semoga bermanfaat dan menambah pilihan lagu untuk masa adven ini.

22 November 2010

Lagu Gregorian Berbahasa Latin untuk Masa Adven

Di buku Puji Syukur, nyanyian untuk Masa Adven terdapat mulai nomor 436 sampai 450. Berarti untuk masa 4 minggu itu hanya tersedia 15 lagu untuk dipilih. Nomor 436 dan 437 serupa tapi tak sama karena liriknya sama, hanya biramanya yang berbeda dan ada tambahan refren pada nomor 437. Dari syair tersebut saya buat lagu sendiri: Kiranya Langit Terbelah.

Nyanyian berbirama ada delapan lagu (nomor 442-445 dan 447-450) dan sisanya adalah lagu resitatif (nomor 438, 439, 440, 441, 446).

Dari semua lagu tersebut, ada tiga lagu yang syairnya berasal dari teks berbahasa latin, namun sayangnya di Puji Syukur hanya tersedia bahasa Indonesia saja. Ketiga lagu itu adalah:
  1. PS 438 HAI LANGIT, TURUNKAN EMBUN yang aslinya berjudul Rorate Caeli Desuper.
  2. PS 439 PENCIPTA BINTANG SEMESTA yang aslinya berjudul Creator Alme Siderum.
  3. PS 442/443 O DATANGLAH IMANUEL yang aslinya berjudul Veni, Veni Emmanuel.
Guna menambah khazanah pilihan lagu untuk masa adven, saya berinisiatif menuliskan PS 438, 439, dan 443 dalam not angka dan bahasa Latin. Untuk PS 442 saya belum bisa menemukan sumber lain dalam notasi gregorian.

Untuk mendapatkan teks ketiga lagu tersebut dalam not angka dan bahasa Latin, anda bisa download di sini. Khusus Veni, Veni Emmanuel tampaknya memang ada berbagai versi urutan baitnya (seperti terlihat di 2 video paling bawah). Sumber yang saya pakai untuk mengetik teks ini adalah dari The Parish Book of Chant yang dikeluarkan oleh The Church Music Association of America.

Video Rorate Caeli :




Creator Alme Siderum:



Veni, Veni Emmanuel :



15 November 2010

Menyambut Masa Adven



Dulu waktu saya SD setiap masa adven selalu menyanyikan PS 436/437 Kiranya Langit Terbelah. Namun herannya setelah tumbuh besar saya menyadari bahwa koor-koor paroki jarang sekali menyanyikan lagu ini. Hal ini yang memancing saya sekitar 2 tahun lalu untuk membuat lagu yang syairnya saya ambil dari Kiranya Langit Terbelah ini, karena memang syairnya begitu indah, tentang penantian pada Sang Juruselamat.

Kiranya langit terbelah; ya Jurus'lamat datanglah,
bukalah surga segera, buanglah palang pintunya.

O, turun seperti embun, sirami ladang bumi-Mu;
curahkanlah anugerah, Raja yang adil, datanglah!

Hai bumi, kau terbukalah! Gunung, lembah menghijaulah!
Agar darimu bersemi Bunga selamat abadi.

Engkau dinanti dunia. Kedatangan-Mu kapankah?
Dari takhta-Mu turunlah; hiburkan kami yang resah.

Ya Surya Pagi yang cerah, biar fajar-Mu merekah;
mari, terbitlah cemerlang, halaulah kabut yang kelam.

Dirundung duka kemelut, kami menghadap pintu maut.
Umat-Mu, Tuhan, tuntunlah ke negeri sejahtera.

Di sana kami bersyukur memuliakan nama-Mu,
ya Penebus manusia, sampai selama-lamanya.


Kemarin tidak sengaja saya menemukan teks lagu ini, dan seketika langsung terpikir membuat versi acapella-nya, dengan memakai suara manusia untuk intro, sedangkan bagian lainnya tetap sama. Setelah utak-utik sana-sini, jadilah Kiranya Langit Terbelah versi acapella.

Selamat menikmati dan menjalani masa adven.

21 Oktober 2010

MENYIAPKAN LITURGI PERKAWINAN

Banyak orang yang bingung menyiapkan saat perkawinan mereka, karena banyak yang harus mereka urus baik menyangkut unsur-unsur pokok sebuah perkawinan, maupun unsur-unsur pendukungnya. Unsur-unsur pokok dalam sebuah perkawinan katolik adalah penerimaan Sakramen Perkawinan di hadapan pejabat Gereja, yang untuk menuju kesana pun ternyata harus melalui jalan yang sama sekali tidak mudah, dan seringkali membingungkan.

Terkadang banyak pasangan yang tidak terlalu memperdulikan unsur pokok ini, dan cenderung lebih memperhatikan unsur tambahan seperti resepsi dan bulan madu. Padahal tanpa yang pokok ini, yang tambahan tidak akan berarti apa-apa. Lewat yang pokok inilah cinta mereka disatukan oleh Tuhan sendiri.

Lewat tulisan ini saya ingin membagikan pengalaman saya kepada anda semua yang akan menikah atau diminta menjadi panitia perkawinan teman atau saudara anda. Pengalaman yang saya bagikan terbatas pada unsur-unsur pokok saja. Semoga tidak membuat anda tambah bingung.


APA YANG PERLU DISIAPKAN PERTAMA KALI

  1. Anda harus punya pasangan dulu yang akan anda ajak menikah. Disarankan: Pasangan ini harus berbeda kelamin dengan anda, dan harus berada dalam posisi bebas, alias masih lajang, atau sudah pernah menikah namun dimungkinkan oleh hukum Gereja untuk menikah lagi. Tidak disarankan: Pasangan dengan kelamin yang sama. Gereja Katolik sangat menentang perkawinan sejenis . Jangan pula menikahi anak di bawah umur, karena dapat membawa anda masuk penjara.
  2. Tentukan tanggal perkawinan anda dan romo yang akan memimpin liturgi perkawinan. Disarankan: Selama ini yang lazim dilakukan adalah misa khusus untuk perkawinan. Namun, Gereja memiliki beberapa aturan yang tidak memungkinkan pada hari-hari tertentu dilangsungkan misa perkawinan, yang terkadang tidak dipatuhi oleh para romo. Ada juga keuskupan tertentu yang melarang misa khusus untuk perkawinan, sehingga perkawinan dilangsungkan tanpa misa. Hal-hal seperti ini tentu perlu dikomunikasikan dengan romo yang akan memimpin perkawinan anda, atau romo paroki tempat anda domisili atau romo paroki tempat anda akan melangsungkan perkawinan. Terbuka pula kemungkinan melangsungkan perkawinan pada salah satu misa umat. Bisa juga dalam misa perkawinan memakai rumus bacaan dan doa hari Minggu supaya umat yang menghadiri perkawinan anda sekaligus memenuhi kewajiban misa Minggu. Sekali lagi, komunikasikan dengan romo paroki anda. Tidak disarankan: Menentukan tanggal perkawinan tanpa sebelumnya berkomunikasi dengan romo-romo tersebut di atas. Pernah terjadi sepasang calon pengantin menghadap romo, minta melangsungkan perkawinan pada tanggal tertentu. Ternyata pada tanggal tersebut jadwal perkawinan di gereja maupun jadwal romonya sendiri sudah penuh. Padahal calon pengantin ini sudah membooking gedung resepsi, catering, dekorasi, dll. Jadi sebelum mengurus unsur tambahan (resepsi dll) pastikan dulu unsur pokoknya terpenuhi dengan baik.
  3. Pilih gereja tempat melangsungkan perkawinan. Disarankan: Jika paroki anda sudah punya gedung gereja sendiri, pakailah itu saja. Terkadang ada pasangan yang memiliki memori tertentu di sebuah gereja kemudian memilih gereja tersebut. Atau bisa juga karena pertimbangan estetika dan keindahan, kemudian memilih gereja yang dapat memenuhinya. Seperti ini sama sekali tidak dilarang. Hanya juga perlu dipertimbangkan seberapa jauh lokasi gereja itu dari tempat domisili anda dan keluarga serta orang-orang yang akan anda undang untuk ikut menghadiri perkawinan anda. Jika terlalu jauh bukankah malah merepotkan? Tidak disarankan: Memilih gereja protestan, apalagi merayakan misa di situ.
  4. Penuhi semua persyaratan administrasi tanpa kecuali. Disarankan: Temui petugas sekretariat paroki untuk bertanya tentang apa saja yang harus dipenuhi dalam persiapan perkawinan. Sekretariat paroki tentu akan memberitahu langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh. Jika anda dan pasangan anda berbeda paroki atau bahkan berbeda keuskupan, sering-seringlah bertanya karena sangat mungkin lain paroki/keuskupan lain pula aturan administrasinya. Biasanya yang harus dipenuhi adalah: surat pengantar ketua lingkungan domisili, surat baptis yang diperbarui (minta ke paroki tempat dibaptis), mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan (untuk ini juga ada syarat administrasi tertentu), fotocopy akta kelahiran, kartu keluarga dll, pas foto, dan setelah semuanya itu selesai baru memasuki tahap penyelidikan kanonik. Setelah penyelidikan kanonik, dan oleh romo yang memeriksa dinyatakan boleh menikah, baru nama anda dan pasangan anda akan diumumkan 3 minggu berturut-turut di gereja. Bila pasangan anda beda gereja atau beda agama, proses dan syaratnya tentu akan lebih banyak dari yang saya paparkan ini. Tidak disarankan: Bertanya kepada teman atau orang tua jika tidak tahu. Tanyakan langsung kepada sekretariat paroki. Ingat kata pepatah, “Malu bertanya sesat dijalan.”

