07 Desember 2011

BAPA KAMI

Lagu ini adalah BAPA KAMI, kali ini dibuat dengan memakai sibelius, tidak seperti biasanya dengan cakewalk sonar. Ternyata membuat iringan lebih asyik dengan sibelius ketimbang cakewalk.

Untuk sementara teks dalam not angka belum tersedia. Teks dalam not balok sebenarnya sudah ada, tapi saya simpan dulu, mungkin bila ada waktu luang lagi akan diperbaiki iringannya untuk organ ketimbang piano.

Lagunya:


Bapa Kami by onggolukito

Preview teks not balok:



13 November 2011

5 Lagu Baru

Setelah sekian lama tidak update, saya post di sini lima karya saya terbaru (silahkan klik judul untuk download) :

  1. AVE VERUM; syair ini lebih terkenal dengan nyanyian karya Mozart, namun koor kami lebih senang menyanyikan yang versi gregorian dan gubahan Edward Elgar. Berhubung syairnya memang indah, saya pun tergugah untuk membuat versi lain lagi yang sederhana. Lagu ini saya gubah seperti biasa dengan melodi pada sopran, diiringi khususnya oleh suara tenor yang lebih banyak variasi. Alhasil, komposisi seperti ini baru kali ini saya buat walaupun tetap mempertahankan bentuk homofon.
  2. KAMI BAWA PERSEMBAHAN; lagu ini untuk nyanyian persembahan, yang konon stoknya masih terbatas.
  3. KUPERCAYA SAKRAMEN MAHAKUDUS; lagu ini untuk nyanyian komuni. Diantara kelima lagu yang saya post sekarang ini, lagu ini yang paling "tua" karena materi dasarnya sudah ada sejak lama. Panjangnya proses lagu ini membuktikan bahwa memang sungguh sulit membuat lagu untuk nyanyian komuni.
  4. YANG MAKAN TUBUHKU DAN MINUM DARAHKU; lagu ini berawal dari keinginan untuk membuat lagu yang syairnya murni diambil dari Kitab Suci. Polanya memakai pola klasik nyanyian liturgi, yakni ulangan-ayat.
  5. AVE MARIS STELLA; lagu saya buat dengan variasi gregorian dan paduan suara. Terus terang masih coba-coba untuk membuat model ini.
Semoga berkenan dan memperkaya khazanah....


13 Oktober 2011

Here I Am Lord

Saya aransemen lagu ini, karena terinspirasi Misa penutupan World Youth Day 2011 yang lalu dimana lagu ini dinyanyikan sebagai nyanyian komuni. Silahkan download di sini.

Here I Am Lord yang dinyanyikan saat WYD:

18 Agustus 2011

Litani Santa Perawan Maria


Video di atas adalah Litaniae Lauretanae atau Litani Loreto. Umat katolik di Indonesia mengenalnya dengan Litani Santa Perawan Maria (Puji Syukur nomor 214).

Pada salah satu artikel di Direktorium tentang Kesalehan Umat dan Liturgi disebutkan bahwa doa rosario yang dilakukan pada bulan Oktober hendaknya ditutup dengan Litani Loreto. Namun, Litani Loreto merupakan tindak ibadat tersendiri yang bukan merupakan bagian dari doa rosario.

Lagu ini dapat dijadikan salah satu pilihan untuk menambah keagungan doa rosario yang biasanya di banyak gereja pada bulan Oktober dilakukan secara publik, terkadang dengan didahului perarakan patung Santa Maria.

Terus terang, ketika mencari teks dengan notasi gregorian saya tidak bisa menemukannya. Jadinya penulisan teks hanya mengandalkan pendengaran dari video ini. Itupun ternyata ada bagian yang berbeda di bagian belakang antara video ini dengan teks resmi di PS 214.

Teks nyanyian litani ini dapat didownload di sini. Sementara hanya saya buatkan teks notasi angka dengan bahasa Latin. Notasinya didasarkan pada apa yang ada di video di atas. Ke depan, mudah-mudahan sempat untuk membuat teks dalam bahasa Indonesia.


