Tampilkan postingan dengan label latin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label latin. Tampilkan semua postingan

10 Juni 2012

Misa Penutupan Sarasehan Ekaristi (10 Juni 2012)

Minggu kemarin, 10 Juni 2012, paduan suara Archangeli diberi kesempatan untuk berpartisipasi sebagai petugas koor dalam Misa penutupan Sarasehan Ekaristi (nama halus dari Kongres Ekaristi) Keuskupan Agung Jakarta. Misa dan Adorasi Ekaristi dipimpin oleh Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo. Pada kesempatan ini Archangeli bergabung dengan koor Ancilla Domini, dari mahasiswa katolik Universitas Bina Nusantara.

Yang menarik dari Misa tersebut adalah lagu-lagunya yang liturgis, kebanyakan diambil dari Puji Syukur, dan sama sekali tidak ada sentuhan lagu pop profan yang seringkali dikeluhkan banyak orang. Alat musik yang digunakan pun adalah organ, bukan yang lain. Harapannya Misa seperti ini akan menjadi contoh bagi seluruh keuskupan. Daftar lagunya adalah sebagai berikut:
Pembukaan:
PS 320 Awalilah Kurban-Mu
PS 335 Datanglah Ya Tuhan
Tuhan Kasihanilah Kami:
PS 351 Misa Kita II
Kemuliaan
PS 352 Misa Kita II
Sekuensia:
PS 556 Sion, Puji Penyelemat
Syahadat:
PS 374 Credo III
Persiapan Persembahan:
PS 377 Kami Unjukkan
PS 384 T'rimalah Persembahan Kami
Kudus:
PS 392 Misa Kita II
Bapa Kami:
PS 405 Bapa Kami Rawaseneng
Anak Domba Allah:
PS 413 Misa Kita II
Komuni:
Ave Verum Corpus (William Byrd)
Though We Are Many (Hymne Kongres Ekaristi Internasional 2012)
Ekaristi (Hymne Tahun Ekaristi KAJ 2012)
O Salutaris Hostia (Charles Gounod)
Adorasi Ekaristi:
PS 560 Allah yang Tersamar
Tiga lagu Taize: Tinggallah Bersama Aku, Pujilah Tuhan, & Dalam Tuhan Aku Bersyukur
PS 559 Tantum Ergo
Anima Christi (Marco Frisina)
Penutup:
Mars Arah Dasar Pastoral KAJ
Mari Berbagi

Pada kesempatan ini saya akan membagikan tiga teks lagu yang kami nyanyikan kemarin: Ave Verum Corpus (klik untuk download), O Salutaris Hostia (iringan klik di sini), dan Anima Christi (iringan klik di sini). Teks Though We Are Many tidak saya sediakan karena statusnya yang tidak free license. Youtube dari lagu2 ini bisa didengar berikut ini:



30 Januari 2012

Sicut Cervus (Prima Pars) - G.P. da Palestrina

"Tradisi musik Gereja semesta merupakan kekayaan yang tak terperikan nilainya, lebih gemilang dari ungkapan-ungkapan seni lainnya, terutama karena nyanyian suci yang terikat pada kata-kata merupakan bagian Liturgi meriah yang penting atau integral."
 ~ 
Konstitusi tentang Liturgi Suci artikel 112, Konsili Vatikan II

Sicut Cervus gubahan Palestrina (silahkan klik untuk menuju halaman download) adalah salah satu lagu yang dulu menarik saya untuk mencintai dan mempelajari nyanyian polifoni suci. Terlebih setelah saya menghadiri Misa dalam bahasa Latin di Kapel St. Yoseph, Matraman, dimana kala itu yang bertugas koor adalah Cappella Victoria Jakarta yang menyanyikan lagu ini sebagai nyanyian persiapan persembahan. Sungguh indah!