JENIS PERAYAAN PERKAWINAN

Jika semua persyaratan administrasi sudah anda penuhi, saatnya memikirkan liturgi perkawinan. Perayaan liturgi yang baik adalah perayaan yang bisa menghasilkan buah yang baik. Menghasilkan buah berarti dalam perayaan itu siapa saja yang hadir dapat memetik manfaat dan dari situ membuat hidup rohaninya menjadi lebih baik.

Dalam perayaan liturgi perkawinan, buah yang baik ini diharapkan pertama-tama dipetik oleh pasangan yang menikah, kemudian baru seluruh umat yang hadir. Untuk menghasilkan buah yang baik, sebuah perayaan liturgi tentu harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya pula.

Ada alternatif apa saja untuk melangsungkan perayaan perkawinan?

  1. Penerimaan Sakramen Perkawinan dengan misa yang tidak memenuhi kewajiban hari Minggu
  2. Penerimaan Sakramen Perkawinan dengan misa yang memenuhi kewajiban hari Minggu
  3. Penerimaan Sakramen Perkawinan di tengah misa umat hari Minggu
  4. Penerimaan Sakramen Perkawinan tanpa misa

Untuk bisa memahami istilah-istilah di atas, perlu dijabarkan secara sederhana:

  • Bagian pokok dari misa adalah Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi, dengan Ritus Pembuka dan Ritus Penutup sebagai bagian pendukung.
  • Penerimaan Sakramen Perkawinan dengan misa (baik yang memenuhi maupun tidak memenuhi kewajiban hari Minggu, maupun di tengah misa umat hari minggu) tetap terdiri dari dua bagian pokok tersebut, dengan ditambahkan Liturgi Perkawinan di tengahnya. Sehingga susunannya menjadi Ritus Pembuka-Liturgi Sabda-Liturgi Perkawinan-Liturgi Ekaristi-Ritus Penutup.
  • Penerimaan Sakramen Perkawinan dengan misa yang tidak memenuhi kewajiban hari Minggu, berarti dalam perayaan tersebut semua doa, bacaan dan lagu memakai tema perkawinan. Kebanyakan perkawinan, khususnya di Jakarta, memakai jenis ini, dan dapat dilangsungkan pada hari apa saja kecuali hari-hari tertentu yang melarang dilangsungkan perkawinan.
  • Penerimaan Sakramen Perkawinan dengan misa yang memenuhi kewajiban hari Minggu, hanya bisa dilangsungkan pada hari Minggu, dengan jam khusus yang berbeda dari misa reguler. Berarti doa, bacaan, dan lagu menggunakan rumus misa hari Minggu tersebut. Salah satu bacaan dapat dipilih dengan tema perkawinan. Begitu juga lagu-lagu setelah berkat penutup dapat memakai lagu tema perkawinan.
  • Penerimaan Sakramen Perkawinan di tengah misa umat hari Minggu, berarti mengambil jam dimana misa biasa dilangsungkan, dengan semua doa, bacaan, dan lagu dari rumus misa hari itu. Setelah homili dilangsungkan Liturgi Perkawinan untuk mempelai yang menikah. Dan setelah itu misa seperti biasa.
  • Penerimaan Sakramen Perkawinan tanpa misa menghilangkan Liturgi Ekaristi, sehingga susunannya: Ritus Pembuka-Liturgi Sabda-Liturgi Pernikahan-Ritus Penutup.
  • Manapun jenis yang anda pilih tidak berpengaruh apapun terhadap Sakramen Perkawinan yang akan anda terima.

Apa saja bagian pokok dan pelengkap dari Liturgi Perkawinan?

Bagian pokok dari Liturgi Perkawinan adalah:

  1. Pernyataan kesediaan mempelai, bahwa pernikahan yang akan dilangsungkan sungguh dengan ikhlas hati, dan bersedia menjadi orang tua yang baik serta mendidik anak-anak secara katolik. Bentuk pernyataan sendiri dapat berupa tanya jawab, bisa juga dengan satu pernyataan utuh.
  2. Kesepakatan pernikahan, dimana kedua mempelai saling mengucapkan janji nikah. Pengucapan janji nikah ini boleh memilih dari bentuk yang ada:
    • Dalam bentuk pengambilan sumpah,
    • Saling berjabat tangan,
    • Tanya jawab.
  3. Peneguhan oleh imam, bahwa pernikahan yang dilangsungkan adalah pernikahan katolik yang sah.
  4. Doa untuk mempelai. Bagian ini dapat dipindahkan setelah Bapa Kami.

Bagian pelengkap dari Liturgi Pernikahan adalah:

  1. Pemberkatan dan pemasangan cincin
  2. Pemberkatan dan pemberian kitab suci, salib, rosario, patung rohani.
  3. Sungkem kepada orang tua

PETUGAS LITURGI

Setelah anda memilih alternatif mana yang anda pilih dan disetujui oleh romo, saatnya anda memilih dan menentukan petugas-petugas untuk membantu kelancaran, kekhidmatan dan keagungan pernikahan anda. Inilah petugas yang anda butuhkan:

1. Romo. Tentu saja setiap perayaan sakramen memerlukan romo. Anda bisa pilih romo paroki anda, romo yang dekat dengan anda, atau romo yang kebetulan masih keluarga anda, atau bahkan romo paroki tetangga yang tidak anda kenal. Manapun yang anda pilih tetap utamakan komunikasi.