09 Agustus 2011

Jadikanlah Aku Pembawa Damai versi kedua

Beberapa minggu lalu saya terpikir untuk membuat lagi sebuah lagu dengan syair Jadikanlah Aku Pembawa Damai. Dulu pernah saya buat lagu dengan syair ini (bisa download di sini), dengan modulasi di banyak tempat.

Lagu yang saya buat terakhir ini jauh lebih sederhana dari yang pertama, silahkan klik link ini untuk mendownload: Jadikanlah Aku Pembawa Damai.

Ave Maria (Angelus Domini) - Franz Biebl



Video ini adalah Ave Maria karya Franz Biebl, yang berisikan doa Angelus Domini (Malaikat Tuhan). Karya ini dinyanyikan oleh double choir. Sungguh indah! Teks dalam notasi angka bisa download di sini.

12 Juli 2011

Ad Maiorem Dei Gloriam

Biasanya pada akhir bulan Juli sampai pertengahan Agustus, di banyak tempat diadakan Misa syukur ulang tahun imamat, dan bahkan Misa tahbisan imam. Stok lagu ada cukup banyak seperti lagu-lagu tema panggilan yang sudah ada di Puji Syukur atau Madah Bakti, juga lagu lain yang menguatkan panggilan para imam, seperti Aku Abdi Tuhan atau Setialah Selalu.

Bulan depan koor Archangeli diminta bertugas pada misa ulang tahun imamat ke-50 Pater Adolf Heuken SJ di Gereja St. Theresia, Menteng, Jakarta Pusat. Acara tersebut juga akan menjadi ajang Pesta Ignasius-an, yang mengundang para Jesuit di Keuskupan Agung Jakarta. Maka lagu yang dipilih pun adalah lagu yang berhubungan dengan St. Ignatius seperti Jiwa Kristus dan Ambillah Tuhan PS 382. Juga kami siapkan Ambillah dan Trimalah.

Untuk lagu penutup tadinya saya terpikir mencari lagu Ad Maiorem Dei Gloriam (AMDG) yang merupakan semboyan Serikat Yesus. Namun uniknya lagu tersebut tidak saya temukan. Agak heran juga kenapa semboyan yang sangat terkenal ini tidak pernah diangkat sebagai tema lagu.

Maka saya pun beranikan diri membuat lagu Ad Maiorem Dei Gloriam untuk dijadikan lagu penutup pada Misa HUT imamat yang akan datang. AMDG berarti "demi bertambahnya kemuliaan Tuhan". Nyanyian dibuat dengan pola ulangan-ayat, dimana ulangannya adalah pengulangan semboyan AMDG, dengan ayat adalah uraian kaul Jesuit sejauh yang bisa saya pahami tentang ketaatan dan kemurnian.

Ada kaul lainnya yakni kemiskinan, namun saya merasa kesulitan menguraikannya dengan bahasa sederhana dan singkat, apalagi untuk dipadukan dengan spiritualitas awam mengingat semangat lagu ini juga diperuntukkan untuk awam . Mungkin di masa yang akan datang bisa ditambahkan. Kedua ayat ini ditutup dengan ayat tradisional madah-madah liturgi, yakni pujian kepada Tritunggal Mahakudus.

Harapannya, lagu ini bisa dijadikan salah satu pilihan untuk nyanyian penutup pada misa HUT imamat atau Misa tahbisan, khususnya menyangkut Imam Jesuit. Juga bisa dinyanyikan untuk misa pelepasan atau penyambutan imam baru di paroki.

Akhir kata, hanya ini yang bisa saya persembahkan untuk ordo yang telah membesarkan saya di paroki dan sekolah. Semoga berkenan....

Ad Maiorem Dei Gloriam

Ad Maiorem Dei Gloriam by onggolukito

08 Juli 2011

Mazmur

Beberapa waktu terakhir saya senantiasa mencoba membuat nyanyian berdasarkan mazmur, dan ternyata susah! Walaupun susah tetap saya usahakan karena nyanyian berdasarkan Mazmur sebenarnya adalah yang lazim dipakai untuk Liturgi kudus.