Di kebanyakan koor, teks yang beredar adalah terbitan PML Yogyakarta dalam salah satu seri bukunya. Saya tulis ulang teks ini mengingat di era digital seperti sekarang ini, distribusi lagu dalam bentuk file pdf akan menjadi lebih mudah dan cepat sehingga, harapannya, memudahkan siapapun mendapatkan teks lagu yang indah ini, khususnya koor-koor muda.

Syair lagu ini diambil dari Kitab Suci Vulgate dalam bahasa Latin: "Sicut cervus desiderat ad fontes aquarum ita desiderat anima mea ad te Deus", yang di Kitab Suci Terjemahan Baru berbunyi: "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah." (Mzm 42:1).

Video berikut ini adalah penampilan Cappella Victoria Jakarta yang menyanyikan lagu ini saat konser mereka di Gereja Theresia, Jakarta, 25 Juli 2009 yang lalu:






Video lain, Westminster Cathedral Choir yang menyanyikan lagu ini dalam versi lebih lengkap:






Selamat menikmati dan mempelajari kekayaan musik Gereja yang tak terperikan ini, semoga semakin memperkaya khazanah nyanyian dari paduan suara anda, demi semakin besarnya kemuliaan Tuhan.

25 Mei 2011

Veni Creátor Spíritus / Datanglah Ya Roh Pencipta

Tahun ini kebagian tugas Hari Raya Pentakosta. Lagu wajibnya jelas Veni Creator Spiritus yang ada di PS 565/566, juga ada Utuslah Roh-Mu ya Tuhan untuk mazmur tanggapan. Selain itu rasanya tidak banyak pilihan yang 'enak' walaupun sebenarnya cukup banyak juga.

Banyak kelompok koor mencari lagu baru untuk dijadikan alternatif, pertama karena stok yang ada dirasa "kurang menantang" sehingga dibutuhkan penyegaran. Dalam banyak kasus, kurangnya tantangan ini bisa ditangkal dengan mengaransemen ulang lagu yang sudah ada agar lebih fresh. Bisa juga dengan mencari versi asli dari lagu yang sudah ada, seperti O Esca Viatorum yang merupakan versi asli dari PS 434 Santapan Peziarah, atau Veni Veni Emmanuel yang merupakan versi asli PS 443 O Datanglah Imanuel.

Cara lainnya adalah membuat lagu baru dengan menggunakan syair yang sudah ada, dan inilah yang saya lakukan kali ini. Berdasar pengalaman menggunakan syair bahasa Latin, biasanya akan menemukan kesulitan ketika ingin dibuat versi bahasa Indonesia, atau sebaliknya. Hal ini terjadi karena ketika membuat tidak memperhatikan aksentuasi kata. Aksentuasi ternyata tidak bisa diabaikan dalam proses pembuatan lagu karena sangat berperan pada penekanan sukukata pada kata-kata penting yang akan berpengaruh pada kejelasan artikulasi ketika dinyanyikan.

Dalam bahasa Indonesia memang tidak banyak orang yang paham bagaimana aksentuasi yang tepat, namun dalam bahasa Latin hal ini lebih mudah diketahui dengan penulisan tanda petik ( ' ) di atas huruf vokal pada sukukata yang mendapat penekanan. Maka kita bisa melihat alasan kenapa di Puji Syukur, bukan ditulis "veni creator Spiritus" melainkan "veni Creátor Spíritus".

Belajar dari kesalahan di masa lampau, saya mencoba membuat Veni Creátor Spíritus (klik untuk download) dengan memperhatikan aksentuasi, walau mungkin belum sempurna. Dengan memperhatikan aksentuasi pada nada-nada yang diberikan tekanan, dengan mudah pula bisa dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia sesuai terjemahan di Puji Syukur menjadi Datanglah Ya Roh Pencipta (klik untuk download).

Pola nyanyian tetap berusaha mengikuti bentuk tradisional, yakni menggunakan melodi yang sama pada setiap bait. Improvisasi dilakukan pada setiap bait.