2. Saksi. Untuk sahnya pernikahan katolik diperlukan dua orang saksi untuk menyaksikan pernikahan. Identitas saksi ini biasanya harus sudah jelas saat penyelidikan kanonik. Kehadiran saksi sesuai dokumen kanonik mutlak perlu, karena mereka nanti juga akan menandatangani dokumen tersebut. Saksi harus beragama katolik dan sebaiknya memiliki hidup berkeluarga yang baik dan patut dicontoh.

3. Kelompok koor. Manapun kelompok yang anda pilih, sebaiknya pertimbangkan faktor kedekatan anda/pasangan atau keluarga anda/pasangan dengan kelompok tersebut. Mereka yang punya faktor ini tentu akan bernyanyi dengan lebih berperasaan, bukan karena diberi sesuatu tapi karena ingin memberikan yang terbaik.

4. Pemain musik. Kebanyakan kelompok koor memiliki organis sendiri. Jika koor yang anda pilih sudah punya organis, anda tidak perlu repot memikirkan lagi. Tapi jika anda menginginkan lebih dari sekedar organis (misalnya orkes), anda perlu menyiapkan dana besar untuk menyewa pemain orkes.

5. Prodiakon. Pernahkah anda menghadiri misa pernikahan yang dihadiri banyak sekali umat, sementara romo sendirian membagikan komuni, antrian masih panjang tapi koor sudah kehabisan lagu? Jangan sampai ini terjadi pada pernikahan anda. Perhitungkan dengan cermat berapa kira-kira jumlah umat yang menghadiri pernikahan anda. Dan sekiranya cukup banyak, anda memerlukan prodiakon untuk membantu romo membagi komuni. Prodiakon tidak diperlukan jika umat yang hadir tidak terlalu banyak.

6. Misdinar / Putra Altar. Bagaimanapun bentuk perayaan yang anda inginkan, tetap memerlukan kehadiran seorang atau sepasang misdinar untuk membantu romo di panti imam.

7. Lektor. Setiap paroki pasti memiliki orang-orang yang dikhususkan untuk pelayanan sebagai lektor, yang bertugas membacakan bacaan pertama dan kedua dan kalau perlu, mazmur tanggapan. Idealnya merekalah yang bertugas sebagai pembaca bacaan pertama, sekalipun dalam perayaan pernikahan. Tugas ini bukanlah tugas adik atau kakak atau sepupu anda, yang belum tentu dapat membacakan dengan baik. Tugas ini adalah tugas lektor yang memang dilatih untuk itu. Sabda Allah yang dihidangkan kepada umat (tidak hanya anda sebagai pengantin) tentu perlu dihidangkan dengan sebaik-baiknya, dan bukan sembarangan. Sama seperti tidak semua orang boleh membagi komuni dalam Liturgi Ekaristi, begitu pula tidak semua orang boleh membaca Sabda Allah dalam Liturgi Sabda.

8. Koster. Jika anda menginginkan pernikahan yang agak beda dari yang sudah lazim dirayakan, sangat perlu dikoordinasikan dengan koster yang menyiapkan perlengkapan perayaan. Misalnya jika anda ingin sungkem tidak hanya kepada orang tua tapi juga kepada kakek nenek, tentu koster perlu menyiapkan kursi lebih banyak. Ingat pula bahwa terkadang koster juga mengoperasikan sound system gereja.

9. Penghias Altar. Ada paroki yang tidak mengijinkan dekorator profesional untuk menghias altar, hal ini dikarenakan hiasan altar juga bagian dari liturgi dan oleh karena itu juga perlu disiapkan dengan baik. Karena bunga itu juga tidak gratis, jika anda ingin lebih dari hiasan mingguan, juga perlu membayar lebih. Alangkah baiknya jika bunga pernikahan anda juga dapat dipakai untuk hiasan misa Minggu, hitung-hitung menyumbang untuk gereja.

10. Satpam/Penjaga Parkir. Di gereja tertentu, dimana berbagi ruang parkir dengan sekolah yang ada di sampingnya, persoalan parkir dan keamanan bisa menimbulkan masalah. Tanpa koordinasi, potensial terjadi penumpukan kendaraan atau bahkan mobil pengantin tidak bisa masuk pelataran gereja.

11. Wakil Keluarga. Wakil keluarga nantinya bertugas untuk menyerahkan pasangan pengantin kepada romo untuk diresmikan di awal perayaan pernikahan. Sebaiknya wakil keluarga ini dari kerabat dekat atau ketua lingkungan.

12. Petugas Persembahan. Jika anda menghendaki diadakan misa, maka perlu petugas pengantar persembahan. Idealnya yang dihantar adalah roti dan anggur saja. Jika pernikahan tanpa misa tidak perlu ada perarakan bahan persembahan.

13. Petugas Kolekte (fakultatif). Tidak semua paroki mengadakan kolekte saat perayaan pernikahan di jam khusus. Maka komunikasikan dengan romo paroki tempat dilangsungkan pernikahan.

14. Koordinator liturgi. Sekalipun anda menyiapkan segala sesuatunya dengan matang, pada saat pernikahan, anda berada di depan altar, di situ saja dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika terjadi sesuatu. Untuk itu anda membutuhkan seseorang atau panitia kecil yang bertugas untuk mencek segala sesuatu yang sudah anda siapkan. Misalnya koornya sudah siap atau belum, saksi apakah sudah hadir, sound system apakah sudah siap, dll. Orang seperti ini haruslah yang berpengalaman menangani kegiatan liturgi, misalnya prodiakon atau seksi liturgi lingkungan.

PERLENGKAPAN

Selain menentukan petugas, anda juga perlu menyiapkan benda apa saja yang dibutuhkan untuk perayaan pernikahan anda. Biasanya dalam setiap pernikahan ada barang-barang ini:

Disiapkan koster:

  • Wireless; Terkadang masalah sound system berpengaruh terhadap khidmatnya suatu perayaan. Jumlah microphone / wireless yang terbatas bisa mengganggu juga. Untuk itu tanyakan ke koster bisa menyediakan berapa microphone / wireless untuk liturgi pernikahan. Jumlah yang ideal adalah 3 buah: satu untuk romo, satu untuk pengantin pria dan satu lagi untuk pengantin wanita. Namun bisa juga 2 buah saja: satu untuk romo dan satu lagi bergantian pengantin pria dengan wanita.
  • Tempat air suci dan hisop; Seperti lazimnya perayaan pernikahan ada pemberkatan benda-benda rohani yang diperciki dengan air suci.
  • Bahan persembahan Piala dan tempat anggur; Sama seperti misa hari minggu. Jika anda ingin melibatkan lebih banyak petugas pengantar persembahan, anda juga dapat meminta sibori untuk dihantar saat persembahan.

Disiapkan pengantin

  • Cincin
  • Kitab Suci, Salib, Rosario
  • Buku Panduan; walaupun tidak harus ada, namun bisa sangat membantu pengantin maupun umat yang hadir. Sebaiknya isi buku panduan ini diambil dari teks resmi dan disetujui oleh romo yang akan memimpin perayaan.
  • Lilin untuk doa kepada Bunda Maria

PEMILIHAN LAGU

Hendaknya sungguh dihindarkan pemilihan lagu-lagu profan yang dinyanyikan artis-artis pop. Gunakanlah lagu liturgis yang memang diciptakan untuk keperluan liturgi, atau lagu-lagu yang syairnya diambil dari Alkitab atau sumber-sumber liturgi. Pemilihan lagu yang sembarangan tidak hanya mencederai kualitas perayaan, tapi juga menjadi contoh yang tidak baik bagi umat yang hadir. Ingat, fokus perayaan pernikahan bukan hanya pada dua insan yang hendak menikah, tapi juga Allah yang mempersatukan, sehingga lagu-lagunya pun harus senantiasa terarah kepada Allah Bapa yang mempersatukan itu.

