Tampilkan postingan dengan label ekaristi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ekaristi. Tampilkan semua postingan

28 Juni 2012

Buku Nyanyian "LAUDATE DOMINUM - Seri Nyanyian untuk Komuni dan Upacara Penghormatan Sakramen Mahakudus"

Klik gambar untuk menuju halaman download.

Musik Liturgi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan Liturgi Suci. Dalam perjalanan waktu, musik liturgi tidak hanya berupa nyanyian gregorian atau polifoni suci saja, namun juga berkembang menjadi beragam bentuk, termasuk bentuk nyanyian yang telah mengalami proses inkulturasi. Gereja Katolik di Indonesia pun tidak lepas dari situasi ini. Lewat apa yang lazim dipakai sekarang, yakni Puji Syukur dan Madah Bakti, semakin nyata bahwa di sini pun musik liturgi mengalami perkembangan.

Namun sayangnya, kerap kali semangat perkembangan ini disalahartikan. Sering kali jenis nyanyian yang tidak dibuat untuk liturgi, dinyanyikan dalam perayaan Ekaristi tanpa mengindahkan pedoman yang telah ditetapkan. Pernah ada suatu masa, dan mungkin masih terus berlangsung, dimana kita semua bisa melihat banyak paduan suara yang gemar menyanyikan nyanyian rohani (dan bukan nyanyian liturgi) saat perayaan Ekaristi.

Situasi ini terjadi tentu bukan tanpa sebab. Selain pengetahuan liturgi para praktisi paduan suara yang masih sangat kurang, minimnya ketersediaan teks nyanyian liturgi juga berkontribusi terhadap situasi ini. Bahkan paduan suara yang sadar liturgi pun kerap kali kesulitan memperoleh partitur nyanyian yang liturgis. Umumnya partitur yang mudah didapat adalah dari buku kor Puji Syukur dan Madah Bakti, juga keluaran Pusat Musik Liturgi di Yogyakarta. Bagi mereka yang mencintai nyanyian gregorian dan polifoni suci, tentu juga mengalami persoalan yang sama, dan bahkan lebih lagi. Sekarang ini sulit sekali ditemukan buku nyanyian gregorian dan polifoni suci. Kalaupun ada misalnya dari internet, bukan dalam notasi angka yang umum dikuasai paduan suara, namun dalam notasi gregorian atau notasi balok.

Atas dasar situasi ini, kami bermaksud membantu para praktisi paduan suara yang mencintai Liturgi, yang ingin perayaan Ekaristi diperindah dengan nyanyian liturgi yang sepantasnya. Walaupun hanya 16 lagu saja, kami berharap buku nyanyian ini dapat dijadikan alternatif yang bermanfaat bagi para praktisi paduan suara. Di seri perdana ini sengaja kami pilih nyanyian-nyanyian untuk prosesi komuni, mengingat tipikal umat Katolik di Indonesia yang lebih senang berdoa pribadi ketika komuni daripada ikut bernyanyi bersama paduan suara. Diharapkan lewat lagu-lagu ini, yang digubah oleh komposer-komposer katolik ternama, paduan suara dapat mendukung suasana khidmat saat prosesi komuni, dengan lagu-lagu yang liturgis.

Semua lagu dalam buku nyanyian ini ditulis dalam notasi angka yang umumnya dikuasai para penyanyi paduan suara. Demikian pula semua syair ditulis sesuai teks aslinya dalam bahasa Latin, yang merupakan bahasa resmi Liturgi Gereja Katolik. Kami sediakan pula terjemahan dalam bahasa Indonesia, baik terjemahan resmi ataupun terjemahan bebas, untuk membantu penghayatan para penyanyi.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman kami Wahyu Setiawan yang telah membantu mendesain cover buku ini dengan sangat indah dan elegan. Kami pun mengharapkan kritik dan saran melalui email kami: herman.yoseph@yahoo.co.id atau onggo.lukito@gmail.com. Akhir kata kami sungguh berharap, sumbangsih kecil ini dapat bermanfaat bagi banyak paduan suara dalam memperindah perayaan Ekaristi, dan semoga kualitas perayaan Ekaristi juga semakin meningkat. Tentu saja kami mengharapkan dukungan dari semua pihak, agar karya ini dapat terus berlanjut.

Salam,
Herman Yoseph Tan
Fransiskus de Sales Onggo Lukito
 
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus,
10 Juni 2012

10 Juni 2012

Misa Penutupan Sarasehan Ekaristi (10 Juni 2012)

Minggu kemarin, 10 Juni 2012, paduan suara Archangeli diberi kesempatan untuk berpartisipasi sebagai petugas koor dalam Misa penutupan Sarasehan Ekaristi (nama halus dari Kongres Ekaristi) Keuskupan Agung Jakarta. Misa dan Adorasi Ekaristi dipimpin oleh Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo. Pada kesempatan ini Archangeli bergabung dengan koor Ancilla Domini, dari mahasiswa katolik Universitas Bina Nusantara.

Yang menarik dari Misa tersebut adalah lagu-lagunya yang liturgis, kebanyakan diambil dari Puji Syukur, dan sama sekali tidak ada sentuhan lagu pop profan yang seringkali dikeluhkan banyak orang. Alat musik yang digunakan pun adalah organ, bukan yang lain. Harapannya Misa seperti ini akan menjadi contoh bagi seluruh keuskupan. Daftar lagunya adalah sebagai berikut:
Pembukaan:
PS 320 Awalilah Kurban-Mu
PS 335 Datanglah Ya Tuhan
Tuhan Kasihanilah Kami:
PS 351 Misa Kita II
Kemuliaan
PS 352 Misa Kita II
Sekuensia:
PS 556 Sion, Puji Penyelemat
Syahadat:
PS 374 Credo III
Persiapan Persembahan:
PS 377 Kami Unjukkan
PS 384 T'rimalah Persembahan Kami
Kudus:
PS 392 Misa Kita II
Bapa Kami:
PS 405 Bapa Kami Rawaseneng
Anak Domba Allah:
PS 413 Misa Kita II
Komuni:
Ave Verum Corpus (William Byrd)
Though We Are Many (Hymne Kongres Ekaristi Internasional 2012)
Ekaristi (Hymne Tahun Ekaristi KAJ 2012)
O Salutaris Hostia (Charles Gounod)
Adorasi Ekaristi:
PS 560 Allah yang Tersamar
Tiga lagu Taize: Tinggallah Bersama Aku, Pujilah Tuhan, & Dalam Tuhan Aku Bersyukur
PS 559 Tantum Ergo
Anima Christi (Marco Frisina)
Penutup:
Mars Arah Dasar Pastoral KAJ
Mari Berbagi