Setelah berusaha dan dicoba berulang-ulang, jadilah dua buah lagu baru (klik untuk download):
  1. Betapa Mulia Nama-Mu (Mazmur 8)
  2. Kasihanilah Aku Ya Allah (Mazmur 51)
Lagu pertama saya pilih setelah melihat buku TPE dimana di situ dicantumkan untuk Madah Pujian sesudah Komuni dapat didaraskan Mazmur 8. Jadi kesimpulan sederhananya, lagu ini dapat digunakan untuk keperluan tersebut. Lagu ini merupakan satu nyanyian utuh, walaupun terjadi pengulangan melodi hendaknya dibawakan dengan cara yang berbeda.

Lagu kedua diambil dari Mazmur 51, yang diambil dari Mazmur Tanggapan hari Rabu Abu, jadi cocok untuk masa prapaskah. Walau masih jauh, mumpung ada idenya sekarang, jadi diselesaikan sekarang saja :D Lagu ini berbentuk ulangan dengan dua ayat, dengan komposisi 4 suara hanya pada ulangan. Baik bila ayat pertama dibawakan oleh wanita dan ayat kedua oleh pria.

Semoga nyanyian ini bermanfaat bagi kita semua.

Berikut ini instrumental Kasihanilah Aku Ya Allah:
Kasihanilah Aku by onggolukito

25 Mei 2011

Veni Creátor Spíritus / Datanglah Ya Roh Pencipta

Tahun ini kebagian tugas Hari Raya Pentakosta. Lagu wajibnya jelas Veni Creator Spiritus yang ada di PS 565/566, juga ada Utuslah Roh-Mu ya Tuhan untuk mazmur tanggapan. Selain itu rasanya tidak banyak pilihan yang 'enak' walaupun sebenarnya cukup banyak juga.

Banyak kelompok koor mencari lagu baru untuk dijadikan alternatif, pertama karena stok yang ada dirasa "kurang menantang" sehingga dibutuhkan penyegaran. Dalam banyak kasus, kurangnya tantangan ini bisa ditangkal dengan mengaransemen ulang lagu yang sudah ada agar lebih fresh. Bisa juga dengan mencari versi asli dari lagu yang sudah ada, seperti O Esca Viatorum yang merupakan versi asli dari PS 434 Santapan Peziarah, atau Veni Veni Emmanuel yang merupakan versi asli PS 443 O Datanglah Imanuel.

Cara lainnya adalah membuat lagu baru dengan menggunakan syair yang sudah ada, dan inilah yang saya lakukan kali ini. Berdasar pengalaman menggunakan syair bahasa Latin, biasanya akan menemukan kesulitan ketika ingin dibuat versi bahasa Indonesia, atau sebaliknya. Hal ini terjadi karena ketika membuat tidak memperhatikan aksentuasi kata. Aksentuasi ternyata tidak bisa diabaikan dalam proses pembuatan lagu karena sangat berperan pada penekanan sukukata pada kata-kata penting yang akan berpengaruh pada kejelasan artikulasi ketika dinyanyikan.

Dalam bahasa Indonesia memang tidak banyak orang yang paham bagaimana aksentuasi yang tepat, namun dalam bahasa Latin hal ini lebih mudah diketahui dengan penulisan tanda petik ( ' ) di atas huruf vokal pada sukukata yang mendapat penekanan. Maka kita bisa melihat alasan kenapa di Puji Syukur, bukan ditulis "veni creator Spiritus" melainkan "veni Creátor Spíritus".

Belajar dari kesalahan di masa lampau, saya mencoba membuat Veni Creátor Spíritus (klik untuk download) dengan memperhatikan aksentuasi, walau mungkin belum sempurna. Dengan memperhatikan aksentuasi pada nada-nada yang diberikan tekanan, dengan mudah pula bisa dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia sesuai terjemahan di Puji Syukur menjadi Datanglah Ya Roh Pencipta (klik untuk download).

Pola nyanyian tetap berusaha mengikuti bentuk tradisional, yakni menggunakan melodi yang sama pada setiap bait. Improvisasi dilakukan pada setiap bait.

Selain itu, dulu juga pernah membuat lagu tema Roh Kudus berjudul Roh Kudus, Datanglah yang syairnya berdasarkan sekuensia Pentakosta Veni Sancte Spiritus.

Silahkan didownload dan dicoba, semoga berkenan.