PEMILIHAN BACAAN

Berikut ini pilihan bacaan untuk perayaan pernikahan :

TEMA 1 PUJIAN CINTA

BACAAN I:

Pilihan 1:Pembacaan dari kitab Kidung Agung 2:8-10.14.16a; 8:6-7a
Pilihan 2: Pembacaan dari surat pertama rasul Yohanes: 4:7-12
Pilihan 3: Pembacaan dari surat pertama rasul Paulus kepada umat di Korintus 12:31-13:8a

BACAAN INJIL :

Pilihan 1: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Yohanes 15:9-12 Pilihan 2: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Matius 22:35-40

TEMA 2 PERJANJIAN SETIA

BACAAN I:

Pilihan 1: Pembacaan dari kitab nabi Yeremia 31:31-32a.33-34a
Pilihan 2: Pembacaan dari surat rasul Paulus kepada umat di Efesus 5:2a.21-33
Pilihan 3: Pembacaan dari surat Rasul Paulus kepada umat di Roma 8:31b-35.37-39.
Pilihan 4: Pembacaan dari kitab Wahyu 19:1-9a

BACAAN INJIL : Inilah Injil Yesus Kristus menurut santo Matius 19:3-6

TEMA 3 KEBAHAGIAAN ITU BERKAT TUHAN DAN TANGGUNGJAWAB KITA

BACAAN I:

Pilihan 1: Pembacaan dari kitab Putera Sirakh 26:14.16-21
Pilihan 2: Pembacaan dari kitab Kejadian: 24:48-51.58-67
Pilihan 3: Pembacaan dari kitab Tobit: 8:5-10
Pilihan 4: Pembacaan dari surat rasul Paulus kepada umat di Kolose 3:12-17
Pilihan 5: Pembacaan dari surat pertama rasul Yohanes 3:18-24

BACAAN INJIL :

Pilihan 1: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Yohanes 15:12-16
Pilihan 2: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Yohanes 2:1-11


TEMA 4 CINTA MEMPERSATUKAN

BACAAN I:

Pilihan 1: Pembacaan dari kitab Kejadian 2:18-24
Pilihan 2:Pembacaan dari kitab Tobit 7:9c-10.11c-17
Pilihan 3: Pembacaan dari surat pertama rasul Petrus 3:1-9

BACAAN INJIL :

Pilihan 1: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Yohanes 17:20-26
Pilihan 2: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Markus 10:6-9

TEMA 5: CINTA BERKURBAN

BACAAN I:

Pilihan 1: Pembacaan dari kitab Kejadian 1:26-28.31a
Pilihan 2: Pembacaan dari surat rasul Paulus kepada umat di Roma 12:1-2.9-18
Pilihan 3: Pembacaan dari surat pertama rasul Paulus kepada umat di Korintus 6:13c-15a.17-20

BACAAN INJIL :

Pilihan 1: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Matius 5:13-16
Pilihan 2: Inilah Injil Yesus Kristus menurut santo Matius 7:21.24-29
Pilihan 3: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Matius 5:1-12a


PERAYAAN PERNIKAHAN

Tinggal satu hal yang mungkin paling ribet, namun krusial, yaitu bagaimana perayaan berjalan. Berikut ini saya sajikan perincian perayaan pernikahan mulai dari awal sampai akhir:

Persiapan sebelum perayaan

MC memberikan petunjuk

Petunjuk apa yang diberikan? Patut diingat bahwa dalam perayaan pernikahan, yang hadir di gereja tidak hanya yang katolik saja, tapi juga terkadang anggota keluarga non katolik. Terkadang mereka tidak tahu sikap yang wajar di dalam gereja, dan untuk itu perlu diberitahukan. Pengumuman supaya jangan makan minum di dalam gereja, mematikan handphone, atau menjaga ketenangan tetap perlu diumumkan sebelum perayaan berlangsung. Selain itu juga perlu diumumkan agar umat mengikuti tata gerak yang lazim berlaku, tidak hanya sebagai penonton, tapi juga turut aktif lewat tata gerak dan jawaban umat.

Penyambutan dan penyerahan pengantin

Ada dua model acara ini:

Pertama, penyambutan di pintu gereja, dimana imam dan misdinar berjalan ke pintu untuk menyambut mempelai, kemudian semuanya kirab menuju altar. Kalau cara ini yang dipilih, penyerahan dari wakil keluarga dilakukan di pintu gereja.

Kedua, imam dan pengantin pria menunggu di bawah panti imam, kemudian pengantin wanita berjalan masuk didampingi ayah atau walinya. Kalau cara ini yang dipilih, penyerahan dari wakil keluarga dilakukan setibanya pengantin wanita di bawah panti imam.

Selain itu dalam acara ini juga lazim dilakukan pemercikan air suci, yang juga tidak apa-apa jika tidak dilakukan.

RITUS PEMBUKA

Tanda salib dan salam

Pengantin dan umat berdiri.

Pengantar oleh imam

Tobat

Seperti halnya misa pada umumnya, cara tobat bisa bermacam-macam, bisa dengan Saya mengaku, mendaraskan mazmur, lagu Tuhan kasihanilah kami yang diselingi doa, bisa juga pemercikan air suci (Asperges Me)

Kemuliaan (jika menggunakan rumus misa Minggu)

Doa Pembuka

Pengantin dan umat berdiri

LITURGI SABDA

Bacaan Pertama

Pengantin dan umat duduk.

Mazmur Tanggapan

Sekarang ini sudah lazim mengganti mazmur tanggapan dengan lagu antar bacaan. Kebiasaan ini sungguh tidak tepat. Mazmur tanggapan adalah bagian pokok dari liturgi sabda, dan karenanya tetap perlu dinyanyikan atau didaraskan. Memang sampai saat ini masih terasa aneh jika menyanyikan mazmur tanggapan, namun perasaan aneh itu hanya karena tidak biasa. Pengantin dapat memilih lagu mazmur tanggapan yang akrab di telinga dan siapapun pasti suka, seperti PS 646 Tuhanlah Gembalaku dan PS 677 Nyanyikanlah Nyanyian Baru. Juga bisa dipilih dari buku Mazmur Tanggapan yang diterbitkan KWI. Lagu-lagu ini dapat menjadi alternatif sementara sampai KWI mengeluarkan buku nyanyian mazmur untuk pernikahan.

Bacaan Kedua (jika menggunakan rumus misa Minggu)

Bait Pengantar Injil

Pengantin dan umat berdiri.

Bait Pengantar Injil pada hakikatnya harus dinyanyikan. Pengantin dapat meminta koor menyediakan solis untuk menyanyikan Alleluya, kemudian ayatnya diambil dari salah satu ayat Injil yang akan dibacakan.

Bacaan Injil

Homili

Pengantin dan umat duduk.

Walaupun bagi pengantin pernikahan adalah sekali seumur hidup, terkadang bagi romo hanya rutinitas belaka sehingga tidak terlalu istimewa. Sehingga ada romo yang setiap menyampaikan homili saat pernikahan selalu sama. Ada romo yang setiap homili selalu menanyakan ketemu di mana, berapa tahun pacaran, dll, kemudian ditutup dengan nasihat kalau ada masalah coba kembali ke tempat pertama bertemu. Selalu seperti itu homilinya.