Pada kesempatan ini saya akan membagikan tiga teks lagu yang kami nyanyikan kemarin: Ave Verum Corpus (klik untuk download), O Salutaris Hostia (iringan klik di sini), dan Anima Christi (iringan klik di sini). Teks Though We Are Many tidak saya sediakan karena statusnya yang tidak free license. Youtube dari lagu2 ini bisa didengar berikut ini:



02 Februari 2012

Pange Lingua - Bartolucci

Tidak bisa dipungkiri, salah satu momen paling menggetarkan dalam Liturgi Pekan Suci adalah saat pemindahan Sakramen Mahakudus setelah Misa Kamis Putih. Bagian ini, biasanya diiringi dengan nyanyian Mari Kita Memadahkan (PS 501) atau Pange Lingua (PS 502) dimana setelah setiap bait seluruh umat berlutut sebagai ungkapan penyembahan.

Syair ini dibuat oleh St. Thomas Aquinas khusus untuk Pesta Corpus Christi atau Tubuh dan Darah Kristus, dan sekarang memang biasa dinyanyikan untuk mengiringi pemindahan Sakramen Mahakudus. Bait 5 dan 6 juga dipakai untuk mengiringi adorasi Ekaristi.

Biasanya lagu ini dinyanyikan sesuai aslinya, dalam bentuk gregorian. Tapi juga ada bentuk lain. Perlu diketahui bahwa salah satu cara menyanyikan nyanyian berbait dalam musik liturgi adalah dengan cara bergantian antara koor/solis dengan umat, misalnya bait ganjil oleh koor dan bait genap oleh umat, atau sebaliknya. Menilik cara ini, bagian koor pun juga dapat dimodifikasi sedemikian rupa, tidak lagi bentuk gregorian, melainkan bentuk paduan suara entah homofon atau polifon.

Bentuk seperti inilah yang digubah oleh Kardinal Bartolucci pada lagu Pange Lingua (klik untuk menuju halaman download teks). Bait ganjil dinyanyikan oleh koor dengan komposisi empat suara homofon, dan bait genap dinyanyikan oleh umat dengan melodi gregorian seperti biasanya. Lagu ini pertama kali saya ketahui saat mengiringi konser Cappella Victoria Jakarta dalam konsernya tahun lalu.

Komposisi ini tentu saja dapat anda nyanyikan di gereja anda saat Kamis Putih, tentu dengan persetujuan Romo yang memimpin perayaan. Kalau perlu video berikut ini bisa diberikan ke Romo / Seksi Liturgi Paroki sebagai referensi.

Silahkan disimak di video berikut:

30 Januari 2012

Sicut Cervus (Prima Pars) - G.P. da Palestrina

"Tradisi musik Gereja semesta merupakan kekayaan yang tak terperikan nilainya, lebih gemilang dari ungkapan-ungkapan seni lainnya, terutama karena nyanyian suci yang terikat pada kata-kata merupakan bagian Liturgi meriah yang penting atau integral."
 ~ 
Konstitusi tentang Liturgi Suci artikel 112, Konsili Vatikan II

Sicut Cervus gubahan Palestrina (silahkan klik untuk menuju halaman download) adalah salah satu lagu yang dulu menarik saya untuk mencintai dan mempelajari nyanyian polifoni suci. Terlebih setelah saya menghadiri Misa dalam bahasa Latin di Kapel St. Yoseph, Matraman, dimana kala itu yang bertugas koor adalah Cappella Victoria Jakarta yang menyanyikan lagu ini sebagai nyanyian persiapan persembahan. Sungguh indah!

Di kebanyakan koor, teks yang beredar adalah terbitan PML Yogyakarta dalam salah satu seri bukunya. Saya tulis ulang teks ini mengingat di era digital seperti sekarang ini, distribusi lagu dalam bentuk file pdf akan menjadi lebih mudah dan cepat sehingga, harapannya, memudahkan siapapun mendapatkan teks lagu yang indah ini, khususnya koor-koor muda.

Syair lagu ini diambil dari Kitab Suci Vulgate dalam bahasa Latin: "Sicut cervus desiderat ad fontes aquarum ita desiderat anima mea ad te Deus", yang di Kitab Suci Terjemahan Baru berbunyi: "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah." (Mzm 42:1).

Video berikut ini adalah penampilan Cappella Victoria Jakarta yang menyanyikan lagu ini saat konser mereka di Gereja Theresia, Jakarta, 25 Juli 2009 yang lalu:






Video lain, Westminster Cathedral Choir yang menyanyikan lagu ini dalam versi lebih lengkap:






Selamat menikmati dan mempelajari kekayaan musik Gereja yang tak terperikan ini, semoga semakin memperkaya khazanah nyanyian dari paduan suara anda, demi semakin besarnya kemuliaan Tuhan.

