Download lagunya di sini
Memang yang pulang sulit adalah menciptakan lagu komuni. Beberapa syarat harus terpenuhi sekaligus, tidak hanya syairnya yang liturgis dan tidak bertentangan dengan ajaran resmi Gereja, tapi juga melodi dan tata suara juga berperan dalam menciptakan suasana yang mendukung kekhidmatan misa.
Sekali lagi saya memberanikan diri menciptakan lagu untuk mengiringi komuni. Pada bagian refren syairnya saya timba dari Injil Yohanes bab 6 tentang Roti Hidup. Sabda Yesus "Akulah roti hidup" (Yoh 6:35) diubah sudut pandangnya sehingga menjadi pujian kita kepada-Nya sekaligus ungkapan iman kita "Kau roti hidup" sehingga lengkapnya refren berbunyi "Kau roti hidup dari surga yang memberi hidup pada dunia (Yoh 6:33). Yang datang pada-Mu takkan lapar lagi, yang percaya kepada-Mu takkan haus lagi (Yoh 6:35)."
Sedangkan bagian bait adalah ungkapan iman kita kepada Tuhan, dan keyakinan kita bahwa Tuhan menyelamatkan manusia lewat sakramen-sakramen. Kali ini saya mencoba membuat syair yang khas Katolik.
Dari segi komposisi lagu ini termasuk mudah dinyanyikan, tidak ada not miring-miring. Kalau ingin menyanyikan 2 suara cukup diambil bagian sopran dan altonya saja. Bagian bait sengaja dibuat unison, dengan harapan kor yang menyanyikan dapat membuat variasi di bagian bait ini. Misalnya bait 1 oleh penyanyi wanita, bait 2 pria, bait 3 bersama-sama.
1. Ku percaya pada-Mu, Allah menjadi manusia.
Ku percaya sabda-Mu adalah adalah Sabda hidup yang kekal.
2. Kami anak-anak-Mu satu di dalam Gereja-Mu.
yang Engkau persatukan dengan sakramen keselamatan.
3. Sakramen Ekaristi yang kami sambut hari ini
sungguh Tubuh dan Darah yang Kau kurbankan bagi dunia.
Refren:
Kau roti hidup dari surga yang memberi hidup pada dunia.
Yang datang pada-Mu takkan lapar lagi,
Yang percaya kepada-Mu takkan haus lagi.
Selamat datang di blog ini, semoga menemukan apa yang dicari. Hampir semua lagu di sini dapat dinyanyikan untuk Liturgi Gereja Katolik. Perlu diingat bahwa semua lagu yang saya ciptakan sendiri BELUM mendapat imprimatur dari otoritas berwenang, sehingga jika ingin menggunakan lagu-lagu ini khususnya untuk misa, sebaiknya minta ijin dari pastor yang akan memimpin misa.
29 April 2010
27 April 2010
Pater Noster & Credo
Meskipun semua nyanyian sama, nyanyian gregorian yang merupakan ciri khas liturgi Romawi, hendaknya diberi tempat utama. Semua jenis musik ibadat lainnya, khususnya nyanyian polifoni, sama sekali tidak dilarang, asal saja selaras dengan jiwa perayaan liturgi dan dapat menunjang partisipasi seluruh umat beriman. Dewasa ini, makin sering terjadi himpunan jemaat yang terdiri atas bermacam-macam bangsa. Maka sangat diharapjan agar umat mahir melagukan bersama-sama sekurang-kurangnya beberapa bagian ordinarium Misa dalam Bahasa Latin, terutama Credo dan Pater noster dengan lagu yang sederhana.
Di artikel di atas jelas menyebutkan beberapa hal :
- Nyanyian gregorian merupakan ciri khas liturgi Romawi, dan diberi tempat utama.
- Jenis musik lainnya, khususnya polifoni (seperti lagu-lagu yang saya buat) sama sekali tidak dilarang asala selaras dengan jiwa perayaan liturgi dan dapat menunjang partisipasi seluruh umat beriman.
- Diharapkan umat mahir melagukan beberapa ordinarium misa dalam Bahasa Latin, terutama Credo dan Pater noster dengan lagu yang sederhana.
Untuk menunjang hal-hal di atas, sebelum pekan suci saya mengetik lagi teks yang dibutuhkan, berdasarkan apa yang tercantum di TPE Imam, yang ada sedikit perbedaan dengan Puji Syukur. Jika berminat bisa download di sini. Di teks tersebut hanya ditulis Bahasa Latin supaya mempermudah membaca dan mempelajari.
Dalam minggu-minggu ke depan, di paroki kami akan dimulai sebuah usaha untuk mensosialisasikan lagu lainnya seperti disyaratkan PUMR 41 di atas, yakni lagu Credo (Aku Percaya). Lagu yang akan disosialisasikan adalah Credo III yang ada di Puji Syukur 374, bisa download di sini. Saya ketik lagi teksnya, memisahkan Bahasa Latin dengan Bahasa Indonesia supaya lebih mudah dipelajari. Untuk notasi Credo ini saya adaptasi dari teks aslinya yang memakai not gregorian.
Cara yang dipilih untuk belajar tidak lagi sama dengan cara sosialisasi Pater Noster karena lagu Credo yang jauh lebih panjang dan lebih rumit. Tampaknya akan dipilih cara sosialisasi lewat kor-kor lingkungan/wilayah/kategorial supaya makin banyak umat yang terampil menyanyikan lagu ini. Mohon doanya agar cara ini lancar.
Demikian sharing saya :D:D:D semoga kedua teks yang saya buat ini bisa bermanfaat untuk sosialisasi Credo dan Pater noster.
Tantum Ergo
Bulan-bulan belakangan memang masa-masa kering lagu, bukan karena ketiadaan ide atau komposisi, melainkan karena kemalasan mengetik teks yang memang butuh waktu dan konsentrasi. Apalagi di rumah sekarang ini sudah berbagi komputer dengan anak yang sudah mulai rajin main komputer, meniru bapaknya. :D:D
Jadi untuk urusan ketik-mengetik mulai dari yang sederhana dulu, sebuah lagu pendek, sederhana, dan (tampaknya) mudah untuk dinyanyikan. Lagu ini untuk mengiringi penyembahan kepada Sakramen Mahakudus : Tantum Ergo (download di sini)
Bahasa Latin :
Tantum ergo Sacramentum
Veneremur cernui:
Et antiquum documentum
Novo cedat ritui:
Praestet fides supplementum
Sensuum defectui.
Genitori, Genitoque
Laus et iubilatio,
Salus, honor, virtus quoque
Sit et benedictio:
Procedenti ab utroque
Compar sit laudatio.
Amen.
Bahasa Indonesia :
Sakramen yang sungguh agung,
mari kita muliakan.
Surut sudah hukum lampau,
tata baru tampillah.
Karna indra tidak mampu,
iman jadi tumpuan.
Yang Berputra dan Sang Putra
dimuliakan, disembah,
dihormati dan dipuja
beserta dengan Sang Roh:
muncul dari KeduaNya,
dan setara disembah.
Amin.
Sebagai tambahan informasi yang saya baca dari sebuah website yang membahas tentang indulgensi (lihat di sini), dengan mendaraskan lagu ini dengan meriah saat Kamis Putih atau HR Tubuh dan Darah Kristus (tahun ini 6 Juni 2010) bisa mendapatkan indulgensi penuh, dan indulgensi sebagian pada kesempatan lainnya.
Selamat menikmati dan selamat berlatih.
Langganan:
Postingan (Atom)