Maka pengantin dapat meminta kepada romo untuk memberikan homili sesuai bacaan yang telah mereka pilih, agar melalui bacaan dan homili, mereka sungguh dapat memetik buah sebagai bekal perjalanan hidup berkeluarga.

LITURGI PERKAWINAN

Mohon restu orang tua (fakultatif)

Setiap pasangan pengantin maupun orang tua tentu menginginkan upacara sungkeman ini dilangsungkan dengan khidmat dan berkesan. Namun terkadang orang tua lupa maupun pengantin lupa, bahwa acara ini bukanlah termasuk inti perayaan, sehingga tidak ada alasan untuk berlama-lama pada saat ini. Terkadang orang tua memberikan nasihat-nasihat kepada anaknya yang akan menikah. Walaupun tidak sama sekali salah, pemberian nasihat yang terlalu lama bisa mengganggu juga. Berikanlah nasihat secukupnya, bila ingin panjang lebar bisa dilakukan di rumah atau dalam acara yang tersendiri.

Pernyataan mempelai

Pengantin berdiri didampingi para saksi, umat duduk.

Kesepakatan pernikahan / Janji Nikah

Umat berdiri.

Cara manapun yang dipilih (tanya jawab, bentuk sumpah, atau saling berjabat tangan) tetaplah sah, sehingga pengantin perlu memutuskan cara yang paling sesuai dan cocok. Walau demikian, menurut hemat saya, cara saling berjabat tangan adalah cara yang paling pas, karena dengan cara ini memungkinkan keduanya untuk saling menatap satu dengan yang lain sehingga cara ini dapat melibatkan mereka secara emosional. Selain itu karena pertimbangan praktis, dengan cara ini fotografer memiliki sudut pengambilan gambar yang lebih artistik.

Penerimaan Kesepakatan pernikahan

Doa untuk mempelai

Baik penerimaan kesepakatan pernikahan maupun doa untuk mempelai sebaiknya mengunakan rumus yang sudah ada.

Pemberkatan dan pengenaan cincin (fakultatif)

Pemberkatan dan pemberian kitab suci, salib dan rosario (fakultatif)

Syahadat (jika menggunakan rumus misa Minggu)

Doa Umat

Dalam doa umat hendaknya didoakan ujud-ujud bagi kepentingan Gereja dan umat setempat, juga bagi kedua mempelai, orang tua dan keluarga, serta pihak-pihak yang sudah membantu jalannya perayaan.

Bila tanpa misa, setelah Doa Umat langsung disambung doa Bapa Kami, doa penutup lalu Ritus Penutup.

LITURGI EKARISTI

Perarakan Persembahan

Bahan persembahan yang sebenarnya adalah roti dan anggur, pada saat ini juga dapat dihantar persembahan untuk orang miskin. Roti dan anggur nantinya akan dikonsekrir menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Kebanyakan peraya menambah bahan lain seperti buah, bunga, atau lilin yang sesungguhnya tidak punya nilai liturgi apapun. Buah biasanya akan diberikan kepada romo yang memimpin perayaan, bunga adalah bahan dekorasi bukan persembahan, lilin sedianya sudah ada di altar.

Pengantin dapat meminta siapa pun untuk menjadi petugas pengantar persembahan, perlu diperhatikan kesiapan mereka. Jangan sampai ketidaksiapan mengakibatkan perayaan menjadi kurang khidmat.

Persiapan Persembahan – Anakdomba Allah seperti misa biasa.

Hanya perlu diperhatikan pada bagian salam damai, seringkali pengantin dan keluarga ingin menyalami semua kerabat dan sahabat yang hadir. Seperti ini menciptakan suasana yang gaduh dan tidak khidmat. Pengantin, keluarga dan umat yang hadir cukup memberikan salam damai kepada orang-orang yang posisinya terdekat.

Penerimaan Komuni

Jika anda ingin menerima komuni dalam dua rupa roti dan anggur, ada yang perlu anda ketahui. Terkadang masih ada romo yang melanggar ketentuan dasar mengenai komuni dua rupa dimana awam tidak boleh mengambil hosti sendiri apalagi kemudian mencelupkan sendiri. Tidak boleh juga pengantin saling menyuapi Tubuh dan Darah Kristus. Beritahukanlah hal ini kepada romo pemimpin perayaan, mengingat belum semua romo paham aturan ini. Dengan mentaati peraturan, anda sudah memberikan penghormatan yang pantas kepada Sakramen Mahakudus. Bila perlu rujukan tentang aturan bisa lihat di http://www.imankatolik.or.id/kvii.php?d=Redemptionis+Sacramentum&q=100-107

Doa Sesudah Komuni

Pengantin dan umat berdiri

RITUS PENUTUP

Doa Penutup (khusus perayaan pernikahan tanpa misa)

Pengumuman dan sambutan

Berkat Penutup

Doa kepada Bunda Maria

Penandatanganan Berkas Kanonik

Foto Bersama

Sumber:

PARTISIPASI AKTIF UMAT BERIMAN DALAM PERAYAAN EKARISTI

Banyak umat katolik gamang menterjemahkan kata-kata "partisipasi aktif umat beriman" atau "keikutsertaan aktif umat beriman" dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Kegamangan ini kerap kali berujung pada salah kaprah dalam memahami perayaan Ekaristi, dimana partisipasi aktif umat beriman yang dikehendaki Konsili Vatikan II diartikan sebagai pengurangan peran imam dan penambahan peran umat, baik dalam tata gerak maupun doa.

Masih segar di ingatan ketika umat katolik Indonesia ikut mengucapkan Doa Syukur Agung dan doa damai seturut TPE 1979. Sisa-sisa TPE 1979 (walau sudah digantikan TPE 2005) masih terjadi di banyak paroki dimana umat seringkali ikut mengucapkan doa damai. Masih pula sering terjadi imam mengajak umat untuk ikut mengucapkan doa-doa presidensial (Doa Pembuka, doa persiapan persembahan, dan doa sesudah komuni).

Terkadang atas nama "partisipasi aktif" umat sendiri ikut menambahkan acara sendiri dalam perayaan Ekaristi, seperti tepuk tangan yang berlebihan, dramatisasi bacaan dan homili, atau memberikan salam damai sampai jauh dari tempat duduk.

Pedoman Umum Misale Romawi Artikel 91 mengatakan:

Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus dan Gereja sebagai "sakramen kesatuan," yakni umat kudus yang berhimpun dan diatur di bawah para uskup. Oleh karena itu, perayaan Ekaristi berkaitan dengan seluruh Tubuh Gereja, mengungkapkan dan mempengaruhinya. Setiap orang yang turut merayakan Ekaristi mempunyai hak dan kewajiban untuk berpartisipasi secara aktif, masing-masing menurut cara yang sesuai dengan kedudukan dan tugasnya. Dengan cara ini, umat kristen,"bangsa terpilih, imamat rajawi, bangsa yang kudus, umat milik Allah sendiri", mengungkapkan keterpaduan dan tatanan hirarkisnya. Jadi semua orang entah pelayan tertahbis, entah umat beriman lainnya, hendaknya melakukan tugas yang menjadi bagiannya, tidak lebih dan tidak kurang.