18 Januari 2012

"Syukur Kami Pada-Mu Tuhan" & "Mengasih Maria"

Pada kesempatan ini saya persembahkan dua lagu baru (klik judul untuk download):
  1. Syukur Kami Pada-Mu, Tuhan; lagu ini sudah agak lama saya buat namun baru sempat diketik belakangan ini. Dibuat untuk perkawinan, cocoknya pada bagian-bagian setelah Kesepakatan Nikah sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas keluarga yang baru sekaligus harapan-harapan bagi mereka. Saya buat beberapa kali modulasi agar lagunya lebih dinamis mengingat melodinya yang sama saja untuk setiap bait. Untuk memudahkan pengiring saya tambahkan chordnya untuk membantu pada bar dimana modulasi terjadi. Mengingat sudah agak lupa soal penulisan chord, mohon dimaafkan bila kurang tepat :D.
  2. Mengasih Maria; lagu ini dari Madah Bakti, kurang tahu juga apakah masih dimuat di MB yang terakhir terbit. Teks ini saya buat untuk memenuhi permintaan pengantin yang senang dengan lagu ini dan berharap pada perkawinannya diiringi lagu ini.
Btw, saya baru menemukan cara lebih efektif dan hemat waktu dalam mengetik notasi angka, mengkombinasikan font not angka dan cara pengetikan ala KWI yang ternyata benar-benar lebih mudah. Cara ini juga jauh lebih rapi untuk mengetik aransemen polifoni. Tadi siang saya ketik Kyrie - Missa De Angelis (PS 342) aransemen Kardinal Bartolucci dan hanya makan waktu sekitar setengah jam. Rencananya saya mau ketik lengkap (Kyrie, Gloria, Sanctus-Benedictus, Agnus Dei), namun berhubung waktu yang terbatas, baru jadi Kyrie-nya saja, silahkan klik untuk download :)
Selamat menikmati, selamat berlatih, selamat memuliakan Tuhan.


07 Desember 2011

BAPA KAMI

Lagu ini adalah BAPA KAMI, kali ini dibuat dengan memakai sibelius, tidak seperti biasanya dengan cakewalk sonar. Ternyata membuat iringan lebih asyik dengan sibelius ketimbang cakewalk.

Untuk sementara teks dalam not angka belum tersedia. Teks dalam not balok sebenarnya sudah ada, tapi saya simpan dulu, mungkin bila ada waktu luang lagi akan diperbaiki iringannya untuk organ ketimbang piano.

Lagunya:


Bapa Kami by onggolukito

Preview teks not balok:



13 November 2011

5 Lagu Baru

Setelah sekian lama tidak update, saya post di sini lima karya saya terbaru (silahkan klik judul untuk download) :

  1. AVE VERUM; syair ini lebih terkenal dengan nyanyian karya Mozart, namun koor kami lebih senang menyanyikan yang versi gregorian dan gubahan Edward Elgar. Berhubung syairnya memang indah, saya pun tergugah untuk membuat versi lain lagi yang sederhana. Lagu ini saya gubah seperti biasa dengan melodi pada sopran, diiringi khususnya oleh suara tenor yang lebih banyak variasi. Alhasil, komposisi seperti ini baru kali ini saya buat walaupun tetap mempertahankan bentuk homofon.
  2. KAMI BAWA PERSEMBAHAN; lagu ini untuk nyanyian persembahan, yang konon stoknya masih terbatas.
  3. KUPERCAYA SAKRAMEN MAHAKUDUS; lagu ini untuk nyanyian komuni. Diantara kelima lagu yang saya post sekarang ini, lagu ini yang paling "tua" karena materi dasarnya sudah ada sejak lama. Panjangnya proses lagu ini membuktikan bahwa memang sungguh sulit membuat lagu untuk nyanyian komuni.
  4. YANG MAKAN TUBUHKU DAN MINUM DARAHKU; lagu ini berawal dari keinginan untuk membuat lagu yang syairnya murni diambil dari Kitab Suci. Polanya memakai pola klasik nyanyian liturgi, yakni ulangan-ayat.
  5. AVE MARIS STELLA; lagu saya buat dengan variasi gregorian dan paduan suara. Terus terang masih coba-coba untuk membuat model ini.
Semoga berkenan dan memperkaya khazanah....


13 Oktober 2011

Here I Am Lord

Saya aransemen lagu ini, karena terinspirasi Misa penutupan World Youth Day 2011 yang lalu dimana lagu ini dinyanyikan sebagai nyanyian komuni. Silahkan download di sini.

Here I Am Lord yang dinyanyikan saat WYD:

25 Mei 2011

Veni Creátor Spíritus / Datanglah Ya Roh Pencipta

Tahun ini kebagian tugas Hari Raya Pentakosta. Lagu wajibnya jelas Veni Creator Spiritus yang ada di PS 565/566, juga ada Utuslah Roh-Mu ya Tuhan untuk mazmur tanggapan. Selain itu rasanya tidak banyak pilihan yang 'enak' walaupun sebenarnya cukup banyak juga.

Banyak kelompok koor mencari lagu baru untuk dijadikan alternatif, pertama karena stok yang ada dirasa "kurang menantang" sehingga dibutuhkan penyegaran. Dalam banyak kasus, kurangnya tantangan ini bisa ditangkal dengan mengaransemen ulang lagu yang sudah ada agar lebih fresh. Bisa juga dengan mencari versi asli dari lagu yang sudah ada, seperti O Esca Viatorum yang merupakan versi asli dari PS 434 Santapan Peziarah, atau Veni Veni Emmanuel yang merupakan versi asli PS 443 O Datanglah Imanuel.

Cara lainnya adalah membuat lagu baru dengan menggunakan syair yang sudah ada, dan inilah yang saya lakukan kali ini. Berdasar pengalaman menggunakan syair bahasa Latin, biasanya akan menemukan kesulitan ketika ingin dibuat versi bahasa Indonesia, atau sebaliknya. Hal ini terjadi karena ketika membuat tidak memperhatikan aksentuasi kata. Aksentuasi ternyata tidak bisa diabaikan dalam proses pembuatan lagu karena sangat berperan pada penekanan sukukata pada kata-kata penting yang akan berpengaruh pada kejelasan artikulasi ketika dinyanyikan.