Selain itu, dulu juga pernah membuat lagu tema Roh Kudus berjudul Roh Kudus, Datanglah yang syairnya berdasarkan sekuensia Pentakosta Veni Sancte Spiritus.

Silahkan didownload dan dicoba, semoga berkenan.

24 Januari 2011

Santapan Peziarah / O Esca Viatorum

Salah satu lagu favorit saya di Puji Syukur adalah Santapan Peziarah (PS 434). Lagu itu sederhana dan indah sekali, baik dinyanyikan 4 suara maupun unisono sekalipun. Siapa sangka beberapa minggu lalu tidak sengaja saya menemukan teks lagu tersebut dalam bahasa Latin. Memang sebelumnya luput dari perhatian ternyata lagu Santapan Peziarah bersumber dari teks Latin berjudul O Esca Viatorum.

Saya salin dari notasi balok ke notasi angka, bisa download di sini.

23 Juni 2010

Ave Maris Stella


Ave maris stella (Salam bintang laut) adalah doa yang sudah sangat lama, dipakai sejak abad ke-8 atau 9, dan sangat populer pada abad pertengahan di Eropa.

Ave maris stella,
Dei Mater alma
Atque semper Virgo,
Felix caeli porta.

Sumens illud ave,
Gabrielis ore,
Funda nos in pace,
Mutans Hevae nomen.

Solve vincla reis,
Profer lumen caecis,
Mala nostra pelle,
Bona cuncta posce.

Monstra te esse matrem,
Sumat per te preces,
Qui pro nobis natus,
Tulit esse tuus.

Virgo singularis,
Inter omnes mitis,
Nos culpis solutos,
Mites fac et castos.

Vitam praesta puram,
Iter para tutum,
Ut videntes Jesum,
Semper collaetemur.

Sit laus Deo Patri,
Summo Christo decus,
Spiritui sancto,
Tribus honor unus.

Amen.

Terjemahan bebasnya :
Salam bintang laut, sungguh Bunda Allah, perawan selalu, pintu surga bah'gia.
Dikau t'rima salam yang Gabriel bawa, beri hidup tentram, ubah nama Hawa.
Tolonglah yang papa, bimbinglah yang buta, hiburlah yang duka, sembuhkan yang luka.
Tunjukkanlah ibu, antarlah doaku kepada Putramu yang lahir bagiku.
P'rawan tanpa tara, elok antar dara, lepas dari dosa, buatku sempurna.
Beri hidup murni, mohon jalan aman, lihat Yesus nanti agar selalu riang.
Terpujilah Bapa, hormat bagi Putra, Roh Kudus dipuja, esa selamanya.
Amin.
(terima kasih untuk Adrianus Ramon yang membantu menerjemahkan)

Saya lagi senang membuat lagu yang sederhana, dengan melodi yang mudah diingat, dan dinyanyikan berulang-ulang. Aransemen hanya soal variasi saja. Sebelum lagu ini saya membuat Adoro Te Devote, yang sesungguhnya juga lagu yang sederhana, hanya aransemennya yang tidak sederhana. Maka saya buat lagu ini (download di sini) dengan proses sekitar 20 menit. Seperti biasa, proses ngetiknya yang makan waktu agak banyak.


Niat awal saya tadinya adalah membuat lagu untuk Hari Raya Santa Maria Diangkat Ke Surga yang pada tahun ini akan jatuh pada hari Minggu 15 Agustus 2010, yang sangat layak untuk dirayakan dengan sangat meriah. Lirik yang saya rencanakan tadinya juga bukan Ave Maris Stella, tapi dari syair lain. Namun ketika saya tidak sengaja melihat teks Ave maris stella, langsung muncul melodi dan ide komposisi. Saat itu juga langsung saya kerjakan dan jadilah lagu ini.

Selamat menikmati.