Artikel di atas menjelaskan beberapa hal penting terkait partisipasi aktif, yaitu bahwa setiap orang beriman memiliki hak dan kewajiban untuk berpartisipasi secara aktif menurut cara yang sesuai dengan kedudukan dan tugasnya, tidak lebih dan tidak kurang. Bisa diartikan pula bahwa seorang imam tidak boleh mengambil jatah umat, dan umat tidak boleh mengambil jatah imam.

Lewat artikel ini saya mencoba untuk menguraikan bagaimana umat dapat berpartisipasi secara aktif pada setiap bagian perayaan Ekaristi sesuai tugas dan kedudukannya, tidak lebih dan tidak kurang. Umat berpartisipasi aktif dalam perayaan Ekaristi khususnya pada saat menyanyi, menjawab aklamasi dan jawaban umat atas salam dan doa imam, mendengarkan bacaan, hening, dan melakukan tata gerak tertentu.

RITUS PEMBUKA

-Nyanyian Pembukaan: Berdiri. Umat ikut menyanyikan lagu pembukaan. Nyanyian Pembukaan dimaksudkan untuk membantu menyiapkan hati dan pikiran supaya dapat mendengarkan Sabda Allah dan menyambut Ekaristi dengan layak.

-Tanda Salib dan Salam: Berdiri. Imam mengucapkan "Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus" sementara umat ikut membuat gerakan tanda salib, dan setelahnya bersama-sama mengucapkan/menyanyikan "Amin". Kemudian Imam mengucapkan salam "Tuhan sertamu/Tuhan bersamamu" dan umat menjawab "Dan sertamu juga/dan bersama rohmu". Seringkali Imam ikut menjawab sendiri "dan sertamu juga" oleh karena umat yang tidak dengan mantap menjawab seperti itu. Yang seperti itu kurang tepat, karena imam menggeser hak umat untuk menjawab.

-Pengantar dari Imam: Imam dapat memberikan pengantar singkat tentang tema perayaan hari itu, dengan mendengarkan, umat dapat lebih terbantu menyiapkan diri.

-Pernyataan Tobat: Berlutut, jika tidak ada tempat berlutut: berdiri. Ada berbagai rumus tobat yang bisa didoakan atau dinyanyikan. Umat haruslah menjawab bagian yang diperuntukkan padanya. Bila menggunakan rumusan "Saya Mengaku", pada bagian "saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa" imam dan seluruh umat menepuk dada.

-Madah Kemuliaan: Berdiri. Bersama imam dan kelompok kor menyanyikan Kemuliaan.

-Doa Pembuka: Berdiri. Doa Pembuka adalah salah satu Doa Presidensial yang hanya diucapkan oleh pemimpin perayaan atas nama seluruh umat. Setelah imam mengucapkan "Marilah berdoa" seharusnya ada saat hening sejenak untuk umat menyampaikan doa pribadi. Isi doa pembuka sendiri adalah doa seluruh umat, sehingga umat harus ikut aktif dengan cara mendengarkan dan menghayati isi doa tersebut. Setelah imam menyampaikan isi doa, umat menyetujuinya dengan mengucapkan "Amin".


LITURGI SABDA

Bacaan Pertama: Duduk. Gereja percaya, ketika kitab suci dibacakan dalam Liturgi Sabda, Allah sendiri bersabda kepada umatNya. Seperti layaknya seorang hamba dengan patuh mendengarkan tuannya berbicara, begitu pula kita dengan sikap hormat mendengarkan Allah yang berbicara melalui mulut para lektor. Pada saat ini harus dibiasakan sikap mendengarkan dan bukan membaca teks misa. Teks misa adalah sarana bantu untuk kita memahami bacaan ketika homili atau sebelum misa. Inti dari Liturgi Sabda adalah Allah yang bersabda kepada umat-Nya. Setelah bacaan, para petugas liturgi harus menyediakan saat hening sejenak yang cukup agar umat dapat meresapi bacaan yang baru saja dibacakan.

-Mazmur Tanggapan: Duduk. Umat hendaknya ikut mendaraskan/menyanyikan bagian ulangan yang merupakan jatahnya, sementara pemazmur mendaraskan/menyanyikan bagian ayat.

-Bacaan Kedua: Duduk. Sama seperti bacaan pertama, umat harus mendengarkan dengan sikap hormat dan tidak membaca dari teks misa. Sesudah bacaan juga harus ada saat hening sejenak.

-Bait Pengantar Injil: Berdiri. Sesuai namanya, bagian ini adalah pengantar kepada puncak Liturgi Sabda, yakni Bacaan Injil. Bait Pengantar Injil harus dinyanyikan mengingat hakekat kemeriahannya. Menyanyikan Bait Pengantar Injil dengan gegap gempita menunjukkan tanggapan kita akan Injil yang akan dibacakan.

-Bacaan Injil: Berdiri. Inilah puncak Liturgi Sabda. Pada bagian ini umat tidak hanya berdiri, melainkan berdiri sambil menghadap imam atau diakon yang membacakan bacaan Injil. Sama seperti bacaan sebelumnya, umat juga harus mendengarkan dengan sikap hormat Allah yang bersabda kepada umat-Nya.

-Homili: Duduk. Homili berfungsi untuk menjelaskan isi bacaan pada hari itu. Jika disediakan teks misa, dapat membantu umat untuk mengerti uraian yang disampaikan oleh imam.

-Syahadat: Berdiri. Pada bagian "yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria", imam dan seluruh umat membungkuk khidmat. Membungkuk ini untuk menghormati peristiwa inkarnasi, Allah yang berinkarnasi menjadi manusia. Pada Hari Raya Natal dan Kabar Sukacita, bahkan berlutut.

-Doa Umat: Berdiri. Sesuai namanya, doa umat adalah doa seluruh umat. Sebagai bagian dari umat, kita menjadikan doa umat ini sebagai doa kita sendiri.

LITURGI EKARISTI

-Kolekte: Duduk. Kerapkali kolekte tidak lancar karena ada umat yang masih mencari-cari uang. Sebaiknya uang kolekte sudah disiapkan dari rumah dan ditaruh di kantong yang mudah dijangkau. Ini penting supaya tidak mengganggu ketika menyanyikan nyanyian persembahan.

-Nyanyian Persembahan: Duduk. Nyanyian persembahan berfungsi untuk mengiringi perarakan persembahan. Jika tidak ada perarakan persembahan, tidak perlu ada nyanyian persembahan.

-Ajakan imam untuk berdoa: Berdiri. Salah satu bagain paling "kacau" saat misa adalah bagian dimana umat menjawab "Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita dst." Bagian ini seringkali diucapkan dengan terburu-buru dan tidak kompak, sehingga terkesan tidak teratur. Maka penting untuk mengucapkan bagian ini dengan kecepatan yang sama seperti jawaban lain.

-Doa Persiapan Persembahan: Berdiri. Sama seperti Doa Pembuka, bagian ini adalah Doa Presidensial dimana pemimpin sendiri yang mengucapkan doa sementara umat mendengarkan dan menjadikan doa itu doanya sendiri, dan kemudian menjawab "Amin".

-Prefasi: Berdiri. Prefasi hakekatnya menunjukkan kemeriahan menjelang Doa Syukur Agung. Pada saat inilah imam menyanyikan alasan untuk beryukur yang diuraikan dalam prefasi.

-Kudus: Berdiri. Kudus adalah nyanyian para malaikat. Dengan ikut menyanyikan Kudus, umat yang berkumpul menggabungkan diri dengan himpunan malaikat dan orang kudus di surga memuji dan memuliakan Allah.