Dalam bahasa Indonesia memang tidak banyak orang yang paham bagaimana aksentuasi yang tepat, namun dalam bahasa Latin hal ini lebih mudah diketahui dengan penulisan tanda petik ( ' ) di atas huruf vokal pada sukukata yang mendapat penekanan. Maka kita bisa melihat alasan kenapa di Puji Syukur, bukan ditulis "veni creator Spiritus" melainkan "veni Creátor Spíritus".

Belajar dari kesalahan di masa lampau, saya mencoba membuat Veni Creátor Spíritus (klik untuk download) dengan memperhatikan aksentuasi, walau mungkin belum sempurna. Dengan memperhatikan aksentuasi pada nada-nada yang diberikan tekanan, dengan mudah pula bisa dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia sesuai terjemahan di Puji Syukur menjadi Datanglah Ya Roh Pencipta (klik untuk download).

Pola nyanyian tetap berusaha mengikuti bentuk tradisional, yakni menggunakan melodi yang sama pada setiap bait. Improvisasi dilakukan pada setiap bait.

Selain itu, dulu juga pernah membuat lagu tema Roh Kudus berjudul Roh Kudus, Datanglah yang syairnya berdasarkan sekuensia Pentakosta Veni Sancte Spiritus.

Silahkan didownload dan dicoba, semoga berkenan.

23 Mei 2011

Anima Christi (Jiwa Kristus)

Anima Christi by onggolukito

Pernah suatu waktu di gereja paroki saya, St. Robertus Bellarminus - Cililitan, doa ini (lihat PS 212) menjadi doa favorit yang sering didoakan bersama seluruh umat pada waktu sesudah komuni. Doa ini seakan menjadi respon umat atas Tubuh Kristus yang baru saja disambut.

Dan memang isi doa ini dapat dijadikan doa pribadi setelah menyambut komuni, karena lewat doa itu kita menyatakan iman akan Tubuh Kristus yang menyelamatkan dan Darah Kristus yang menyucikan, Yesus yang menyerahkan jiwa dan raga sebagai kurban kudus yang menguduskan kita, umat-Nya.

Dulu pernah saya buat lagu Jiwa Kristus (klik untuk download), beserta iringannya. Lagu ini masih menjadi favorit bagi koor Archangeli yang saya dan teman-teman bina di paroki. Aslinya, lagu itu dibuat dengan bahasa Latin, tapi rasanya dengan bahasa Indonesia lebih cocok.

Hari-hari belakangan ini saya buat sebuah versi lain, kali ini dengan bahasa Latin. Sudah dicoba menggunakan bahasa Indonesia tapi malah kurang cocok. Jadi, tetap memakai bahasa Latin: Anima Christi (klik untuk download).

Lagu ini dibuat dengan konsep bersahut-sahutan antara dua kelompok. Pada teks yang dapat didownload dibuat untuk paduan suara, tapi sebenarnya dapat juga dibuat lebih sederhana untuk dua kelompok wanita dan pria kemudian di bagian akhir (Et iube me... dst.) dinyanyikan bersama-sama. Rasanya cocok juga untuk pertemuan orang muda, sebagai alternatif lagu rohani sekaligus mengenal doa-doa Gereja dalam bahasa aslinya.

Teks lengkap:

Anima Christi sanctifica me
Corpus Christi salva me
Sanguis Christi inebria me
Aqua lateris Christi lava me
Passio Christi conforta me
O bone Jesus exaudi me
Intra tua vulnera absconde me
Ne permittas me separari a te
Ab hoste maligno defende me
In hora mortis meae voca me
Et iube me venire ad te
Ut cum sanctis tuis laudem te
in saecula saeculorum
Amen.

========================
Terjemahan dari PS 212:
Jiwa Kristus, kuduskanlah kami
Tubuh Kristus, selamatkanlah kami
Darah Kristus, sucikanlah kami
Air lambung Kristus, basuhlah kami
Sengsara Kristus, kuatkanlah kami
Yesus yang murah hati, luluskanlah doa kami
Dalam luka-luka-Mu sembunyikanlah kami
Jangan kami dipisahkan dari pada-Mu, Tuhan
Terhadap seteru yang curang lindungilah kami
Di waktu ajal terimalah kami
Supaya bersama para kudus
Kami memuji Engkau untuk selama-lamanya
Amin.

Semoga lagu ini dapat memperkaya khazanah nyanyian gerejani, khususnya nyanyian berbahasa Latin yang dibuat dengan konsep lebih modern. Bisa juga mendownload teks Anima Christi gregorian yang juga sederhana dan mudah dipelajari.

24 Januari 2011

Santapan Peziarah / O Esca Viatorum

Salah satu lagu favorit saya di Puji Syukur adalah Santapan Peziarah (PS 434). Lagu itu sederhana dan indah sekali, baik dinyanyikan 4 suara maupun unisono sekalipun. Siapa sangka beberapa minggu lalu tidak sengaja saya menemukan teks lagu tersebut dalam bahasa Latin. Memang sebelumnya luput dari perhatian ternyata lagu Santapan Peziarah bersumber dari teks Latin berjudul O Esca Viatorum.

Saya salin dari notasi balok ke notasi angka, bisa download di sini.

03 Januari 2011

Lagu khas Katolik untuk BIA

Baru saja saya membuat menu baru di samping kanan halaman ini untuk memuat lagu-lagu Bina Iman Anak (BIA) yang saya buat. Ada empat lagu yang sudah saya buat, dijadikan dua file: Ave Maria & Regina Caeli dan Tanda Salib & Orang Kudus.

Lagu-lagu ini saya buat atas permintaan seorang pendamping BIA yang merasa prihatin karena minimnya lagu-lagu khas katolik untuk BIA. Semoga bermanfaat....

