21 Oktober 2010

MENYIAPKAN LITURGI PERKAWINAN

Banyak orang yang bingung menyiapkan saat perkawinan mereka, karena banyak yang harus mereka urus baik menyangkut unsur-unsur pokok sebuah perkawinan, maupun unsur-unsur pendukungnya. Unsur-unsur pokok dalam sebuah perkawinan katolik adalah penerimaan Sakramen Perkawinan di hadapan pejabat Gereja, yang untuk menuju kesana pun ternyata harus melalui jalan yang sama sekali tidak mudah, dan seringkali membingungkan.

Terkadang banyak pasangan yang tidak terlalu memperdulikan unsur pokok ini, dan cenderung lebih memperhatikan unsur tambahan seperti resepsi dan bulan madu. Padahal tanpa yang pokok ini, yang tambahan tidak akan berarti apa-apa. Lewat yang pokok inilah cinta mereka disatukan oleh Tuhan sendiri.

Lewat tulisan ini saya ingin membagikan pengalaman saya kepada anda semua yang akan menikah atau diminta menjadi panitia perkawinan teman atau saudara anda. Pengalaman yang saya bagikan terbatas pada unsur-unsur pokok saja. Semoga tidak membuat anda tambah bingung.


APA YANG PERLU DISIAPKAN PERTAMA KALI

  1. Anda harus punya pasangan dulu yang akan anda ajak menikah. Disarankan: Pasangan ini harus berbeda kelamin dengan anda, dan harus berada dalam posisi bebas, alias masih lajang, atau sudah pernah menikah namun dimungkinkan oleh hukum Gereja untuk menikah lagi. Tidak disarankan: Pasangan dengan kelamin yang sama. Gereja Katolik sangat menentang perkawinan sejenis . Jangan pula menikahi anak di bawah umur, karena dapat membawa anda masuk penjara.
  2. Tentukan tanggal perkawinan anda dan romo yang akan memimpin liturgi perkawinan. Disarankan: Selama ini yang lazim dilakukan adalah misa khusus untuk perkawinan. Namun, Gereja memiliki beberapa aturan yang tidak memungkinkan pada hari-hari tertentu dilangsungkan misa perkawinan, yang terkadang tidak dipatuhi oleh para romo. Ada juga keuskupan tertentu yang melarang misa khusus untuk perkawinan, sehingga perkawinan dilangsungkan tanpa misa. Hal-hal seperti ini tentu perlu dikomunikasikan dengan romo yang akan memimpin perkawinan anda, atau romo paroki tempat anda domisili atau romo paroki tempat anda akan melangsungkan perkawinan. Terbuka pula kemungkinan melangsungkan perkawinan pada salah satu misa umat. Bisa juga dalam misa perkawinan memakai rumus bacaan dan doa hari Minggu supaya umat yang menghadiri perkawinan anda sekaligus memenuhi kewajiban misa Minggu. Sekali lagi, komunikasikan dengan romo paroki anda. Tidak disarankan: Menentukan tanggal perkawinan tanpa sebelumnya berkomunikasi dengan romo-romo tersebut di atas. Pernah terjadi sepasang calon pengantin menghadap romo, minta melangsungkan perkawinan pada tanggal tertentu. Ternyata pada tanggal tersebut jadwal perkawinan di gereja maupun jadwal romonya sendiri sudah penuh. Padahal calon pengantin ini sudah membooking gedung resepsi, catering, dekorasi, dll. Jadi sebelum mengurus unsur tambahan (resepsi dll) pastikan dulu unsur pokoknya terpenuhi dengan baik.
  3. Pilih gereja tempat melangsungkan perkawinan. Disarankan: Jika paroki anda sudah punya gedung gereja sendiri, pakailah itu saja. Terkadang ada pasangan yang memiliki memori tertentu di sebuah gereja kemudian memilih gereja tersebut. Atau bisa juga karena pertimbangan estetika dan keindahan, kemudian memilih gereja yang dapat memenuhinya. Seperti ini sama sekali tidak dilarang. Hanya juga perlu dipertimbangkan seberapa jauh lokasi gereja itu dari tempat domisili anda dan keluarga serta orang-orang yang akan anda undang untuk ikut menghadiri perkawinan anda. Jika terlalu jauh bukankah malah merepotkan? Tidak disarankan: Memilih gereja protestan, apalagi merayakan misa di situ.
  4. Penuhi semua persyaratan administrasi tanpa kecuali. Disarankan: Temui petugas sekretariat paroki untuk bertanya tentang apa saja yang harus dipenuhi dalam persiapan perkawinan. Sekretariat paroki tentu akan memberitahu langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh. Jika anda dan pasangan anda berbeda paroki atau bahkan berbeda keuskupan, sering-seringlah bertanya karena sangat mungkin lain paroki/keuskupan lain pula aturan administrasinya. Biasanya yang harus dipenuhi adalah: surat pengantar ketua lingkungan domisili, surat baptis yang diperbarui (minta ke paroki tempat dibaptis), mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan (untuk ini juga ada syarat administrasi tertentu), fotocopy akta kelahiran, kartu keluarga dll, pas foto, dan setelah semuanya itu selesai baru memasuki tahap penyelidikan kanonik. Setelah penyelidikan kanonik, dan oleh romo yang memeriksa dinyatakan boleh menikah, baru nama anda dan pasangan anda akan diumumkan 3 minggu berturut-turut di gereja. Bila pasangan anda beda gereja atau beda agama, proses dan syaratnya tentu akan lebih banyak dari yang saya paparkan ini. Tidak disarankan: Bertanya kepada teman atau orang tua jika tidak tahu. Tanyakan langsung kepada sekretariat paroki. Ingat kata pepatah, “Malu bertanya sesat dijalan.”

JENIS PERAYAAN PERKAWINAN

Jika semua persyaratan administrasi sudah anda penuhi, saatnya memikirkan liturgi perkawinan. Perayaan liturgi yang baik adalah perayaan yang bisa menghasilkan buah yang baik. Menghasilkan buah berarti dalam perayaan itu siapa saja yang hadir dapat memetik manfaat dan dari situ membuat hidup rohaninya menjadi lebih baik.

Dalam perayaan liturgi perkawinan, buah yang baik ini diharapkan pertama-tama dipetik oleh pasangan yang menikah, kemudian baru seluruh umat yang hadir. Untuk menghasilkan buah yang baik, sebuah perayaan liturgi tentu harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya pula.

Ada alternatif apa saja untuk melangsungkan perayaan perkawinan?

  1. Penerimaan Sakramen Perkawinan dengan misa yang tidak memenuhi kewajiban hari Minggu
  2. Penerimaan Sakramen Perkawinan dengan misa yang memenuhi kewajiban hari Minggu
  3. Penerimaan Sakramen Perkawinan di tengah misa umat hari Minggu
  4. Penerimaan Sakramen Perkawinan tanpa misa

Untuk bisa memahami istilah-istilah di atas, perlu dijabarkan secara sederhana:

  • Bagian pokok dari misa adalah Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi, dengan Ritus Pembuka dan Ritus Penutup sebagai bagian pendukung.
  • Penerimaan Sakramen Perkawinan dengan misa (baik yang memenuhi maupun tidak memenuhi kewajiban hari Minggu, maupun di tengah misa umat hari minggu) tetap terdiri dari dua bagian pokok tersebut, dengan ditambahkan Liturgi Perkawinan di tengahnya. Sehingga susunannya menjadi Ritus Pembuka-Liturgi Sabda-Liturgi Perkawinan-Liturgi Ekaristi-Ritus Penutup.
  • Penerimaan Sakramen Perkawinan dengan misa yang tidak memenuhi kewajiban hari Minggu, berarti dalam perayaan tersebut semua doa, bacaan dan lagu memakai tema perkawinan. Kebanyakan perkawinan, khususnya di Jakarta, memakai jenis ini, dan dapat dilangsungkan pada hari apa saja kecuali hari-hari tertentu yang melarang dilangsungkan perkawinan.
  • Penerimaan Sakramen Perkawinan dengan misa yang memenuhi kewajiban hari Minggu, hanya bisa dilangsungkan pada hari Minggu, dengan jam khusus yang berbeda dari misa reguler. Berarti doa, bacaan, dan lagu menggunakan rumus misa hari Minggu tersebut. Salah satu bacaan dapat dipilih dengan tema perkawinan. Begitu juga lagu-lagu setelah berkat penutup dapat memakai lagu tema perkawinan.
  • Penerimaan Sakramen Perkawinan di tengah misa umat hari Minggu, berarti mengambil jam dimana misa biasa dilangsungkan, dengan semua doa, bacaan, dan lagu dari rumus misa hari itu. Setelah homili dilangsungkan Liturgi Perkawinan untuk mempelai yang menikah. Dan setelah itu misa seperti biasa.