23 Mei 2011

Anima Christi (Jiwa Kristus)

Anima Christi by onggolukito

Pernah suatu waktu di gereja paroki saya, St. Robertus Bellarminus - Cililitan, doa ini (lihat PS 212) menjadi doa favorit yang sering didoakan bersama seluruh umat pada waktu sesudah komuni. Doa ini seakan menjadi respon umat atas Tubuh Kristus yang baru saja disambut.

Dan memang isi doa ini dapat dijadikan doa pribadi setelah menyambut komuni, karena lewat doa itu kita menyatakan iman akan Tubuh Kristus yang menyelamatkan dan Darah Kristus yang menyucikan, Yesus yang menyerahkan jiwa dan raga sebagai kurban kudus yang menguduskan kita, umat-Nya.

Dulu pernah saya buat lagu Jiwa Kristus (klik untuk download), beserta iringannya. Lagu ini masih menjadi favorit bagi koor Archangeli yang saya dan teman-teman bina di paroki. Aslinya, lagu itu dibuat dengan bahasa Latin, tapi rasanya dengan bahasa Indonesia lebih cocok.

Hari-hari belakangan ini saya buat sebuah versi lain, kali ini dengan bahasa Latin. Sudah dicoba menggunakan bahasa Indonesia tapi malah kurang cocok. Jadi, tetap memakai bahasa Latin: Anima Christi (klik untuk download).

Lagu ini dibuat dengan konsep bersahut-sahutan antara dua kelompok. Pada teks yang dapat didownload dibuat untuk paduan suara, tapi sebenarnya dapat juga dibuat lebih sederhana untuk dua kelompok wanita dan pria kemudian di bagian akhir (Et iube me... dst.) dinyanyikan bersama-sama. Rasanya cocok juga untuk pertemuan orang muda, sebagai alternatif lagu rohani sekaligus mengenal doa-doa Gereja dalam bahasa aslinya.

Teks lengkap:

Anima Christi sanctifica me
Corpus Christi salva me
Sanguis Christi inebria me
Aqua lateris Christi lava me
Passio Christi conforta me
O bone Jesus exaudi me
Intra tua vulnera absconde me
Ne permittas me separari a te
Ab hoste maligno defende me
In hora mortis meae voca me
Et iube me venire ad te
Ut cum sanctis tuis laudem te
in saecula saeculorum
Amen.

========================
Terjemahan dari PS 212:
Jiwa Kristus, kuduskanlah kami
Tubuh Kristus, selamatkanlah kami
Darah Kristus, sucikanlah kami
Air lambung Kristus, basuhlah kami
Sengsara Kristus, kuatkanlah kami
Yesus yang murah hati, luluskanlah doa kami
Dalam luka-luka-Mu sembunyikanlah kami
Jangan kami dipisahkan dari pada-Mu, Tuhan
Terhadap seteru yang curang lindungilah kami
Di waktu ajal terimalah kami
Supaya bersama para kudus
Kami memuji Engkau untuk selama-lamanya
Amin.

Semoga lagu ini dapat memperkaya khazanah nyanyian gerejani, khususnya nyanyian berbahasa Latin yang dibuat dengan konsep lebih modern. Bisa juga mendownload teks Anima Christi gregorian yang juga sederhana dan mudah dipelajari.

02 Mei 2011

Lagu-lagu Maria di blog ini

Dalam rangka bulan Maria, berikut ini adalah lagu-lagu bertema Maria baik yang saya buat sendiri, aransemen, atau sekedar menulis ulang, silahkan klik untuk download:
Untuk lagu-lagu ini bisa dinyanyikan pada perayaan-perayaan devosi. Penggunaan pada perayaan Ekaristi sebaiknya pada nyanyian penutup, sedangkan pada nyanyian pembuka, persembahan, dan komuni sebaiknya tetap menggunakan lagu dengan tema perayaan hari itu atau yang sesuai penggunaannya dengan bagian misa dimaksud.


25 Maret 2011

TIPS LITURGI: Menyanyikan Aransemen Puji Syukur


Semua lagu yang ada di Puji Syukur, kecuali nyanyian resitatif, memliki aransemen untuk dua, tiga, atau empat suara. Malah ada lagu-lagu tertentu yang menyediakan lebih dari satu alternatif aransemen.