16 Desember 2010

Nyanyian untuk Katekese Ekaristi

Sekitar sebulan lalu saya mengikuti Rapat Kerja Komisi Liturgi Keuskupan Regio Jawa & Tanjung Karang di Wisma Samadi, Klender, Jakarta Timur yang mengambil tema "Pengalaman akan Misteri Ekaristi". Salah satu rekomendasi yang dihasilkan raker tersebut adalah menggiatkan katekese tentang Ekaristi, yang dirasa selama ini masih kurang. Diharapkan dengan pemahaman yang memadai akan kehadiran nyata Kristus dalam rupa roti, kualitas perayaan Ekaristi dapat semakin ditingkatkan dan dengan demikian umat dapat merasakan pengalaman akan Misteri Ekaristi.

Ketika membicarakan katekese, berarti erat hubungannya dengan pengajaran. Maka katekese Ekaristi berarti pengajaran tentang Ekaristi. Bagaimana cara mengajarnya? Tentu banyak cara yang bisa ditempuh. Di paroki tahun depan akan ada beberapa kegiatan yang berhubungan langsung dengan katekese Ekaristi ini. Namun saya mencoba melakukan sesuatu yang lain tapi lazim, yakni menuangkan pengajaran ini pada bentuk lagu. Saya memang bukan seorang katekis, tapi paling tidak sejak persiapan mengikuti raker, pelaksanaan dan sesudahnya saya berhasil memiliki pengalaman akan misteri Ekaristi yang sedikit banyak mengubah hidup dan cara pandang saya terhadap liturgi.

Dari pengalaman tersebut saya buatkan sebuah lagu yang (mudah-mudahan) cukup sederhana sehingga bisa dinyanyikan semua kalangan, bisa download di sini. Lagu ini (mudah-mudahan lagi) cukup easy listening, sehingag juga bisa dinyanyikan dengan format band, gitaran, atau piano. Tidak seperti biasanya, saya tambahkan chord pada teks ini untuk memudahkan. Namun demikian teks ini tetap saya buat dalam format paduan suara.

Syair dari lagu ini adalah perpaduan dari ajaran resmi Gereja tentang Ekaristi dan teks Kitab Suci khususnya dari Yohanes bab 6. Berikut ini syairnya:

EKARISTI

Ekaristi: ucapan syukur kepada Allah
atas karya penebusan-Nya sejak awal dunia.
Ekaristi: kenangan kurban wafat Kristus
yang t'lah bangkit dan naik ke surga dan akan kembali.

Reff:
Inilah roti hidup dari surga yang sungguh nyata tubuh Tuhan kita
yang diberikan kepada dunia s'bagai penebus dosa manusia.
Barangsiapa makan roti ini mendapat hidup dan tak akan mati
seperti janji Yesus pada kita:
yang makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya akan hidup selamanya

Ekaristi: makanan surgawi untuk manusia
tiada tara kemuliaan-Nya: Sakramen Mahakudus
Ekaristi: sumber kehidupan bagi Gereja
yang dipuji dan patut disembah, sekarang, selamanya

Ekaristi menyatukan kita dalam himpunan
Satu iman, satu harapan di dalam Kristus, Tuhan
Ekaristi menjadikan kita makin sempurna
dalam Tuhan kita akan hidup dan tak akan mati

Demikian.... semoga bermanfaat...

07 Desember 2010

Ave Verum - Edward Elgar

Ave verum corpus natum de Maria Virgine
Vere passum immolatum in cruce pro homine
.....

Orang yang tahu syair ini biasanya mengenal sebagai karya musik ciptaan W.A. Mozart. Saya sendiri baru beberapa bulan lalu paham kalau syair lagu yang dibuat Mozart ternyata tidak lengkap. Walau sudah cukup lama ngeh syair ini awalnya dari versi Gregorian, tapi saya tidak pernah mendengarnya. Baru beberapa hari lalu saya mendengar versi gregorian dan jatuh cinta.

Dan baru tadi pagi saya mendengar versi lain ciptaan Edward Elgar yang tidak kalah indahnya dari ciptaan Mozart dan lebih mudah dicerna dan dilatih. Karena tidak terlalu sulit, jam makan siang tadi saya mengetik lagu ini, silahkan download di sini. Dalam teks tersebut saya lampirkan juga iringannya. Lagu ini setahu saya dibuat sebagai pengiring penyembahan kepada Sakramen Mahakudus, dan cocok juga untuk lagu pengiring komuni.

Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan saya sanggup membuat versi lain yang lebih mudah lagi khususnya untuk koor-koor lingkungan yang kemampuannya terbatas.

06 Desember 2010

Nyanyian Gregorian Berbahasa Latin untuk Perarakan Komuni

Teks ini berisi empat nyanyian gregorian dalam not angka yang bisa digunakan untuk mengiringi perarakan komuni atau adorasi kepada Sakramen Mahakudus:
1. Adoremus In Aeternum
2. Adoro Te Devote
3. Anima Christi
4. Ave Verum Corpus

Semuanya bisa download di sini. Saya sendiri sangat terkesan dengan Ave Verum Corpus yang sangat indah. Mungkin lagu ini yang akan saya pilih untuk tugas kami mendatang.

Selamat menikmati :D:D

30 November 2010

Veni, Veni Emmanuel

Pada masa adven seperti sekarang ini, selalu muncul pertanyaan yang sama kalau mempersiapkan tugas: "Nyanyi lagu apa ya?" Pertanyaan yang mengada-ada sebenarnya karena, di Puji Syukur sudah tersedia lagunya walau tidak banyak yang familiar.

Apalagi banyak teman-teman koor dimanapun yang sering bertanya "Ada lagu adven gak?" Pertanyaan yang sukar dijawab juga karena stok lagu tentang tema ini memang tidak banyak juga apalagi dibandingkan dengan tema Prapaskah misalnya, yang selain tema sengsara juga bisa mengambil tema pertobatan.

Untuk tugas minggu depan, saya memutuskan untuk membuat sebuah variasi tentang lagu adven kesukaan saya O Datanglah Imanuel dari PS 443. Setelah saya tuliskan teks not angka gregorian dalam bahasa Latin, saya juga buatkan lagu ini untuk paduan suara, dalam bahasa Latin, yang mudah-mudahan tidak terlalu sulit. Silahkan download di sini.