-Doa Syukur Agung: Berlutut. Jika tidak ada tempat berlutut: berdiri (bukan duduk). Inilah puncak perayaan Ekaristi, dimana roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Ketika imam selebran mengangkat Hosti/Piala, yang harus dilakukan umat adalah memandangnya, dan bukan malah menundukkan kepala. Kebiasaan umat mengatupkan tangan di depan dahi tidak boleh menghalangi untuk memandang Tubuh dan Darah Kristus. Setelah imam meletakkan Hosti/Piala, ia akan berlutut sebagai tanda penghormatan. Pada saat imam berlutut inilah seluruh umat juga memberikan penghormatan dengan membungkuk khidmat.

-Bapa Kami: Berdiri. Banyak umat yang menambahkan sendiri tata gerak menengadahkan tangan saat Bapa Kami, dan kemudian mengajarkannya kepada orang lain seakan-akan memang perlu dan wajib. Ada pula yang bergandengan tangan, dan mengajarkannya pula kepada orang lain. Gereja sendiri tidak pernah mengajarkan umat harus demikian. Gereja menghendaki imam (bukan umat) untuk merentangkan tangan. Marilah kita mengingat lagi PUMR 91 untuk berpartisipasi aktif seturut kedudukan dan tugas masing-masing.

-Doa Damai: Berdiri. Umat masih sering kali terbawa kebiasaan lama untuk ikut mengucapakan doa damai pada bagian "Tuhan Yesus Kristus janganlah memperhitungkan dosa kami dst." yang seharusnya hanya diucapkan oleh imam selebran. Umat hanya menjawab "Amin".

-Salam Damai: Berdiri. KWI lewat TPE 2005 menuliskan cara untuk menyampaikan salam damai adalah dengan saling berjabat tangan dan mengatakan "Damai Kristus". Kegiatan saling memberikan salam damai ini seringkali menjadi kegaduhan karena ada umat yang saking bersemangatnya sehingga meninggalkan tempat duduknya untuk menyalami sebanyak mungkin orang. Gereja menghendaki supaya salam damai hanya diberikan kepada orang-orang terdekat duduknya (PUMR 82).

-Anakdomba Allah: Berlutut. Kalau tidak ada tempat berlutut: Berdiri.

-Menerima Komuni: Duduk. Pada saat ini, seluruh umat perlu untuk menjaga keheningan. Nyanyian komuni dapat dimulai ketika imam menyambut komuni. Lagu yang dinyanyikan hendaknya dapat mendukung suasana hening, dengan demikian, suasana hati umat dalam menyambut komuni dapat terjaga. Pada saat imam atau prodiakon menunjukkan Hosti dan mengatakan "Tubuh Kristus", berilah penghormatan sejenak dengan menundukkan kepala, kemudian menjawab "Amin". Setelah menyambut komuni tetap menjaga keheningan, dapat pula berdoa pribadi atau bersama kor ikut menyanyikan lagu komuni.

-Doa Sesudah Komuni: Berdiri. Sama seperti doa pembuka dan persembahan, doa ini diucapkan oleh pemimpin atas nama seluruh umat. Umat menyetujuinya dengan menjawab "Amin."

RITUS PENUTUP

-Pengumuman: Duduk. Mendengarkan pengumuman menyangkut kegiatan dan kepentingan umat.

-Berkat dan Pengutusan: Berlutut/Berdiri. Umat ikut menjawab salam, dan membuat tanda salib, serta menjawab "Amin." Setelah berkat, seluruh umat diutus untuk mewartakan kabar baik.

-Lagu penutup Berdiri.

Semoga membantu....

07 September 2010

Adoro Te Devote (revisi)



video di atas ini adalah instrumentalisasi lagu Adoro Te Devote yang setelah dipertimbangkan kembali ada sedikit revisi, teksnya bisa download di sini.

07 Juli 2010

Lagu Hasil Ngulik

Dulu waktu masih main band akrab dengan istilah "ngulik", yang berarti mencari notasi sebuah lagu dengan mengandalkan pendengaran. Caranya memutar lagu berulang kali untuk mendapatkan nada yang tepat, kalau ada satu bagian yang sulit maka bagian itu akan diputar berulang kali sampai ketemu nadanya.

Jaman masih SMA dulu pakai walkman sambil main orgen yamaha electone di rumah, tanpa alat lainnya. Sekarang makin canggih, sudah gak megang orgen lagi langsung puter di winamp dan tulis notasinya. Masalah harmoni belakangan dipikirnya.

Cara ngulik seperti ini selalu punya resiko salah nada, salah birama, atau salah lirik. Maka dari itu biasanya kalau sebuah band menyanyikan lagu orang lain lebih mudah diaransemen ulang daripada memainkan seperti aslinya, karena resiko salah nada tadi. Begitu juga dengan lagu paduan suara, rasanya lebih mudah mengaransemen ulang daripada ngulik nada per nada. Namun berhubung bidang pekerjaan selama tujuh tahun terakhir ini di bidang per-ngulik-an nada, tidak ada salahnya ngulik lagu paduan suara, hitung-hitung mengasah kemampuan.

Lagu yang saya pilih untuk dikulik ada dua:
1. Gift of Finest Wheat; pertama kali saya dengar lagunya di video ini :


Aransemen lagu ini saya kulik dari video lain yang saya lupa linknya. Kesulitan dasar lagu ini adalah pergantian birama 3/4 dan 4/4, yang saya tulis akhirnya berdasarkan insting saja.

2. Be Strong In The Lord,
Saya punya mp3 lagu ini sejak beberapa tahun lalu, kesulitannya karena suara alto dan tenornya yg kurang terdengar jelas, jadi harap maklum kalau ada kesalahan nada. Tapi sepertinya tidak terlalu bermasalah.

Akhir kata... selamat menikmati....

23 Juni 2010

Ave Maris Stella


Ave maris stella (Salam bintang laut) adalah doa yang sudah sangat lama, dipakai sejak abad ke-8 atau 9, dan sangat populer pada abad pertengahan di Eropa.

Ave maris stella,
Dei Mater alma
Atque semper Virgo,
Felix caeli porta.

Sumens illud ave,
Gabrielis ore,
Funda nos in pace,
Mutans Hevae nomen.

Solve vincla reis,
Profer lumen caecis,
Mala nostra pelle,
Bona cuncta posce.

Monstra te esse matrem,
Sumat per te preces,
Qui pro nobis natus,
Tulit esse tuus.

Virgo singularis,
Inter omnes mitis,
Nos culpis solutos,
Mites fac et castos.

Vitam praesta puram,
Iter para tutum,
Ut videntes Jesum,
Semper collaetemur.

Sit laus Deo Patri,
Summo Christo decus,
Spiritui sancto,
Tribus honor unus.

Amen.

Terjemahan bebasnya :
Salam bintang laut, sungguh Bunda Allah, perawan selalu, pintu surga bah'gia.
Dikau t'rima salam yang Gabriel bawa, beri hidup tentram, ubah nama Hawa.
Tolonglah yang papa, bimbinglah yang buta, hiburlah yang duka, sembuhkan yang luka.
Tunjukkanlah ibu, antarlah doaku kepada Putramu yang lahir bagiku.
P'rawan tanpa tara, elok antar dara, lepas dari dosa, buatku sempurna.
Beri hidup murni, mohon jalan aman, lihat Yesus nanti agar selalu riang.
Terpujilah Bapa, hormat bagi Putra, Roh Kudus dipuja, esa selamanya.
Amin.
(terima kasih untuk Adrianus Ramon yang membantu menerjemahkan)

Saya lagi senang membuat lagu yang sederhana, dengan melodi yang mudah diingat, dan dinyanyikan berulang-ulang. Aransemen hanya soal variasi saja. Sebelum lagu ini saya membuat Adoro Te Devote, yang sesungguhnya juga lagu yang sederhana, hanya aransemennya yang tidak sederhana. Maka saya buat lagu ini (download di sini) dengan proses sekitar 20 menit. Seperti biasa, proses ngetiknya yang makan waktu agak banyak.


