Malam natal kemarin, saya mengiringi misa kedua jam 21.00, koornya gabungan dua wilayah: Wilayah II dan wilayah XIII. Mestinya ditambah wilayah XII, tapi entah mengapa wilayah yg bersangkutan tidak ikut bergabung.
Wilayah II adalah tempat saya tumbuh dan berkembang. Pertama kali jadi organis juga mengiringi wilayah II. Di sini pula ibu tercinta menjadi dirigen selama kurang lebih 10 tahun terakhir. Sekarang ini koor wilayah II lagi "anget-angetnya". Walaupun sebagian besar personelnya sudah lanjut usia, namun semangatnya sedang menggebu-gebu. Setiap mendapat tugas biasanya unison saja. Tugas bulan november ada kemajuan, bisa menyanyi 2 suara setelah saya buatkan aransemen khusus. Sudah bertahun-tahun wilayah II tidak bertugas misa besar.
Wilayah XIII adalah tetangganya wilayah II, hanya dipisahkan oleh tol jagorawi. Dirigen & pelatihnya Bapak Frans Bataona, pernah menjadi seksi liturgi paroki, dan dengan segala kelebihan dan kekurangannya termasuk orang yg saya segani di paroki. Tidak seperti wilayah II yg jarang tugas misa besar, wilayah XIII sudah berpengalaman bertugas misa besar.
Mengapa natal kali ini koornya gabungan beberapa wilayah? Saya menduga karena niat baik dari dewan paroki untuk memberikan kesempatan kepada wilayah2 yg jarang mendapat giliran tugas misa besar, dan karena keterbatasan kemampuan, maka digabungkan dengan wilayah yg sudah berpengalaman. Jika di misa kedua ada wilayah XIII, maka pada misa pertama ada wilayah III yg dipimpin oleh dirigen terbaik di paroki versi fesparawi terakhir.
Pada saat gladi bersih dan latihan terakhir, kombinasi wilayah II dan XIII ini menampilkan paduan suara yg termasuk mengkhawatirkan, jauh dari kompak, dan jauh dari bagus. Sebelum misa saya sempat berpikir jika sampai pada saatnya tugas masih belepotan, saya akan mengkritik habis dewan paroki. Namun kuasa Tuhan sungguh mengagumkan. Pada saatnya, hasil paduan suara gabungan ini justru melebihi harapan banyak orang. Nyanyinya kompak dan jauh dari kesan belepotan. Kesimpulannya kombinasi ini berhasil. Maka saya tidak jadi mengkritik habis dewan paroki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar