15 November 2010

Menyambut Masa Adven



Dulu waktu saya SD setiap masa adven selalu menyanyikan PS 436/437 Kiranya Langit Terbelah. Namun herannya setelah tumbuh besar saya menyadari bahwa koor-koor paroki jarang sekali menyanyikan lagu ini. Hal ini yang memancing saya sekitar 2 tahun lalu untuk membuat lagu yang syairnya saya ambil dari Kiranya Langit Terbelah ini, karena memang syairnya begitu indah, tentang penantian pada Sang Juruselamat.

Kiranya langit terbelah; ya Jurus'lamat datanglah,
bukalah surga segera, buanglah palang pintunya.

O, turun seperti embun, sirami ladang bumi-Mu;
curahkanlah anugerah, Raja yang adil, datanglah!

Hai bumi, kau terbukalah! Gunung, lembah menghijaulah!
Agar darimu bersemi Bunga selamat abadi.

Engkau dinanti dunia. Kedatangan-Mu kapankah?
Dari takhta-Mu turunlah; hiburkan kami yang resah.

Ya Surya Pagi yang cerah, biar fajar-Mu merekah;
mari, terbitlah cemerlang, halaulah kabut yang kelam.

Dirundung duka kemelut, kami menghadap pintu maut.
Umat-Mu, Tuhan, tuntunlah ke negeri sejahtera.

Di sana kami bersyukur memuliakan nama-Mu,
ya Penebus manusia, sampai selama-lamanya.


Kemarin tidak sengaja saya menemukan teks lagu ini, dan seketika langsung terpikir membuat versi acapella-nya, dengan memakai suara manusia untuk intro, sedangkan bagian lainnya tetap sama. Setelah utak-utik sana-sini, jadilah Kiranya Langit Terbelah versi acapella.

Selamat menikmati dan menjalani masa adven.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Keren lagunya,pak...pengen bisa bawakannya nih.bentar lagi kan adven.ijin sedot pak ya...buat ngelatih anak-anak seminari menengah di sintang.

Lukito mengatakan...

silahkan pak :)

kalau ada kekurangan pada lagunya, mohon masukan dan kritikannya.

Pengikut