Perancang Puji Syukur sebenarnya memberikan tawaran tentang cara-cara menyanyikan aransemen tersebut agar lebih anggun dan menarik, namun tawaran ini seringkali diabaikan oleh praktisi paduan suara paroki. Pengabaian ini biasanya terjadi karena mereka memang jarang atau tidak pernah membuka buku koor Puji Syukur di bagian-bagian awal. Bahkan banyak anggota koor yang terbiasa menyanyikan teks hasil fotocopy sehingga tidak tahu tawaran apa yang tersedia.

Sayang sekali. Padahal bagian pengantar buku koor Puji Syukur memuat informasi sangat berharga tentang tawaran menyanyikan lagu-lagu di dalamnya. Apalagi bila ditambah pengantar buku iringan Puji Syukur, niscaya pengetahuan musik liturgi anda akan ter-upgrade dengan sendirinya.

Jika di dekat anda ada buku koor Puji Syukur, sebaiknya anda buka bagian-bagian awal, disana ada informasi yang lengkap. Kalau demikian, anda sudah tidak perlu membaca lanjutan artikel ini (karena jujur saja, artikel ini pastinya diselipi pendapat pribadi sengaja atau tidak). Tapi jika tidak ada, atau malah tidak punya, anda bisa lanjut membaca artikel ini. Apa yang saya sampaikan di artikel ini tidak ada yang baru, bukan gagasan baru. Saya hanya berusaha menuliskan apa yang saya ketahui dan manfaatkan dari buku koor Puji Syukur.


Mitos unisono tidak lebih bagus dari banyak suara

Seorang praktisi koor pernah tertawa ketika saya mengungkapkan mitos ini, karena menurutnya saya mengada-ada. Tapi mitos ini nyata, tidak mengada-ada, dan sudah merasuk sedemikian dalam ke dalam pola pikir banyak dirigen/pelatih koor lingkungan.

Persoalan ini di paroki-paroki tertentu menjadi serius karena lingkungan dengan sedikit anggota koor tidak berani membentuk koor sendiri karena “kekurangan orang”. Kekurangan yang dimaksud adalah tidak ada alto, tidak ada tenor, atau malah karena anggotanya kebanyakan suara bas. Saya pernah ditertawakan rekan satu paroki ketika ia beralasan demikian, dan saya menyarankan padanya “Nyanyi satu suara saja”.

Kalau anda buka dokumen-dokumen liturgi tentang paduan suara, misalnya Musicam Sacram, tidak akan anda temukan sebuah anjuran untuk bernyanyi dalam empat suara. Bahkan nyanyian gregorian, yang diutamakan dalam liturgi, justru dinyanyikan dengan satu suara. Cobalah sesekali misa di Katedral Jakarta, coba ikuti misa yang diiringi koor seperti St. Caecilia atau Exsultate, anda akan temukan koor yang bisa bernyanyi unisono dengan sangat bagus, menggetarkan, dan berdayaguna.

Salah satu tujuan utama koor dalam perayaan Ekaristi adalah melibatkan umat untuk ikut bernyanyi, supaya mereka dapat turut serta memuji Tuhan dengan suaranya. Kalau tujuan ini tidak dapat dicapai, walau selalu bernyanyi dengan delapan suara harmonis sekalipun, koor seperti itu sudah melenceng dari tujuan liturginya.

Bagaimana aransemen Puji Syukur dapat menyemarakkan perayaan?

Kebanyakan lagu Puji Syukur (kecuali kyriale*) adalah nyanyian berbait (Misalnya PS 320 Awalilah Kurbanmu). Selain itu juga banyak tipe nyanyian ulangan-ayat (misalnya PS 322 Saudara Mari Semua) atau ayat-ulangan (misalnya PS 443 O Datanglah Imanuel). Yang lebih sedikit adalah nyanyian utuh tanpa ulangan (misalnya PS 319 Wahai Saudara).

Pertama-tama perlu diketahui bahwa aransemen Puji Syukur dapat dinyanyikan tanpa iringan. Komposisi-komposisinya memang dibuat untuk dinyanyikan tanpa iringan. Hal ini diperlukan mengingat situasi di macam-macam tempat yang berbeda, misalnya tidak ada organ atau listrik, atau paling sialnya sedang misa lalu mati lampu. Pada kondisi ini bila dinyanyikan dengan tepat komposisi Puji Syukur tetap terdengar indah.

