Patut disyukuri pada Pekan Suci yang lalu di paroki kami menambah "koleksi" dengan menyanyikan Pater Noster dan Popule Meus saat Jumat Agung. Petugas Minggu Paskah juga berhasil dipaksa menyanyikan Sekuensia Paskah. Saya yakin di banyak paroki hanya pada kesempatan-kesempatan seperti inilah lagu gregorian banyak dinyanyikan, yang mungkin lebih banyak disebabkan karena keterbatasan pilihan lagu untuk perayaan-perayaan itu.
Pertanyaan sederhananya, kenapa saat ini koor-koor di Jakarta khususnya terkesan sulit sekali menyanyikan lagu-lagu gregorian? Paling tidak ada beberapa alasan :
- Umat memang tidak dibiasakan menyanyikan lagu gregorian; gaung gregorian kalah dengan lagu daerah dan (sayangnya) lagu pop rohani. Selama puluhan tahun harta warisan yang tak ternilai ini kalah bersinar dibandingkan barang-barang baru. Kita semua patut bertanya kapan terakhir kali Credo dinyanyikan di paroki anda masing-masing? Di St. Robertus sekitar 20 tahun lalu. Padahal Gereja menganjurkan sekurang-kurangnya Credo dan Pater Noster dinyanyikan dalam bahasa Latin, bukan dibacakan atau dinyanyikan dalam bahasa lokal.
- Tidak diterbitkannya lagi buku-buku gregorian. Paling tidak yang saya alami, sejak Puji Syukur terbit, tidak ada lagi buku nyanyian dengan citarasa khas Katolik ini. Memang kita terbiasa dengan not angka, dan itulah yang ditulis dalam Puji Syukur. Hanya sayangnya setelah Puji Syukur tidak ada terbitan lagi.
- Senada dengan tidak diterbitkannya buku-buku gregorian, di era digital ini juga tidak dimanfaatkan untuk menerbitkan sebuah rekaman lagu-lagu gregorian. Bayangkan jika ada yang mau merekam lagu-lagu sederhana ini kemudian menyebarluaskannya dalam bentuk mp3, yang mudah didownload dan mudah disebarluaskan, niscaya akan semakin banyak umat yang sadar akan harta terpendam ini.
- Sekalipun ada buku dan ada rekaman audio, masih tetap perlu seorang pakar lagu gregorian. Siapakah yang saat ini layak disebut pakar gregorian sehingga bisa mengajari, membimbing, mengarahkan, dan memajukan koor-koor paroki supaya bisa menyanyikan lagu gregorian? Saya tidak tahu apakah ada yang peduli tentang masalah ini, tapi kalau ada orangnya, saya ingin berguru pada orang tersebut, kalau bisa berguru online. hehehe.
Selamat menikmati, jika ada yang punya koleksi lebih baik, dengan senang hati saya akan menampung hehehe. Angka dalam kurung adalah nomer lagu di Puji Syukur.
- Regina Caeli (624)
- Ave Maria (625)
- Ave Regina Caelorum (626)
- Alma Redemptoris Mater (627)
- Asperges Me (233)
- Pater Noster (402)
- Victimae Paschali Laudes (518)
- Popule Meus (506)
- Veni Creator Spiritus (566)
- Pange Lingua Gloriosi (502)
- Credo (374)
- Kyrie - Missa De Angelis (342)
- Gloria - Missa De Angelis (343)
- Credo (374)
- Sanctus - Missa De Angelis (387)
- Agnus Dei - Missa De Angelis (408)
- Kyrie - Adven & Prapaskah (339)
- Sanctus - Adven & Prapaskah (385)
- Agnus Dei - Adven & Prapaskah (406)
- Te Deum (669)
- Salve Regina (623)
Kalau anda merasa langkah kecil yang saya lakukan ini akan bermanfaat, anda bisa membantu saya dengan doa untuk menyelesaikan penulisan ulang ini.
3 komentar:
wihh? 20 tahun mas?
Yang boneng ah? :D
Tapi salut deh, udah mulai lancar ya latihannya.
Mas,
link web resource gregorian aku post di sini ya:
http://kcrt.blogspot.com/2010/05/yuk-mencintai-lagi-gregorian.html
salam,
Shevyn
ya boneng lah... maklum salah satu paroki di KAJ gitu loh...
Bagaimanakah cara menulis ulang sebuah lagu (notasi angka) dengan komputer (cara mengetiknya bagaimana?)?
Trims..
Salam
Posting Komentar