Kompilasi Lagu-Lagu Gregorian Volume I


Setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan, akhirnya saya berhasil menyelesaikan sebuah buku berisi kompilasi lagu-lagu gregorian dalam bahasa Latin. Isi buku ini semuanya sudah ada di Puji Syukur, saya hanya memisahkan bahasa Indonesia dari notasi angkanya, yang untuk beberapa lagu gregorian di Puji Syukur terasa mengganggu. Alasan lainnya adalah karena saya menemukan beberapa kesalahan kecil di Puji Syukur yang berbeda dengan sumber-sumber lainnya, seperti pada lagu Credo (PS 374) dan Veni Creator Spiritus (PS 566).

Silahkan download di sini.

11 Mei 2010

Meng-umat-kan gregorian, meng-gregorian-kan umat

Sudah bukan rahasia lagi kalau umat Katolik di Indonesia sudah mulai melupakan lagu-lagu gregorian, khususnya di kalangan anak muda. Di paroki saya sendiri (St. Robertus Bellarminus - Cililitan), lagu-lagu gregorian hanya dinyanyikan saat masa Adven dan Prapaskah. Selama Pekan Suci juga banyak lagu-lagu gregorian yang dinyanyikan, khususnya saat Minggu Palma dan Kamis Putih dan Exultet saat Malam Paskah.

Patut disyukuri pada Pekan Suci yang lalu di paroki kami menambah "koleksi" dengan menyanyikan Pater Noster dan Popule Meus saat Jumat Agung. Petugas Minggu Paskah juga berhasil dipaksa menyanyikan Sekuensia Paskah. Saya yakin di banyak paroki hanya pada kesempatan-kesempatan seperti inilah lagu gregorian banyak dinyanyikan, yang mungkin lebih banyak disebabkan karena keterbatasan pilihan lagu untuk perayaan-perayaan itu.

Pertanyaan sederhananya, kenapa saat ini koor-koor di Jakarta khususnya terkesan sulit sekali menyanyikan lagu-lagu gregorian? Paling tidak ada beberapa alasan :
  1. Umat memang tidak dibiasakan menyanyikan lagu gregorian; gaung gregorian kalah dengan lagu daerah dan (sayangnya) lagu pop rohani. Selama puluhan tahun harta warisan yang tak ternilai ini kalah bersinar dibandingkan barang-barang baru. Kita semua patut bertanya kapan terakhir kali Credo dinyanyikan di paroki anda masing-masing? Di St. Robertus sekitar 20 tahun lalu. Padahal Gereja menganjurkan sekurang-kurangnya Credo dan Pater Noster dinyanyikan dalam bahasa Latin, bukan dibacakan atau dinyanyikan dalam bahasa lokal.
  2. Tidak diterbitkannya lagi buku-buku gregorian. Paling tidak yang saya alami, sejak Puji Syukur terbit, tidak ada lagi buku nyanyian dengan citarasa khas Katolik ini. Memang kita terbiasa dengan not angka, dan itulah yang ditulis dalam Puji Syukur. Hanya sayangnya setelah Puji Syukur tidak ada terbitan lagi.
  3. Senada dengan tidak diterbitkannya buku-buku gregorian, di era digital ini juga tidak dimanfaatkan untuk menerbitkan sebuah rekaman lagu-lagu gregorian. Bayangkan jika ada yang mau merekam lagu-lagu sederhana ini kemudian menyebarluaskannya dalam bentuk mp3, yang mudah didownload dan mudah disebarluaskan, niscaya akan semakin banyak umat yang sadar akan harta terpendam ini.
  4. Sekalipun ada buku dan ada rekaman audio, masih tetap perlu seorang pakar lagu gregorian. Siapakah yang saat ini layak disebut pakar gregorian sehingga bisa mengajari, membimbing, mengarahkan, dan memajukan koor-koor paroki supaya bisa menyanyikan lagu gregorian? Saya tidak tahu apakah ada yang peduli tentang masalah ini, tapi kalau ada orangnya, saya ingin berguru pada orang tersebut, kalau bisa berguru online. hehehe.
Atas dasar alasan-alasan ini, saya berinisiatif mengumpulkan file-file audio dari berbagai sumber, sedikit merapikannya, dan membagi kepada anda semua untuk didownload. Sengaja yang saya share adalah lagu-lagu yang ada di Puji Syukur, supaya bisa menjadi bahan belajar. Saya sudah membagi lagu-lagu ini kepada para dirigen koor untuk menjadi bahan belajar mereka, khususnya untuk mulai menyanyikan lagu Credo dalam tugas-tugas rutin.