Berbagai variasi yang dimungkinkan untuk nyanyian berbait atau ayat supaya lebih semarak:

  1. Bergantian antara laki-laki dan perempuan
  2. Bergantian antara koor dan organ
  3. Bergantian antara unisono dan 2 atau 4 suara
  4. Kombinasi semuanya
  5. Bila punya organis yang cukup baik, bisa modulasi nada dasar

Pada praktiknya, variasi seperti ini paling tidak punya beberapa efek positif, misalnya: bernyanyi menjadi tidak melelahkan karena bergantian, umat menjadi lebih tertarik untuk ikut bernyanyi, lagu biasa menjadi serasa luar biasa, dan bahkan setiap kelompok suara menjadi punya tanggungjawab lebih.


Contoh 1 PS 320 Awalilah Kurbanmu:

Bait 1 satu suara perempuan,

bait 2 satu suara laki-laki,

bait 3 empat suara SATB.

atau;

Bait 1 satu suara perempuan dan laki-laki dengan iringan,

bait 2 SATB tanpa iringan,

bait 3 SATB dengan iringan.


Contoh 2 PS 322 Saudara Mari Semua:

Ulangan satu suara perempuan dan laki-laki,

bait 1 satu suara perempuan,

ulangan SATB,

bait 2 satu suara laki-laki,

ulangan SATB,

bait 3 SATB tanpa iringan,

ulangan SATB dengan iringan.


Contoh 3 PS 443 O Datanglah Imanuel:

Bait 1 satu suara perempuan, ulangan satu suara perempuan dan laki-laki

Bait 2 satu suara laki-laki, ulangan satu suara perempuan dan laki-laki

Bait 3 dan ulangan satu suara perempuan dan laki-laki

Bait 4 dan ulangan empat suara SATB tanpa iringan

Bait 5 dan ulangan empat suara SATB dengan iringan


Selain itu juga ada nyanyian gregorian yang bisa dinyanyikan dengan cara serupa, misalnya PS 565 Datanglah Ya Roh Pencipta:

Bait 1,3,5 suara perempuan,

Bait 2,4,6 suara laki-laki

Bait 7 suara perempuan dan laki-laki

Bisa juga antara bait ke-4 dan ke-5 diselingi organ instrumental satu nyanyian utuh.


Jika ada waktu lebih, bisa saja sebelum misa diumumkan ke umat misalnya lagu pembuka bait 1 dinyanyikan perempuan, bait 2 dinyanyikan laki-laki, dan bait 3 dinyanyikan bersama-sama. Tentu sebaiknya perlu koordinasi dengan imam yang memimpin perayaan, karena pastinya perarakan pembuka menjadi sedikit lebih lama. Menyanyi bergantian seperti ini cocok untuk misa dengan umat yang lebih sedikit, misalnya misa lingkungan, misa kelompok kategorial, atau misa sekolah.

Tips ini rasanya akan bermanfaat lebih lagi, khususnya untuk mengiringi misa yang perlu banyak lagu, misalnya misa penerimaan Sakramen Krisma atau Rabu Abu. Daripada setiap bait menyanyikan empat suara, yang terkadang malah menjadi monoton dan melelahkan, lebih baik selang-seling agar stamina terjaga dan nyanyian lebih variatif dan menarik.

Semua variasi dan kemungkinan yang saya sebutkan ini bertujuan untuk memeriahkan perayaan, agar umat bisa lebih tertarik lagi untuk bernyanyi bersama koor. Sekali lagi, ini adalah tawaran seperti halnya penyusun buku koor Puji Syukur juga memberikan tawaran. Silahkan memutuskan dan mencoba.

*) Kyriale adalah paket Kyrie, Gloria, Sanctus, & Agnus Dei. Istilah ini rasanya lebih tepat daripada ordinarium yang punya arti lebih luas.