  • Penerimaan Sakramen Perkawinan tanpa misa menghilangkan Liturgi Ekaristi, sehingga susunannya: Ritus Pembuka-Liturgi Sabda-Liturgi Pernikahan-Ritus Penutup.
  • Manapun jenis yang anda pilih tidak berpengaruh apapun terhadap Sakramen Perkawinan yang akan anda terima.

Apa saja bagian pokok dan pelengkap dari Liturgi Perkawinan?

Bagian pokok dari Liturgi Perkawinan adalah:

  1. Pernyataan kesediaan mempelai, bahwa pernikahan yang akan dilangsungkan sungguh dengan ikhlas hati, dan bersedia menjadi orang tua yang baik serta mendidik anak-anak secara katolik. Bentuk pernyataan sendiri dapat berupa tanya jawab, bisa juga dengan satu pernyataan utuh.
  2. Kesepakatan pernikahan, dimana kedua mempelai saling mengucapkan janji nikah. Pengucapan janji nikah ini boleh memilih dari bentuk yang ada:
    • Dalam bentuk pengambilan sumpah,
    • Saling berjabat tangan,
    • Tanya jawab.
  3. Peneguhan oleh imam, bahwa pernikahan yang dilangsungkan adalah pernikahan katolik yang sah.
  4. Doa untuk mempelai. Bagian ini dapat dipindahkan setelah Bapa Kami.

Bagian pelengkap dari Liturgi Pernikahan adalah:

  1. Pemberkatan dan pemasangan cincin
  2. Pemberkatan dan pemberian kitab suci, salib, rosario, patung rohani.
  3. Sungkem kepada orang tua

PETUGAS LITURGI

Setelah anda memilih alternatif mana yang anda pilih dan disetujui oleh romo, saatnya anda memilih dan menentukan petugas-petugas untuk membantu kelancaran, kekhidmatan dan keagungan pernikahan anda. Inilah petugas yang anda butuhkan:

1. Romo. Tentu saja setiap perayaan sakramen memerlukan romo. Anda bisa pilih romo paroki anda, romo yang dekat dengan anda, atau romo yang kebetulan masih keluarga anda, atau bahkan romo paroki tetangga yang tidak anda kenal. Manapun yang anda pilih tetap utamakan komunikasi.

2. Saksi. Untuk sahnya pernikahan katolik diperlukan dua orang saksi untuk menyaksikan pernikahan. Identitas saksi ini biasanya harus sudah jelas saat penyelidikan kanonik. Kehadiran saksi sesuai dokumen kanonik mutlak perlu, karena mereka nanti juga akan menandatangani dokumen tersebut. Saksi harus beragama katolik dan sebaiknya memiliki hidup berkeluarga yang baik dan patut dicontoh.

3. Kelompok koor. Manapun kelompok yang anda pilih, sebaiknya pertimbangkan faktor kedekatan anda/pasangan atau keluarga anda/pasangan dengan kelompok tersebut. Mereka yang punya faktor ini tentu akan bernyanyi dengan lebih berperasaan, bukan karena diberi sesuatu tapi karena ingin memberikan yang terbaik.

4. Pemain musik. Kebanyakan kelompok koor memiliki organis sendiri. Jika koor yang anda pilih sudah punya organis, anda tidak perlu repot memikirkan lagi. Tapi jika anda menginginkan lebih dari sekedar organis (misalnya orkes), anda perlu menyiapkan dana besar untuk menyewa pemain orkes.

5. Prodiakon. Pernahkah anda menghadiri misa pernikahan yang dihadiri banyak sekali umat, sementara romo sendirian membagikan komuni, antrian masih panjang tapi koor sudah kehabisan lagu? Jangan sampai ini terjadi pada pernikahan anda. Perhitungkan dengan cermat berapa kira-kira jumlah umat yang menghadiri pernikahan anda. Dan sekiranya cukup banyak, anda memerlukan prodiakon untuk membantu romo membagi komuni. Prodiakon tidak diperlukan jika umat yang hadir tidak terlalu banyak.

6. Misdinar / Putra Altar. Bagaimanapun bentuk perayaan yang anda inginkan, tetap memerlukan kehadiran seorang atau sepasang misdinar untuk membantu romo di panti imam.

7. Lektor. Setiap paroki pasti memiliki orang-orang yang dikhususkan untuk pelayanan sebagai lektor, yang bertugas membacakan bacaan pertama dan kedua dan kalau perlu, mazmur tanggapan. Idealnya merekalah yang bertugas sebagai pembaca bacaan pertama, sekalipun dalam perayaan pernikahan. Tugas ini bukanlah tugas adik atau kakak atau sepupu anda, yang belum tentu dapat membacakan dengan baik. Tugas ini adalah tugas lektor yang memang dilatih untuk itu. Sabda Allah yang dihidangkan kepada umat (tidak hanya anda sebagai pengantin) tentu perlu dihidangkan dengan sebaik-baiknya, dan bukan sembarangan. Sama seperti tidak semua orang boleh membagi komuni dalam Liturgi Ekaristi, begitu pula tidak semua orang boleh membaca Sabda Allah dalam Liturgi Sabda.

8. Koster. Jika anda menginginkan pernikahan yang agak beda dari yang sudah lazim dirayakan, sangat perlu dikoordinasikan dengan koster yang menyiapkan perlengkapan perayaan. Misalnya jika anda ingin sungkem tidak hanya kepada orang tua tapi juga kepada kakek nenek, tentu koster perlu menyiapkan kursi lebih banyak. Ingat pula bahwa terkadang koster juga mengoperasikan sound system gereja.

9. Penghias Altar. Ada paroki yang tidak mengijinkan dekorator profesional untuk menghias altar, hal ini dikarenakan hiasan altar juga bagian dari liturgi dan oleh karena itu juga perlu disiapkan dengan baik. Karena bunga itu juga tidak gratis, jika anda ingin lebih dari hiasan mingguan, juga perlu membayar lebih. Alangkah baiknya jika bunga pernikahan anda juga dapat dipakai untuk hiasan misa Minggu, hitung-hitung menyumbang untuk gereja.

10. Satpam/Penjaga Parkir. Di gereja tertentu, dimana berbagi ruang parkir dengan sekolah yang ada di sampingnya, persoalan parkir dan keamanan bisa menimbulkan masalah. Tanpa koordinasi, potensial terjadi penumpukan kendaraan atau bahkan mobil pengantin tidak bisa masuk pelataran gereja.

11. Wakil Keluarga. Wakil keluarga nantinya bertugas untuk menyerahkan pasangan pengantin kepada romo untuk diresmikan di awal perayaan pernikahan. Sebaiknya wakil keluarga ini dari kerabat dekat atau ketua lingkungan.

12. Petugas Persembahan. Jika anda menghendaki diadakan misa, maka perlu petugas pengantar persembahan. Idealnya yang dihantar adalah roti dan anggur saja. Jika pernikahan tanpa misa tidak perlu ada perarakan bahan persembahan.

13. Petugas Kolekte (fakultatif). Tidak semua paroki mengadakan kolekte saat perayaan pernikahan di jam khusus. Maka komunikasikan dengan romo paroki tempat dilangsungkan pernikahan.

14. Koordinator liturgi. Sekalipun anda menyiapkan segala sesuatunya dengan matang, pada saat pernikahan, anda berada di depan altar, di situ saja dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika terjadi sesuatu. Untuk itu anda membutuhkan seseorang atau panitia kecil yang bertugas untuk mencek segala sesuatu yang sudah anda siapkan. Misalnya koornya sudah siap atau belum, saksi apakah sudah hadir, sound system apakah sudah siap, dll. Orang seperti ini haruslah yang berpengalaman menangani kegiatan liturgi, misalnya prodiakon atau seksi liturgi lingkungan.

PERLENGKAPAN

Selain menentukan petugas, anda juga perlu menyiapkan benda apa saja yang dibutuhkan untuk perayaan pernikahan anda. Biasanya dalam setiap pernikahan ada barang-barang ini:

Disiapkan koster:

  • Wireless; Terkadang masalah sound system berpengaruh terhadap khidmatnya suatu perayaan. Jumlah microphone / wireless yang terbatas bisa mengganggu juga. Untuk itu tanyakan ke koster bisa menyediakan berapa microphone / wireless untuk liturgi pernikahan. Jumlah yang ideal adalah 3 buah: satu untuk romo, satu untuk pengantin pria dan satu lagi untuk pengantin wanita. Namun bisa juga 2 buah saja: satu untuk romo dan satu lagi bergantian pengantin pria dengan wanita.
  • Tempat air suci dan hisop; Seperti lazimnya perayaan pernikahan ada pemberkatan benda-benda rohani yang diperciki dengan air suci.
  • Bahan persembahan Piala dan tempat anggur; Sama seperti misa hari minggu. Jika anda ingin melibatkan lebih banyak petugas pengantar persembahan, anda juga dapat meminta sibori untuk dihantar saat persembahan.

Disiapkan pengantin

  • Cincin
  • Kitab Suci, Salib, Rosario
  • Buku Panduan; walaupun tidak harus ada, namun bisa sangat membantu pengantin maupun umat yang hadir. Sebaiknya isi buku panduan ini diambil dari teks resmi dan disetujui oleh romo yang akan memimpin perayaan.
  • Lilin untuk doa kepada Bunda Maria

PEMILIHAN LAGU

Hendaknya sungguh dihindarkan pemilihan lagu-lagu profan yang dinyanyikan artis-artis pop. Gunakanlah lagu liturgis yang memang diciptakan untuk keperluan liturgi, atau lagu-lagu yang syairnya diambil dari Alkitab atau sumber-sumber liturgi. Pemilihan lagu yang sembarangan tidak hanya mencederai kualitas perayaan, tapi juga menjadi contoh yang tidak baik bagi umat yang hadir. Ingat, fokus perayaan pernikahan bukan hanya pada dua insan yang hendak menikah, tapi juga Allah yang mempersatukan, sehingga lagu-lagunya pun harus senantiasa terarah kepada Allah Bapa yang mempersatukan itu.

PEMILIHAN BACAAN

Berikut ini pilihan bacaan untuk perayaan pernikahan :

TEMA 1 PUJIAN CINTA

BACAAN I:

Pilihan 1:Pembacaan dari kitab Kidung Agung 2:8-10.14.16a; 8:6-7a
Pilihan 2: Pembacaan dari surat pertama rasul Yohanes: 4:7-12
Pilihan 3: Pembacaan dari surat pertama rasul Paulus kepada umat di Korintus 12:31-13:8a

BACAAN INJIL :

Pilihan 1: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Yohanes 15:9-12 Pilihan 2: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Matius 22:35-40

TEMA 2 PERJANJIAN SETIA

BACAAN I:

Pilihan 1: Pembacaan dari kitab nabi Yeremia 31:31-32a.33-34a
Pilihan 2: Pembacaan dari surat rasul Paulus kepada umat di Efesus 5:2a.21-33
Pilihan 3: Pembacaan dari surat Rasul Paulus kepada umat di Roma 8:31b-35.37-39.
Pilihan 4: Pembacaan dari kitab Wahyu 19:1-9a

BACAAN INJIL : Inilah Injil Yesus Kristus menurut santo Matius 19:3-6

TEMA 3 KEBAHAGIAAN ITU BERKAT TUHAN DAN TANGGUNGJAWAB KITA

BACAAN I:

Pilihan 1: Pembacaan dari kitab Putera Sirakh 26:14.16-21
Pilihan 2: Pembacaan dari kitab Kejadian: 24:48-51.58-67
Pilihan 3: Pembacaan dari kitab Tobit: 8:5-10
Pilihan 4: Pembacaan dari surat rasul Paulus kepada umat di Kolose 3:12-17
Pilihan 5: Pembacaan dari surat pertama rasul Yohanes 3:18-24

BACAAN INJIL :

Pilihan 1: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Yohanes 15:12-16
Pilihan 2: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Yohanes 2:1-11


TEMA 4 CINTA MEMPERSATUKAN

BACAAN I:

Pilihan 1: Pembacaan dari kitab Kejadian 2:18-24
Pilihan 2:Pembacaan dari kitab Tobit 7:9c-10.11c-17
Pilihan 3: Pembacaan dari surat pertama rasul Petrus 3:1-9

BACAAN INJIL :

Pilihan 1: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Yohanes 17:20-26
Pilihan 2: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Markus 10:6-9

TEMA 5: CINTA BERKURBAN

BACAAN I:

Pilihan 1: Pembacaan dari kitab Kejadian 1:26-28.31a
Pilihan 2: Pembacaan dari surat rasul Paulus kepada umat di Roma 12:1-2.9-18
Pilihan 3: Pembacaan dari surat pertama rasul Paulus kepada umat di Korintus 6:13c-15a.17-20

BACAAN INJIL :

Pilihan 1: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Matius 5:13-16
Pilihan 2: Inilah Injil Yesus Kristus menurut santo Matius 7:21.24-29
Pilihan 3: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Matius 5:1-12a


PERAYAAN PERNIKAHAN

Tinggal satu hal yang mungkin paling ribet, namun krusial, yaitu bagaimana perayaan berjalan. Berikut ini saya sajikan perincian perayaan pernikahan mulai dari awal sampai akhir:

Persiapan sebelum perayaan

MC memberikan petunjuk

Petunjuk apa yang diberikan? Patut diingat bahwa dalam perayaan pernikahan, yang hadir di gereja tidak hanya yang katolik saja, tapi juga terkadang anggota keluarga non katolik. Terkadang mereka tidak tahu sikap yang wajar di dalam gereja, dan untuk itu perlu diberitahukan. Pengumuman supaya jangan makan minum di dalam gereja, mematikan handphone, atau menjaga ketenangan tetap perlu diumumkan sebelum perayaan berlangsung. Selain itu juga perlu diumumkan agar umat mengikuti tata gerak yang lazim berlaku, tidak hanya sebagai penonton, tapi juga turut aktif lewat tata gerak dan jawaban umat.

Penyambutan dan penyerahan pengantin

Ada dua model acara ini:

Pertama, penyambutan di pintu gereja, dimana imam dan misdinar berjalan ke pintu untuk menyambut mempelai, kemudian semuanya kirab menuju altar. Kalau cara ini yang dipilih, penyerahan dari wakil keluarga dilakukan di pintu gereja.

Kedua, imam dan pengantin pria menunggu di bawah panti imam, kemudian pengantin wanita berjalan masuk didampingi ayah atau walinya. Kalau cara ini yang dipilih, penyerahan dari wakil keluarga dilakukan setibanya pengantin wanita di bawah panti imam.

Selain itu dalam acara ini juga lazim dilakukan pemercikan air suci, yang juga tidak apa-apa jika tidak dilakukan.

RITUS PEMBUKA

Tanda salib dan salam

Pengantin dan umat berdiri.

Pengantar oleh imam

Tobat

Seperti halnya misa pada umumnya, cara tobat bisa bermacam-macam, bisa dengan Saya mengaku, mendaraskan mazmur, lagu Tuhan kasihanilah kami yang diselingi doa, bisa juga pemercikan air suci (Asperges Me)

Kemuliaan (jika menggunakan rumus misa Minggu)

Doa Pembuka

Pengantin dan umat berdiri

LITURGI SABDA

Bacaan Pertama

Pengantin dan umat duduk.

Mazmur Tanggapan

Sekarang ini sudah lazim mengganti mazmur tanggapan dengan lagu antar bacaan. Kebiasaan ini sungguh tidak tepat. Mazmur tanggapan adalah bagian pokok dari liturgi sabda, dan karenanya tetap perlu dinyanyikan atau didaraskan. Memang sampai saat ini masih terasa aneh jika menyanyikan mazmur tanggapan, namun perasaan aneh itu hanya karena tidak biasa. Pengantin dapat memilih lagu mazmur tanggapan yang akrab di telinga dan siapapun pasti suka, seperti PS 646 Tuhanlah Gembalaku dan PS 677 Nyanyikanlah Nyanyian Baru. Juga bisa dipilih dari buku Mazmur Tanggapan yang diterbitkan KWI. Lagu-lagu ini dapat menjadi alternatif sementara sampai KWI mengeluarkan buku nyanyian mazmur untuk pernikahan.

Bacaan Kedua (jika menggunakan rumus misa Minggu)

Bait Pengantar Injil

Pengantin dan umat berdiri.

Bait Pengantar Injil pada hakikatnya harus dinyanyikan. Pengantin dapat meminta koor menyediakan solis untuk menyanyikan Alleluya, kemudian ayatnya diambil dari salah satu ayat Injil yang akan dibacakan.

Bacaan Injil

Homili

Pengantin dan umat duduk.

Walaupun bagi pengantin pernikahan adalah sekali seumur hidup, terkadang bagi romo hanya rutinitas belaka sehingga tidak terlalu istimewa. Sehingga ada romo yang setiap menyampaikan homili saat pernikahan selalu sama. Ada romo yang setiap homili selalu menanyakan ketemu di mana, berapa tahun pacaran, dll, kemudian ditutup dengan nasihat kalau ada masalah coba kembali ke tempat pertama bertemu. Selalu seperti itu homilinya.

Maka pengantin dapat meminta kepada romo untuk memberikan homili sesuai bacaan yang telah mereka pilih, agar melalui bacaan dan homili, mereka sungguh dapat memetik buah sebagai bekal perjalanan hidup berkeluarga.

LITURGI PERKAWINAN

Mohon restu orang tua (fakultatif)

Setiap pasangan pengantin maupun orang tua tentu menginginkan upacara sungkeman ini dilangsungkan dengan khidmat dan berkesan. Namun terkadang orang tua lupa maupun pengantin lupa, bahwa acara ini bukanlah termasuk inti perayaan, sehingga tidak ada alasan untuk berlama-lama pada saat ini. Terkadang orang tua memberikan nasihat-nasihat kepada anaknya yang akan menikah. Walaupun tidak sama sekali salah, pemberian nasihat yang terlalu lama bisa mengganggu juga. Berikanlah nasihat secukupnya, bila ingin panjang lebar bisa dilakukan di rumah atau dalam acara yang tersendiri.

Pernyataan mempelai

Pengantin berdiri didampingi para saksi, umat duduk.

Kesepakatan pernikahan / Janji Nikah

Umat berdiri.

Cara manapun yang dipilih (tanya jawab, bentuk sumpah, atau saling berjabat tangan) tetaplah sah, sehingga pengantin perlu memutuskan cara yang paling sesuai dan cocok. Walau demikian, menurut hemat saya, cara saling berjabat tangan adalah cara yang paling pas, karena dengan cara ini memungkinkan keduanya untuk saling menatap satu dengan yang lain sehingga cara ini dapat melibatkan mereka secara emosional. Selain itu karena pertimbangan praktis, dengan cara ini fotografer memiliki sudut pengambilan gambar yang lebih artistik.

Penerimaan Kesepakatan pernikahan

Doa untuk mempelai

Baik penerimaan kesepakatan pernikahan maupun doa untuk mempelai sebaiknya mengunakan rumus yang sudah ada.

Pemberkatan dan pengenaan cincin (fakultatif)

Pemberkatan dan pemberian kitab suci, salib dan rosario (fakultatif)

Syahadat (jika menggunakan rumus misa Minggu)

Doa Umat

Dalam doa umat hendaknya didoakan ujud-ujud bagi kepentingan Gereja dan umat setempat, juga bagi kedua mempelai, orang tua dan keluarga, serta pihak-pihak yang sudah membantu jalannya perayaan.

Bila tanpa misa, setelah Doa Umat langsung disambung doa Bapa Kami, doa penutup lalu Ritus Penutup.

LITURGI EKARISTI

Perarakan Persembahan

Bahan persembahan yang sebenarnya adalah roti dan anggur, pada saat ini juga dapat dihantar persembahan untuk orang miskin. Roti dan anggur nantinya akan dikonsekrir menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Kebanyakan peraya menambah bahan lain seperti buah, bunga, atau lilin yang sesungguhnya tidak punya nilai liturgi apapun. Buah biasanya akan diberikan kepada romo yang memimpin perayaan, bunga adalah bahan dekorasi bukan persembahan, lilin sedianya sudah ada di altar.

Pengantin dapat meminta siapa pun untuk menjadi petugas pengantar persembahan, perlu diperhatikan kesiapan mereka. Jangan sampai ketidaksiapan mengakibatkan perayaan menjadi kurang khidmat.

Persiapan Persembahan – Anakdomba Allah seperti misa biasa.

Hanya perlu diperhatikan pada bagian salam damai, seringkali pengantin dan keluarga ingin menyalami semua kerabat dan sahabat yang hadir. Seperti ini menciptakan suasana yang gaduh dan tidak khidmat. Pengantin, keluarga dan umat yang hadir cukup memberikan salam damai kepada orang-orang yang posisinya terdekat.

Penerimaan Komuni

Jika anda ingin menerima komuni dalam dua rupa roti dan anggur, ada yang perlu anda ketahui. Terkadang masih ada romo yang melanggar ketentuan dasar mengenai komuni dua rupa dimana awam tidak boleh mengambil hosti sendiri apalagi kemudian mencelupkan sendiri. Tidak boleh juga pengantin saling menyuapi Tubuh dan Darah Kristus. Beritahukanlah hal ini kepada romo pemimpin perayaan, mengingat belum semua romo paham aturan ini. Dengan mentaati peraturan, anda sudah memberikan penghormatan yang pantas kepada Sakramen Mahakudus. Bila perlu rujukan tentang aturan bisa lihat di http://www.imankatolik.or.id/kvii.php?d=Redemptionis+Sacramentum&q=100-107

Doa Sesudah Komuni

Pengantin dan umat berdiri

RITUS PENUTUP

Doa Penutup (khusus perayaan pernikahan tanpa misa)

Pengumuman dan sambutan

Berkat Penutup

Doa kepada Bunda Maria

Penandatanganan Berkas Kanonik

Foto Bersama

Sumber:

1 komentar:

Andreas Susilo Adi mengatakan...

berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menikah sejak lamaran pasangan sampai perayaan?(diasumsikan lamaran sudah diterima pasangan dan beragama katolik)

Pengikut