Selamat menikmati, jika ada yang punya koleksi lebih baik, dengan senang hati saya akan menampung hehehe. Angka dalam kurung adalah nomer lagu di Puji Syukur.
  1. Regina Caeli (624)
  2. Ave Maria (625)
  3. Ave Regina Caelorum (626)
  4. Alma Redemptoris Mater (627)
  5. Asperges Me (233)
  6. Pater Noster (402)
  7. Victimae Paschali Laudes (518)
  8. Popule Meus (506)
  9. Veni Creator Spiritus (566)
  10. Pange Lingua Gloriosi (502)
  11. Credo (374)
  12. Kyrie - Missa De Angelis (342)
  13. Gloria - Missa De Angelis (343)
  14. Credo (374)
  15. Sanctus - Missa De Angelis (387)
  16. Agnus Dei - Missa De Angelis (408)
  17. Kyrie - Adven & Prapaskah (339)
  18. Sanctus - Adven & Prapaskah (385)
  19. Agnus Dei - Adven & Prapaskah (406)
  20. Te Deum (669)
  21. Salve Regina (623)
Saya juga sedang mengetik ulang 21 lagu-lagu ini. Saya khususkan menuliskan notasi angka dengan bahasa latin. Ini saya lakukan karena melihat kesalahan notasi pada Credo yang ada di Puji Syukur no. 374. Tidak fatal memang, tapi terasa mengganggu. Untuk itu semua lagu di daftar ini saya ketik ulang berdasarkan Liber Usualis, dengan memakai cara yang sama dengan Puji Syukur untuk penulisan not angkanya.

Kalau anda merasa langkah kecil yang saya lakukan ini akan bermanfaat, anda bisa membantu saya dengan doa untuk menyelesaikan penulisan ulang ini.

27 April 2010

Pater Noster & Credo

Pedoman Umum Misale Romawi Art. 41 :

Meskipun semua nyanyian sama, nyanyian gregorian yang merupakan ciri khas liturgi Romawi, hendaknya diberi tempat utama. Semua jenis musik ibadat lainnya, khususnya nyanyian polifoni, sama sekali tidak dilarang, asal saja selaras dengan jiwa perayaan liturgi dan dapat menunjang partisipasi seluruh umat beriman. Dewasa ini, makin sering terjadi himpunan jemaat yang terdiri atas bermacam-macam bangsa. Maka sangat diharapjan agar umat mahir melagukan bersama-sama sekurang-kurangnya beberapa bagian ordinarium Misa dalam Bahasa Latin, terutama Credo dan Pater noster dengan lagu yang sederhana.

Di artikel di atas jelas menyebutkan beberapa hal :
  1. Nyanyian gregorian merupakan ciri khas liturgi Romawi, dan diberi tempat utama.
  2. Jenis musik lainnya, khususnya polifoni (seperti lagu-lagu yang saya buat) sama sekali tidak dilarang asala selaras dengan jiwa perayaan liturgi dan dapat menunjang partisipasi seluruh umat beriman.
  3. Diharapkan umat mahir melagukan beberapa ordinarium misa dalam Bahasa Latin, terutama Credo dan Pater noster dengan lagu yang sederhana.
Puji Tuhan, pada pekan suci yang lalu di paroki kami, St. Robertus Bellarminus - Cililitan, sudah 'berhasil' menyanyikan Pater Noster dalam bahasa latin dan dengan gaya gregorian seperti yang ada di buku Puji Syukur nomor 402. Puji Tuhan juga karena Pastor Paroki (Romo Irwan) yang turun tangan langsung untuk melatih umat menyanyikan lagu ini. Sungguh beruntung memiliki Pastor Paroki yang mau melaksanakan salah satu fungsi kegembalaannya dengan sempurna. Puji Tuhan sekali lagi lagi karena kedua pastor di paroki kami bersedia untuk menyanyikan bagian pengantar (atas petunjuk penyelamat kita...) dan embolisme juga dalam Bahasa Latin.