11 Maret 2011

Medley untuk Hari Raya Paskah



Ternyata, punya banyak stok lagu tidak menjamin bebas bingung ketika menyiapkan tugas Malam Paskah. Kebingungan ini disebabkan terlalu banyak pilihan, yang terkadang tidak sesuai dengan kondisi dan minat anggota koor. Apalagi kalau anggotanya bukan banci tampil yang maunya tampil meriah dan mewah waktu tugas hari besar, namun sebaliknya malah lebih senang gak tugas atau yang bebannya tidak terlalu berat. Namun apa mau dikata, rupanya romo dan umat juga rindu koor yang bisa memeriahkan misa hari besar.

Dari situasi ini muncul ide untuk membuat lagu meriah. Tadinya mau membuat rangkaian medley PS 519, 521, dan 528; yang kalau jadi pasti benar-benar meriah. Tapi persoalannya, saya sebenarnya tidak terlalu suka dengan lagu yang meriah. Saya lebih suka lagu yang solemn (di dokumen liturgi malah diterjemahkan jadi meriah), yang megah, agung, dan tidak mengundang tepuk tangan. Sebaliknya umat dapat merasakan keagungan upacara liturgi dan tidak merasa sedang menonton konser.

Kemarin tidak sengaja saya dengar lagu "All Creation of Our God and King" aransemen John Rutter yang walaupun lagunya sederhana tapi bisa dibuat megah. Dari situ saya terinspirasi memadukan lagu ini yang kebetulan ada padanannya di PS 525, walaupun berbeda sedikit. Kebetulan nyambung dengan lagu favorit saya, Regina Caeli, lagu gregorian pertama yang bisa saya hafal :)). Jujur saja, memang ada sedikit adaptasi di bagian akhir lagu yang berasal dari aransemen John Rutter (ngaku duluan aja sebelum dituduh hahaha)

Kalau anda mendapat tugas Paskah dan masih bingung nyanyi lagu apa, silahkan coba medley PS 624 Regina Caeli dengan PS 525 Mari, Bersukacitalah. Lagu ini saya buat lengkap dengan iringan dengan register pipe organ. Kalau yang sudah terbiasa mengiringi dengan iringan Puji Syukur pasti tidak terlalu bermasalah.

Seperti biasa, walaupun cukup panjang, teks ini tidak dilengkapi tanda dinamika dan tempo (kecuali sedikit di bagian akhir), sehingga memberi peluang bagi para dirigen mengkreasikan lagu ini.

Di teks ini Regina Caeli dinyanyikan dua kali: pertama, dinyanyikan gregorian unison; kedua, diulangi lagi dengan variasi paduan suara homofon. Iringan disediakan untuk mengiringi bagian kedua Regina Caeli, namun sesungguhnya akan lebih baik tanpa iringan. Jadi iringan bersifat opsional saja. Harapan saya, Regina Caeli baik gregorian maupun koornya bisa dinyanyikan dengan megah dan agung. Berhubung saya bukan seorang juru ketik yang rapi :D, jadi teks not angka saya buat tanpa birama. Kalau digunakan garis birama malah jadi kurang rapi.

Lagu kedua Mari Bersukacitalah bisa dinyanyikan dengan lebih ringan tanpa meninggalkan kesan megah dan agung yang sudah dibangun dari lagu sebelumnya. Kalau melihat teks dari Puji Syukur, lagu ini tanpa birama. Saya tambahkan birama walaupun gonta-ganti untuk memudahkan.

Dua lagu free rhythm digabungkan, benar-benar bebas interpretasi, jadi tergantung para dirigen mengkreasikan lagu ini.

Silahkan mencoba, dan selamat mempersiapkan Hari Raya Paskah....

NB: kalau link di atas tidak bisa, coba di-refresh :D

28 Februari 2011

Tuhanlah Terang, Penyelamatku

Syair lagu "Tuhanlah Terang, Penyelamatku" ini diambil berdasarkan Mazmur 27, yang merupakan mazmur tanggapan Minggu Paskah VII tahun A. Tadinya saya pikir lagu ini bisa dipakai untuk Minggu Paskah VII itu pada bagian mazmur tanggapan, tapi setelah dipikir lagi, kalau mau seperti itu perlu juga konsultasi dengan romo paroki, karena cara ini tidak biasa.