Niat awal saya tadinya adalah membuat lagu untuk Hari Raya Santa Maria Diangkat Ke Surga yang pada tahun ini akan jatuh pada hari Minggu 15 Agustus 2010, yang sangat layak untuk dirayakan dengan sangat meriah. Lirik yang saya rencanakan tadinya juga bukan Ave Maris Stella, tapi dari syair lain. Namun ketika saya tidak sengaja melihat teks Ave maris stella, langsung muncul melodi dan ide komposisi. Saat itu juga langsung saya kerjakan dan jadilah lagu ini.

Selamat menikmati.

Kompilasi Lagu-Lagu Gregorian Volume I


Setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan, akhirnya saya berhasil menyelesaikan sebuah buku berisi kompilasi lagu-lagu gregorian dalam bahasa Latin. Isi buku ini semuanya sudah ada di Puji Syukur, saya hanya memisahkan bahasa Indonesia dari notasi angkanya, yang untuk beberapa lagu gregorian di Puji Syukur terasa mengganggu. Alasan lainnya adalah karena saya menemukan beberapa kesalahan kecil di Puji Syukur yang berbeda dengan sumber-sumber lainnya, seperti pada lagu Credo (PS 374) dan Veni Creator Spiritus (PS 566).

Silahkan download di sini.

11 Mei 2010

Meng-umat-kan gregorian, meng-gregorian-kan umat

Sudah bukan rahasia lagi kalau umat Katolik di Indonesia sudah mulai melupakan lagu-lagu gregorian, khususnya di kalangan anak muda. Di paroki saya sendiri (St. Robertus Bellarminus - Cililitan), lagu-lagu gregorian hanya dinyanyikan saat masa Adven dan Prapaskah. Selama Pekan Suci juga banyak lagu-lagu gregorian yang dinyanyikan, khususnya saat Minggu Palma dan Kamis Putih dan Exultet saat Malam Paskah.

Patut disyukuri pada Pekan Suci yang lalu di paroki kami menambah "koleksi" dengan menyanyikan Pater Noster dan Popule Meus saat Jumat Agung. Petugas Minggu Paskah juga berhasil dipaksa menyanyikan Sekuensia Paskah. Saya yakin di banyak paroki hanya pada kesempatan-kesempatan seperti inilah lagu gregorian banyak dinyanyikan, yang mungkin lebih banyak disebabkan karena keterbatasan pilihan lagu untuk perayaan-perayaan itu.

Pertanyaan sederhananya, kenapa saat ini koor-koor di Jakarta khususnya terkesan sulit sekali menyanyikan lagu-lagu gregorian? Paling tidak ada beberapa alasan :
  1. Umat memang tidak dibiasakan menyanyikan lagu gregorian; gaung gregorian kalah dengan lagu daerah dan (sayangnya) lagu pop rohani. Selama puluhan tahun harta warisan yang tak ternilai ini kalah bersinar dibandingkan barang-barang baru. Kita semua patut bertanya kapan terakhir kali Credo dinyanyikan di paroki anda masing-masing? Di St. Robertus sekitar 20 tahun lalu. Padahal Gereja menganjurkan sekurang-kurangnya Credo dan Pater Noster dinyanyikan dalam bahasa Latin, bukan dibacakan atau dinyanyikan dalam bahasa lokal.
  2. Tidak diterbitkannya lagi buku-buku gregorian. Paling tidak yang saya alami, sejak Puji Syukur terbit, tidak ada lagi buku nyanyian dengan citarasa khas Katolik ini. Memang kita terbiasa dengan not angka, dan itulah yang ditulis dalam Puji Syukur. Hanya sayangnya setelah Puji Syukur tidak ada terbitan lagi.
  3. Senada dengan tidak diterbitkannya buku-buku gregorian, di era digital ini juga tidak dimanfaatkan untuk menerbitkan sebuah rekaman lagu-lagu gregorian. Bayangkan jika ada yang mau merekam lagu-lagu sederhana ini kemudian menyebarluaskannya dalam bentuk mp3, yang mudah didownload dan mudah disebarluaskan, niscaya akan semakin banyak umat yang sadar akan harta terpendam ini.
  4. Sekalipun ada buku dan ada rekaman audio, masih tetap perlu seorang pakar lagu gregorian. Siapakah yang saat ini layak disebut pakar gregorian sehingga bisa mengajari, membimbing, mengarahkan, dan memajukan koor-koor paroki supaya bisa menyanyikan lagu gregorian? Saya tidak tahu apakah ada yang peduli tentang masalah ini, tapi kalau ada orangnya, saya ingin berguru pada orang tersebut, kalau bisa berguru online. hehehe.
Atas dasar alasan-alasan ini, saya berinisiatif mengumpulkan file-file audio dari berbagai sumber, sedikit merapikannya, dan membagi kepada anda semua untuk didownload. Sengaja yang saya share adalah lagu-lagu yang ada di Puji Syukur, supaya bisa menjadi bahan belajar. Saya sudah membagi lagu-lagu ini kepada para dirigen koor untuk menjadi bahan belajar mereka, khususnya untuk mulai menyanyikan lagu Credo dalam tugas-tugas rutin.

Selamat menikmati, jika ada yang punya koleksi lebih baik, dengan senang hati saya akan menampung hehehe. Angka dalam kurung adalah nomer lagu di Puji Syukur.
  1. Regina Caeli (624)
  2. Ave Maria (625)
  3. Ave Regina Caelorum (626)
  4. Alma Redemptoris Mater (627)
  5. Asperges Me (233)
  6. Pater Noster (402)
  7. Victimae Paschali Laudes (518)
  8. Popule Meus (506)
  9. Veni Creator Spiritus (566)
  10. Pange Lingua Gloriosi (502)
  11. Credo (374)
  12. Kyrie - Missa De Angelis (342)
  13. Gloria - Missa De Angelis (343)
  14. Credo (374)
  15. Sanctus - Missa De Angelis (387)
  16. Agnus Dei - Missa De Angelis (408)
  17. Kyrie - Adven & Prapaskah (339)
  18. Sanctus - Adven & Prapaskah (385)
  19. Agnus Dei - Adven & Prapaskah (406)
  20. Te Deum (669)
  21. Salve Regina (623)
Saya juga sedang mengetik ulang 21 lagu-lagu ini. Saya khususkan menuliskan notasi angka dengan bahasa latin. Ini saya lakukan karena melihat kesalahan notasi pada Credo yang ada di Puji Syukur no. 374. Tidak fatal memang, tapi terasa mengganggu. Untuk itu semua lagu di daftar ini saya ketik ulang berdasarkan Liber Usualis, dengan memakai cara yang sama dengan Puji Syukur untuk penulisan not angkanya.

Kalau anda merasa langkah kecil yang saya lakukan ini akan bermanfaat, anda bisa membantu saya dengan doa untuk menyelesaikan penulisan ulang ini.

Pengikut