Semoga bermanfaat dan menambah pilihan lagu untuk masa adven ini.

22 November 2010

Lagu Gregorian Berbahasa Latin untuk Masa Adven

Di buku Puji Syukur, nyanyian untuk Masa Adven terdapat mulai nomor 436 sampai 450. Berarti untuk masa 4 minggu itu hanya tersedia 15 lagu untuk dipilih. Nomor 436 dan 437 serupa tapi tak sama karena liriknya sama, hanya biramanya yang berbeda dan ada tambahan refren pada nomor 437. Dari syair tersebut saya buat lagu sendiri: Kiranya Langit Terbelah.

Nyanyian berbirama ada delapan lagu (nomor 442-445 dan 447-450) dan sisanya adalah lagu resitatif (nomor 438, 439, 440, 441, 446).

Dari semua lagu tersebut, ada tiga lagu yang syairnya berasal dari teks berbahasa latin, namun sayangnya di Puji Syukur hanya tersedia bahasa Indonesia saja. Ketiga lagu itu adalah:
  1. PS 438 HAI LANGIT, TURUNKAN EMBUN yang aslinya berjudul Rorate Caeli Desuper.
  2. PS 439 PENCIPTA BINTANG SEMESTA yang aslinya berjudul Creator Alme Siderum.
  3. PS 442/443 O DATANGLAH IMANUEL yang aslinya berjudul Veni, Veni Emmanuel.
Guna menambah khazanah pilihan lagu untuk masa adven, saya berinisiatif menuliskan PS 438, 439, dan 443 dalam not angka dan bahasa Latin. Untuk PS 442 saya belum bisa menemukan sumber lain dalam notasi gregorian.

Untuk mendapatkan teks ketiga lagu tersebut dalam not angka dan bahasa Latin, anda bisa download di sini. Khusus Veni, Veni Emmanuel tampaknya memang ada berbagai versi urutan baitnya (seperti terlihat di 2 video paling bawah). Sumber yang saya pakai untuk mengetik teks ini adalah dari The Parish Book of Chant yang dikeluarkan oleh The Church Music Association of America.

Video Rorate Caeli :




Creator Alme Siderum:



Veni, Veni Emmanuel :



15 November 2010

Menyambut Masa Adven



Dulu waktu saya SD setiap masa adven selalu menyanyikan PS 436/437 Kiranya Langit Terbelah. Namun herannya setelah tumbuh besar saya menyadari bahwa koor-koor paroki jarang sekali menyanyikan lagu ini. Hal ini yang memancing saya sekitar 2 tahun lalu untuk membuat lagu yang syairnya saya ambil dari Kiranya Langit Terbelah ini, karena memang syairnya begitu indah, tentang penantian pada Sang Juruselamat.

Kiranya langit terbelah; ya Jurus'lamat datanglah,
bukalah surga segera, buanglah palang pintunya.

O, turun seperti embun, sirami ladang bumi-Mu;
curahkanlah anugerah, Raja yang adil, datanglah!

Hai bumi, kau terbukalah! Gunung, lembah menghijaulah!
Agar darimu bersemi Bunga selamat abadi.

Engkau dinanti dunia. Kedatangan-Mu kapankah?
Dari takhta-Mu turunlah; hiburkan kami yang resah.

Ya Surya Pagi yang cerah, biar fajar-Mu merekah;
mari, terbitlah cemerlang, halaulah kabut yang kelam.

Dirundung duka kemelut, kami menghadap pintu maut.
Umat-Mu, Tuhan, tuntunlah ke negeri sejahtera.

Di sana kami bersyukur memuliakan nama-Mu,
ya Penebus manusia, sampai selama-lamanya.


Kemarin tidak sengaja saya menemukan teks lagu ini, dan seketika langsung terpikir membuat versi acapella-nya, dengan memakai suara manusia untuk intro, sedangkan bagian lainnya tetap sama. Setelah utak-utik sana-sini, jadilah Kiranya Langit Terbelah versi acapella.

Selamat menikmati dan menjalani masa adven.

21 Oktober 2010

PARTISIPASI AKTIF UMAT BERIMAN DALAM PERAYAAN EKARISTI

Banyak umat katolik gamang menterjemahkan kata-kata "partisipasi aktif umat beriman" atau "keikutsertaan aktif umat beriman" dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Kegamangan ini kerap kali berujung pada salah kaprah dalam memahami perayaan Ekaristi, dimana partisipasi aktif umat beriman yang dikehendaki Konsili Vatikan II diartikan sebagai pengurangan peran imam dan penambahan peran umat, baik dalam tata gerak maupun doa.

Masih segar di ingatan ketika umat katolik Indonesia ikut mengucapkan Doa Syukur Agung dan doa damai seturut TPE 1979. Sisa-sisa TPE 1979 (walau sudah digantikan TPE 2005) masih terjadi di banyak paroki dimana umat seringkali ikut mengucapkan doa damai. Masih pula sering terjadi imam mengajak umat untuk ikut mengucapkan doa-doa presidensial (Doa Pembuka, doa persiapan persembahan, dan doa sesudah komuni).

Terkadang atas nama "partisipasi aktif" umat sendiri ikut menambahkan acara sendiri dalam perayaan Ekaristi, seperti tepuk tangan yang berlebihan, dramatisasi bacaan dan homili, atau memberikan salam damai sampai jauh dari tempat duduk.

Pedoman Umum Misale Romawi Artikel 91 mengatakan:

Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus dan Gereja sebagai "sakramen kesatuan," yakni umat kudus yang berhimpun dan diatur di bawah para uskup. Oleh karena itu, perayaan Ekaristi berkaitan dengan seluruh Tubuh Gereja, mengungkapkan dan mempengaruhinya. Setiap orang yang turut merayakan Ekaristi mempunyai hak dan kewajiban untuk berpartisipasi secara aktif, masing-masing menurut cara yang sesuai dengan kedudukan dan tugasnya. Dengan cara ini, umat kristen,"bangsa terpilih, imamat rajawi, bangsa yang kudus, umat milik Allah sendiri", mengungkapkan keterpaduan dan tatanan hirarkisnya. Jadi semua orang entah pelayan tertahbis, entah umat beriman lainnya, hendaknya melakukan tugas yang menjadi bagiannya, tidak lebih dan tidak kurang.

Artikel di atas menjelaskan beberapa hal penting terkait partisipasi aktif, yaitu bahwa setiap orang beriman memiliki hak dan kewajiban untuk berpartisipasi secara aktif menurut cara yang sesuai dengan kedudukan dan tugasnya, tidak lebih dan tidak kurang. Bisa diartikan pula bahwa seorang imam tidak boleh mengambil jatah umat, dan umat tidak boleh mengambil jatah imam.

Lewat artikel ini saya mencoba untuk menguraikan bagaimana umat dapat berpartisipasi secara aktif pada setiap bagian perayaan Ekaristi sesuai tugas dan kedudukannya, tidak lebih dan tidak kurang. Umat berpartisipasi aktif dalam perayaan Ekaristi khususnya pada saat menyanyi, menjawab aklamasi dan jawaban umat atas salam dan doa imam, mendengarkan bacaan, hening, dan melakukan tata gerak tertentu.

RITUS PEMBUKA

-Nyanyian Pembukaan: Berdiri. Umat ikut menyanyikan lagu pembukaan. Nyanyian Pembukaan dimaksudkan untuk membantu menyiapkan hati dan pikiran supaya dapat mendengarkan Sabda Allah dan menyambut Ekaristi dengan layak.

-Tanda Salib dan Salam: Berdiri. Imam mengucapkan "Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus" sementara umat ikut membuat gerakan tanda salib, dan setelahnya bersama-sama mengucapkan/menyanyikan "Amin". Kemudian Imam mengucapkan salam "Tuhan sertamu/Tuhan bersamamu" dan umat menjawab "Dan sertamu juga/dan bersama rohmu". Seringkali Imam ikut menjawab sendiri "dan sertamu juga" oleh karena umat yang tidak dengan mantap menjawab seperti itu. Yang seperti itu kurang tepat, karena imam menggeser hak umat untuk menjawab.

-Pengantar dari Imam: Imam dapat memberikan pengantar singkat tentang tema perayaan hari itu, dengan mendengarkan, umat dapat lebih terbantu menyiapkan diri.

-Pernyataan Tobat: Berlutut, jika tidak ada tempat berlutut: berdiri. Ada berbagai rumus tobat yang bisa didoakan atau dinyanyikan. Umat haruslah menjawab bagian yang diperuntukkan padanya. Bila menggunakan rumusan "Saya Mengaku", pada bagian "saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa" imam dan seluruh umat menepuk dada.

-Madah Kemuliaan: Berdiri. Bersama imam dan kelompok kor menyanyikan Kemuliaan.

-Doa Pembuka: Berdiri. Doa Pembuka adalah salah satu Doa Presidensial yang hanya diucapkan oleh pemimpin perayaan atas nama seluruh umat. Setelah imam mengucapkan "Marilah berdoa" seharusnya ada saat hening sejenak untuk umat menyampaikan doa pribadi. Isi doa pembuka sendiri adalah doa seluruh umat, sehingga umat harus ikut aktif dengan cara mendengarkan dan menghayati isi doa tersebut. Setelah imam menyampaikan isi doa, umat menyetujuinya dengan mengucapkan "Amin".


LITURGI SABDA

Bacaan Pertama: Duduk. Gereja percaya, ketika kitab suci dibacakan dalam Liturgi Sabda, Allah sendiri bersabda kepada umatNya. Seperti layaknya seorang hamba dengan patuh mendengarkan tuannya berbicara, begitu pula kita dengan sikap hormat mendengarkan Allah yang berbicara melalui mulut para lektor. Pada saat ini harus dibiasakan sikap mendengarkan dan bukan membaca teks misa. Teks misa adalah sarana bantu untuk kita memahami bacaan ketika homili atau sebelum misa. Inti dari Liturgi Sabda adalah Allah yang bersabda kepada umat-Nya. Setelah bacaan, para petugas liturgi harus menyediakan saat hening sejenak yang cukup agar umat dapat meresapi bacaan yang baru saja dibacakan.

-Mazmur Tanggapan: Duduk. Umat hendaknya ikut mendaraskan/menyanyikan bagian ulangan yang merupakan jatahnya, sementara pemazmur mendaraskan/menyanyikan bagian ayat.

-Bacaan Kedua: Duduk. Sama seperti bacaan pertama, umat harus mendengarkan dengan sikap hormat dan tidak membaca dari teks misa. Sesudah bacaan juga harus ada saat hening sejenak.

-Bait Pengantar Injil: Berdiri. Sesuai namanya, bagian ini adalah pengantar kepada puncak Liturgi Sabda, yakni Bacaan Injil. Bait Pengantar Injil harus dinyanyikan mengingat hakekat kemeriahannya. Menyanyikan Bait Pengantar Injil dengan gegap gempita menunjukkan tanggapan kita akan Injil yang akan dibacakan.

-Bacaan Injil: Berdiri. Inilah puncak Liturgi Sabda. Pada bagian ini umat tidak hanya berdiri, melainkan berdiri sambil menghadap imam atau diakon yang membacakan bacaan Injil. Sama seperti bacaan sebelumnya, umat juga harus mendengarkan dengan sikap hormat Allah yang bersabda kepada umat-Nya.

-Homili: Duduk. Homili berfungsi untuk menjelaskan isi bacaan pada hari itu. Jika disediakan teks misa, dapat membantu umat untuk mengerti uraian yang disampaikan oleh imam.