Salah satu motivasi saya membuat lagu berdasarkan mazmur adalah untuk memperbanyak stok pilihan lagu liturgis untuk misa-misa selain hari Minggu, yang sering terbentur masalah "nyanyi mazmur tanggapan apa". Sudah banyak orang yang sadar liturgi, yang selalu berusaha menyanyikan mazmur tanggapan dan bukan lagu antarbacaan antah-berantah pada misa-misa selain hari Minggu. Maka lagu ini diharapkan bisa jadi solusi sementara, walau tetap bukan yang paling baik.

Semoga bermanfaat...

24 Januari 2011

Santapan Peziarah / O Esca Viatorum

Salah satu lagu favorit saya di Puji Syukur adalah Santapan Peziarah (PS 434). Lagu itu sederhana dan indah sekali, baik dinyanyikan 4 suara maupun unisono sekalipun. Siapa sangka beberapa minggu lalu tidak sengaja saya menemukan teks lagu tersebut dalam bahasa Latin. Memang sebelumnya luput dari perhatian ternyata lagu Santapan Peziarah bersumber dari teks Latin berjudul O Esca Viatorum.

Saya salin dari notasi balok ke notasi angka, bisa download di sini.

Salve Mater

Minggu-minggu terakhir ini saya membuat lagu Salve Mater dan selesai kemarin. Silahkan download di sini. Mohon maaf belum ada terjemahannya karena ada beberapa kata yang saya kurang yakin terjemahannya. Jadi kalau anda bisa membantu menterjemahkan ke bahasa Indonesia, terima kasih sekali :D.

Syair lagu ini adalah pujian kepada Maria, Bunda Allah, maka cocok dinyanyikan untuk perayaan-perayaan Maria. Bisa juga dinyanyikan untuk mengiringi doa pengantin kepada Bunda Maria.

18 Januari 2011

Lagu Tema APP KAJ 2011

Tadi malam saya menghadiri pertemuan sosialisasi APP KAJ 2011, temanya adalah "Mari Berbagi". Pada kesempatan itu juga dibagikan lagu dengan judul sama yang dapat digunakan sebagai nyanyian liturgi pada masa Prapaskah 2011. Lagu ini dibuat oleh Romo A. Susilo Wijoyo, Pr, Ketua Komisi Liturgi KAJ.

Tadinya teks lagu yang dibagikan hanya satu suara dan belum ada aransemen 4 suara. Namun setelah pertemuan tersebut salah satu seksi liturgi di sebuah paroki meminta saya membuat aransemen 4 suara. Berhubung lagunya juga tidak terlalu sulit, dengan cepat saya buat aransemennya.

Silahkan download aransemen tidak resmi lagu tema APP KAJ 2011: Mari Berbagi.

Syair lagu:

Bait 1:
Bagaikan roti yang diberkati,
dipecah lalu dibagi,
itulah hidup yang ekaristis:
diutus untuk berbagi.

Ulangan:
Berbagi, berbagi, berbagi dengan cinta kasih.
Berbagi, berbagi, mari kita berbagi.

Bait 2:
Semua harta yang kita punya
adalah titipan Tuhan.
Betapa indah bila berbagi
pada yang papa dan miskin.

Walaupun singkat dan sederhana, syair lagu ini sangat kena dengan tema APP kali ini, dan cocok dengan spiritualitas yang ditawarkan Mgr. Suharyo, Uskup Agung Jakarta, agar sesama umat KAJ bisa menjadi seperti roti yang diberkati, dipecah, dan kemudian dibagi kepada sesama.

Selamat berlatih, dan selamat menjalani masa prapaskah..... loh belum ternyata, masih lama hehehe

03 Januari 2011

Lagu khas Katolik untuk BIA

Baru saja saya membuat menu baru di samping kanan halaman ini untuk memuat lagu-lagu Bina Iman Anak (BIA) yang saya buat. Ada empat lagu yang sudah saya buat, dijadikan dua file: Ave Maria & Regina Caeli dan Tanda Salib & Orang Kudus.

Lagu-lagu ini saya buat atas permintaan seorang pendamping BIA yang merasa prihatin karena minimnya lagu-lagu khas katolik untuk BIA. Semoga bermanfaat....

The Greatest of These Is Love

Lagunya bagus.... diambil dari 1 Kor 13:1-13, silahkan download di sini.

Pengikut