Untuk menunjang hal-hal di atas, sebelum pekan suci saya mengetik lagi teks yang dibutuhkan, berdasarkan apa yang tercantum di TPE Imam, yang ada sedikit perbedaan dengan Puji Syukur. Jika berminat bisa download di sini. Di teks tersebut hanya ditulis Bahasa Latin supaya mempermudah membaca dan mempelajari.

Dalam minggu-minggu ke depan, di paroki kami akan dimulai sebuah usaha untuk mensosialisasikan lagu lainnya seperti disyaratkan PUMR 41 di atas, yakni lagu Credo (Aku Percaya). Lagu yang akan disosialisasikan adalah Credo III yang ada di Puji Syukur 374, bisa download di sini. Saya ketik lagi teksnya, memisahkan Bahasa Latin dengan Bahasa Indonesia supaya lebih mudah dipelajari. Untuk notasi Credo ini saya adaptasi dari teks aslinya yang memakai not gregorian.

Cara yang dipilih untuk belajar tidak lagi sama dengan cara sosialisasi Pater Noster karena lagu Credo yang jauh lebih panjang dan lebih rumit. Tampaknya akan dipilih cara sosialisasi lewat kor-kor lingkungan/wilayah/kategorial supaya makin banyak umat yang terampil menyanyikan lagu ini. Mohon doanya agar cara ini lancar.

Demikian sharing saya :D:D:D semoga kedua teks yang saya buat ini bisa bermanfaat untuk sosialisasi Credo dan Pater noster.

Tantum Ergo


Bulan-bulan belakangan memang masa-masa kering lagu, bukan karena ketiadaan ide atau komposisi, melainkan karena kemalasan mengetik teks yang memang butuh waktu dan konsentrasi. Apalagi di rumah sekarang ini sudah berbagi komputer dengan anak yang sudah mulai rajin main komputer, meniru bapaknya. :D:D

Jadi untuk urusan ketik-mengetik mulai dari yang sederhana dulu, sebuah lagu pendek, sederhana, dan (tampaknya) mudah untuk dinyanyikan. Lagu ini untuk mengiringi penyembahan kepada Sakramen Mahakudus : Tantum Ergo (download di sini)

Bahasa Latin :

Tantum ergo Sacramentum
Veneremur cernui:
Et antiquum documentum
Novo cedat ritui:
Praestet fides supplementum
Sensuum defectui.

Genitori, Genitoque
Laus et iubilatio,
Salus, honor, virtus quoque
Sit et benedictio:
Procedenti ab utroque
Compar sit laudatio.

Amen.

Bahasa Indonesia :

Sakramen yang sungguh agung,
mari kita muliakan.
Surut sudah hukum lampau,
tata baru tampillah.
Karna indra tidak mampu,
iman jadi tumpuan.

Yang Berputra dan Sang Putra
dimuliakan, disembah,
dihormati dan dipuja
beserta dengan Sang Roh:
muncul dari KeduaNya,
dan setara disembah.

Amin.

Sebagai tambahan informasi yang saya baca dari sebuah website yang membahas tentang indulgensi (lihat di sini), dengan mendaraskan lagu ini dengan meriah saat Kamis Putih atau HR Tubuh dan Darah Kristus (tahun ini 6 Juni 2010) bisa mendapatkan indulgensi penuh, dan indulgensi sebagian pada kesempatan lainnya.

Selamat menikmati dan selamat berlatih.

Pengikut