-Syahadat: Berdiri. Pada bagian "yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria", imam dan seluruh umat membungkuk khidmat. Membungkuk ini untuk menghormati peristiwa inkarnasi, Allah yang berinkarnasi menjadi manusia. Pada Hari Raya Natal dan Kabar Sukacita, bahkan berlutut.

-Doa Umat: Berdiri. Sesuai namanya, doa umat adalah doa seluruh umat. Sebagai bagian dari umat, kita menjadikan doa umat ini sebagai doa kita sendiri.

LITURGI EKARISTI

-Kolekte: Duduk. Kerapkali kolekte tidak lancar karena ada umat yang masih mencari-cari uang. Sebaiknya uang kolekte sudah disiapkan dari rumah dan ditaruh di kantong yang mudah dijangkau. Ini penting supaya tidak mengganggu ketika menyanyikan nyanyian persembahan.

-Nyanyian Persembahan: Duduk. Nyanyian persembahan berfungsi untuk mengiringi perarakan persembahan. Jika tidak ada perarakan persembahan, tidak perlu ada nyanyian persembahan.

-Ajakan imam untuk berdoa: Berdiri. Salah satu bagain paling "kacau" saat misa adalah bagian dimana umat menjawab "Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita dst." Bagian ini seringkali diucapkan dengan terburu-buru dan tidak kompak, sehingga terkesan tidak teratur. Maka penting untuk mengucapkan bagian ini dengan kecepatan yang sama seperti jawaban lain.

-Doa Persiapan Persembahan: Berdiri. Sama seperti Doa Pembuka, bagian ini adalah Doa Presidensial dimana pemimpin sendiri yang mengucapkan doa sementara umat mendengarkan dan menjadikan doa itu doanya sendiri, dan kemudian menjawab "Amin".

-Prefasi: Berdiri. Prefasi hakekatnya menunjukkan kemeriahan menjelang Doa Syukur Agung. Pada saat inilah imam menyanyikan alasan untuk beryukur yang diuraikan dalam prefasi.

-Kudus: Berdiri. Kudus adalah nyanyian para malaikat. Dengan ikut menyanyikan Kudus, umat yang berkumpul menggabungkan diri dengan himpunan malaikat dan orang kudus di surga memuji dan memuliakan Allah.

-Doa Syukur Agung: Berlutut. Jika tidak ada tempat berlutut: berdiri (bukan duduk). Inilah puncak perayaan Ekaristi, dimana roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Ketika imam selebran mengangkat Hosti/Piala, yang harus dilakukan umat adalah memandangnya, dan bukan malah menundukkan kepala. Kebiasaan umat mengatupkan tangan di depan dahi tidak boleh menghalangi untuk memandang Tubuh dan Darah Kristus. Setelah imam meletakkan Hosti/Piala, ia akan berlutut sebagai tanda penghormatan. Pada saat imam berlutut inilah seluruh umat juga memberikan penghormatan dengan membungkuk khidmat.

-Bapa Kami: Berdiri. Banyak umat yang menambahkan sendiri tata gerak menengadahkan tangan saat Bapa Kami, dan kemudian mengajarkannya kepada orang lain seakan-akan memang perlu dan wajib. Ada pula yang bergandengan tangan, dan mengajarkannya pula kepada orang lain. Gereja sendiri tidak pernah mengajarkan umat harus demikian. Gereja menghendaki imam (bukan umat) untuk merentangkan tangan. Marilah kita mengingat lagi PUMR 91 untuk berpartisipasi aktif seturut kedudukan dan tugas masing-masing.

-Doa Damai: Berdiri. Umat masih sering kali terbawa kebiasaan lama untuk ikut mengucapakan doa damai pada bagian "Tuhan Yesus Kristus janganlah memperhitungkan dosa kami dst." yang seharusnya hanya diucapkan oleh imam selebran. Umat hanya menjawab "Amin".

-Salam Damai: Berdiri. KWI lewat TPE 2005 menuliskan cara untuk menyampaikan salam damai adalah dengan saling berjabat tangan dan mengatakan "Damai Kristus". Kegiatan saling memberikan salam damai ini seringkali menjadi kegaduhan karena ada umat yang saking bersemangatnya sehingga meninggalkan tempat duduknya untuk menyalami sebanyak mungkin orang. Gereja menghendaki supaya salam damai hanya diberikan kepada orang-orang terdekat duduknya (PUMR 82).

-Anakdomba Allah: Berlutut. Kalau tidak ada tempat berlutut: Berdiri.

-Menerima Komuni: Duduk. Pada saat ini, seluruh umat perlu untuk menjaga keheningan. Nyanyian komuni dapat dimulai ketika imam menyambut komuni. Lagu yang dinyanyikan hendaknya dapat mendukung suasana hening, dengan demikian, suasana hati umat dalam menyambut komuni dapat terjaga. Pada saat imam atau prodiakon menunjukkan Hosti dan mengatakan "Tubuh Kristus", berilah penghormatan sejenak dengan menundukkan kepala, kemudian menjawab "Amin". Setelah menyambut komuni tetap menjaga keheningan, dapat pula berdoa pribadi atau bersama kor ikut menyanyikan lagu komuni.

-Doa Sesudah Komuni: Berdiri. Sama seperti doa pembuka dan persembahan, doa ini diucapkan oleh pemimpin atas nama seluruh umat. Umat menyetujuinya dengan menjawab "Amin."

RITUS PENUTUP

-Pengumuman: Duduk. Mendengarkan pengumuman menyangkut kegiatan dan kepentingan umat.

-Berkat dan Pengutusan: Berlutut/Berdiri. Umat ikut menjawab salam, dan membuat tanda salib, serta menjawab "Amin." Setelah berkat, seluruh umat diutus untuk mewartakan kabar baik.

-Lagu penutup Berdiri.

Semoga membantu....

07 September 2010

Adoro Te Devote (revisi)



video di atas ini adalah instrumentalisasi lagu Adoro Te Devote yang setelah dipertimbangkan kembali ada sedikit revisi, teksnya bisa download di sini.

Pengikut